Penyakit Kucing – Sangat penting untuk selalu menjaga kesehatan kucing peliharaan, salah satunya dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Ternyata, kondisi gigi dan mulut sangat berpengaruh pada kesehatan kucing secara keseluruhan. Sama seperti manusia, gigi kucing juga harus dibersihkan dengan teratur.
Yang Perlu Diketahui Cara Mencegah Penyakit Kulit pada Kucing
memandikan kucing usia dan dampaknya virus kucing bulu kucing kucing diare
Bulu kucing yang bersih, halus, dan lembut menandakan kulit yang sehat. Jika kulit kucing terlihat ada kemerahan, benjolan, pengelupasan, atau iritasi, maka terjadi masalah pada kesehatan kulitnya. Jika kulit kucing mengalami masalah, maka kucing kesayangan kamu perlu mendapatkan perawatan segera.
Perlu diketahui bahwa penyakit kulit pada kucing dapat dicegah dan dihindari. Tentu hampir semua hewan pernah mengalami penyakit kulit, khususnya disebabkan oleh jamur dan parasit lainnya. Sebelum kucing kesayangan kamu mengalami penyakit kulit, sebaiknya lakukan langkah pencegahan, seperti:
- Memberikan Makanan yang Berkualitas Baik
Pilihlah makanan kucing yang mengandung nutrisi baik. Makanan yang berkualitas dapat memberikan kebutuhan yang dibutuhkan kucing peliharaan. Penting untuk selalu memastikan makanan kucing mengandung omega-3 bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit dan bulu. Kamu bisa mengetahui makanan berkualitas dengan membaca komposisi pada kemasan makanan kucing.
- Hindari Kucing dari Gangguan Kutu dan Jamur
Membasmi jamur di kulit kucing sangat penting untuk menjaga kesehatan kulitnya. Selain jamu, kutu juga bisa menjadi penyebab munculnya penyakit kulit pada kucing.
Hal ini karena gigitan kutu dapat membuat kucing menggaruk kulit, sehingga menyebabkan luka yang bisa menimbulkan penyakit kulit lain. Kamu dapat mencegah atau menghilangkan kutu dan jamur dengan memandikan kucing dengan sampo khusus.
- Kontrol Frekuensi Mandi
Ini adalah cara yang terpenting agar kesehatan kulit dan bulu kucing terjaga tetap sehat. Pastikan selalu memandikan kucing kesayangan secara teratur supaya ia terhindar dari semua kotoran dan bakteri penyebab penyakit kulit. Selain mandi, kamu juga harus rajin menyisir atau menyikat bulu kucing setiap hari. Ini supaya rambutnya tetap halus dan minyak alami pada tubuh dapat tersebar secara merata ke bagian badannya yang lain.
Yang tidak kalah penting, kamu juga harus rajin dan merawatnya. Hindari pula hewan kesayangan kamu berkontak langsung dengan kucing liar atau kucing yang sedang mengalami penyakit kulit.
Penyakit Kulit yang Umum Terjadi pada Kucing
Kamu juga perlu mengenali penyakit kulit yang umum terjadi pada kucing agar dapat lebih waspada dan segera memberikan perawatan pada kucing kamu. Penyakit kulit yang perlu diwaspadai diantaranya:
- Abses
Merupakan salah satu dari banyak masalah kulit kucing yang umum. Kondisi kulit ini merupakan kumpulan nanah yang menyakitkan, biasanya terjadi di area luka gigitan atau tusukan. Abses membentuk pembengkakan keras yang melunak seiring waktu dan bisa pecah serta mengeluarkan cairan nanah. Penyakit kulit ini dapat terjadi saat kucing pernah berkelahi dengan kucing atau hewan lain.
- Tungau Telinga
Jika kucing terlihat sering memiringkan dan menggelengkan kepala, menggaruk telinga, dan terdapat kotoran yang berwarna coklat dan banyak di telinga, kemungkinan kucing terkena tungau telinga. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa gatal dan iritasi yang luar biasa. Jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan infeksi bakteri.
- Dermatitis
Cara terbaik untuk mencegah dermatitis kontak yaitu menjauhkan kucing dari area yang terdapat bahan kimia dan memberi makan kucing dengan mangkuk berbahan kaca, baja antikarat, atau keramik bebas timbal.
- Jerawat Kucing
Kucing juga bisa berjerawat. Pada kucing, jerawat dan komedo dapat terbentuk di bagian bawah dagu dan tepi bibir. Piring makan yang berbahan plastik atau karet bisa menjadi penyebab jerawat kucing.
- Alergi Kutu
Salah satu masalah kulit kucing yaitu alergi kutu. Kondisi kulit ini tampak seperti benjolan gatal yang muncul di pangkal ekor, bagian kaki belakang, dan paha bagian dalam. Pada kucing yang sensitif, dengan hanya satu gigitan kutu dapat menyebabkan gejala berjam-jam atau berhari-hari.
Yang Perlu Diketahui Penyakit Kulit Demodekosis pada Kucing Peliharaan
Meskipun sudah melakukan yang terbaik, tetapi terkadang beberapa penyakit dapat menyerang pada kucing peliharaan kamu termasuk juga penyakit kulit. Gangguan ini umumnya disebabkan oleh tungau yang menjadi parasit sehingga memengaruhi kesehatan kulit. Maka dari itu, kamu harus tahu secara pasti tentang demodex, penyakit kulit yang terjadi pada kucing. Berikut ulasan lengkapnya!
Demodex, Penyakit Kulit yang Terjadi pada Kucing
Demodekosis adalah gangguan yang terjadi pada kulit disebabkan oleh parasit dengan jenis tungau demodex. Tungau ini sebenarnya dapat ditemukan pada kulit semua jenis hewan, tetapi pada umumnya menyerang kucing dan anjing yang menyebabkan gejala klinis. Risiko dari gangguan ini sering dihubungkan dengan sistem kekebalan yang lemah, meski tidak pasti selalu disebabkan hal tersebut.
Meskipun demodekosis lebih umum terjadi pada anjing dibandingkan kucing, tetapi ada dua jenis tungau demodex yang dapat menyerang hewan manja tersebut, yaitu Demodex cati dan Demodex gatoi. Pada jenis Demodex cati, biasanya ditemukan dalam folikel rambut, sedangkan Demodex gatoi lebih cenderung hidup di permukaan kulit. Semua Jenis Kucing memiliki risiko terhadap gangguan ini, tetapi kucing Burma dan Siam lebih tinggi risikonya.
Tungau demodex adalah jenis spesies yang spesifik menyerang spesies tertentu. Untuk dapat bertahan hidup, setiap jenis tungau ini hanya memiliki satu inang yang spesifik tergantung jenis spesies tungau itu sendiri. Hal tersebut berarti kucing yang terinfeksi tidak dapat menularkan gangguan ini pada anjing dan sebaliknya. Selain itu, penyakit kulit yang umumnya menyerang pada kucing ini tidak dapat menyebar ke manusia.
Gejala dari Penyakit Kulit Demodekosis pada Kucing
Tungau demodex dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda tergantung spesies yang menyerang. Berikut ini pembagian berdasarkan jenis tungau yang menyerang:
- Demodex cati
Kucing yang terserang tungau jenis ini sering dikaitkan dengan rambut rontok, peradangan kulit, dan pengerasan kulit. Lesi kulit akan menimbulkan rasa gatal pada beberapa kasus, seperti hanya memiliki masalah kulit lokal, umumnya pada wajah, kepala, dan leher. Namun, mungkin saja gangguan ini menyebar ke seluruh tubuh. Tungau jenis ini juga dapat menjadi penyebab infeksi telinga berulang.
- Demodex gatoi
Penyebab penyakit kulit pada kucing ini umumnya menimbulkan gejala berupa rasa gatal yang parah, peradangan pada kulit, dan kerak di sepanjang batang tubuh serta tungkai. Pada beberapa kasus, kucing dapat mengalami pertumbuhan bisul di bibir atau koreng kecil di seluruh tubuh. Gangguan ini akan sulit dibedakan dengan alergi kulit. Kucing yang didiagnosis alergi kulit harus tetap mempertimbangkan demodekosis.
Cara Penyebaran Penyakit Kulit Demodekosis pada Kucing
Demodekosis yang disebabkan tungau cati belum diketahui secara pasti cara penyebarannya, tetapi imun yang melemah memungkinkan tungau tersebut berkembang biak di luar kendali. Selain itu, penyakit ini mungkin dikaitkan dengan obat-obatan yang dapat menekan sistem kekebalan. Dokter akan dapat memastikan segala kemungkinan jika kucing peliharaan kamu tidak menerima obat yang bisa menyebabkan kondisi ini.
Pada Demodex gatoi, tungau jenis ini dapat menular antar kucing. Hal tersebut karena beberapa kucing tidak menimbulkan gejala meski sudah terinfeksi. Maka dari itu, jika kamu mempunyai banyak kucing di rumah lalu ada satu kucing yang terinfeksi, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan menyeluruh. Satu kucing dapat menyebarkan penyakit tersebut ke kucing lainnya, meskipun tidak menimbulkan gejala apa pun.
Cara Mengatasi Penyakit Kulit Demodekosis pada Kucing
Perawatan yang dilakukan untuk demodekosis pada kucing tergantung dari jenis tungau yang menyerang. Pada jenis cati, pengobatan dapat berhasil tergantung dari identifikasi dan penanganan penyebab yang mendasari imunosupresi. Saat masalah imun teratasi, antibiotik dapat diberikan untuk membunuh tungau tersebut. Pengobatan topikal juga dapat diberikan agar kulit lebih baik.
Jika disebabkan oleh jenis tungau gatoi, perawatan yang berhasil tergantung pada perawatan semua kucing yang ada di rumah. Perawatan yang digunakan untuk mengobati infeksi Demodex gatoi mirip dengan yang digunakan pada jenis infeksi Demodex cati, hanya jika risiko yang mendasarinya sudah teratasi. Beberapa cara lainnya yang dapat dilakukan adalah penggunaan belerang kapur, ivermectin, milbemycin, atau perawatan lainnya.
Itulah ulasan lengkap terkait penyakit kulit demodex yang dapat menyerang kucing peliharaan. Dengan mengetahui lebih lengkap tentang gangguan ini, diharapkan kamu lebih tanggap agar masalah yang terjadi dapat diatasi segera. Dengan begitu, gangguan kulit tidak sampai membuat tubuh kucing kesayangan kamu terlihat seperti habis mendapat siksaan.
Yang Perlu Diketahui Penyakit yang Rentan Menyerang Anak Kucing
Anak kucing, terutama yang baru lahir rentan terserang penyakit. Hal ini karena anak kucing belum memiliki sistem imun yang kuat seperti kucing dewasa. Sistem imun anak kucing belum terbentuk sempurna dan mudah terserang penyakit. Itulah sebabnya, kamu perlu berhati-hati saat mengasuh anak kucing.
Hal yang perlu diwaspadai adalah kedatangan kucing liar yang sering membawa penyakit berbahaya. Untuk itu, kamu perlu melindungi kucing peliharaan kamu dari kucing liar yang membawa penyakit. Dengan tetap di dalam rumah, kucing dapat terhindar dari parasit, termasuk kutu, virus, dan bakteri.
Berikut ini penyakit yang rentan menyerang anak kucing dan perlu diwaspadai, yaitu:
- Infeksi Kulit
Saat usia kucing masih di bawah satu tahun, maka imunitas tubuhnya masih lemah. Salah satu penyakit yang rentan dialami anak kucing yaitu infeksi kulit. Penyakit ini dapat diketahui saat kucing terlihat menggaruk-garuk badannya. Penyebab infeksi kulit bermacam-macam, tapi paling sering disebabkan oleh infeksi jamur.
Jamur ringworm adalah jenis jamur yang sering menjadi penyebab infeksi kulit pada anak kucing. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, maka akan menimbulkan lesi atau kerusakan jaringan kulit.
Infeksi ini sering terjadi di bagian kepala, telinga, hingga badan kucing. Pencegahan yang bisa dilakukan yaitu memandikan kucing dengan sampo atau mengaplikasikan salep khusus kulit kucing. Jika kondisi sudah parah, kucing harus mendapatkan penanganan dokter hewan.
- Diare
Hal yang menyebabkan anak kucing mengalami diare yaitu virus rotavirusdan adenovirus. Selain itu, anak kucing bisa mengalami diare akibat kesalahan dalam memberi makan. Misalnya, anak kucing diberikan susu untuk manusia yang mengandung laktosa. Padahal, pencernaan kucing tidak mampu menerima zat tersebut dan akhirnya mengakibatkan kucing tersebut diare.
Cara untuk mengobati diare pada anak kucing dengan memberikan cairan oralit khusus hewan. Obat ini untuk mengganti cairan yang hilang selama diare. Kamu juga perlu melakukan pencegahan supaya anak kucing tidak mudah mengalami diare. Caranya dengan mengatur makanan yang dikonsumsi anak kucing, membersihkan kandang kucing secara rutin, dan mencegah virus yang menyebabkan diare.
- Muntah
Masalah pencernaan lainnya yang rentan dialami anak kucing yaitu muntah. Kondisi muntah yang perlu diwaspadai yaitu ketika anak kucing memuntahkan makanan atau cairan yang berbau. Saat anak kucing memuntahkan makanan atau cairan berbau, kemungkinan terjadi masalah pada pencernaannya.
Hal tersebut bisa disebabkan oleh makanan yang dikonsumsinya atau karena adanya virus. Untuk itu, kamu harus teliti saat memberi makan pada anak kucing, karena ada beberapa zat yang tidak cocok bagi pencernaan kucing.
- Rabies
Rabies adalah penyakit virus yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang hampir semua mamalia, termasuk kucing, anjing, dan manusia.
Penyakit ini dapat dicegah, namun jika terjadi pada hewan peliharaan kamu maka bisa berakibat fatal. Jika kamu memiliki anak kucing yang mengalami rabies sebaiknya harus segera dibawa ke klinik atau dokter hewan.
Pencegahan penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dilakukan dengan pemberian vaksin, termasuk vaksin rabies. Itulah pentingnya memberikan vaksin untuk hewan peliharaan sebagai bentuk tanggung jawab dan kasih sayang pemilik hewan peliharaan.
Yang Perlu Diketahui Penyakit yang Rentan Dialami Kucing Peliharaan
Ada beberapa jenis penyakit yang rentan menyerang kucing, termasuk kucing dewasa. Umumnya, masalah kesehatan pada kucing disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari usia, kondisi tubuh, makanan yang dikonsumsi, serta kondisi mental atau psikologis. Lantas, apa saja jenis penyakit yang bisa menyerang kucing peliharaan?
Tidak berbeda jauh dengan hewan peliharaan lainnya, kucing juga bisa sakit. Mulai dari penyakit yang ringan hingga penyakit parah yang bisa menghilangkan nyawa. Jika kesehatannya tidak dijaga, kucing peliharaan bisa saja mengalami penyakit seperti kanker, diabetes, infeksi, hingga rabies.
Jenis Penyakit yang Bisa Menyerang Kucing
Saat kucing peliharaan sakit, penting untuk mengetahui jenis penyakit yang menyerang sehingga bisa ditangani dengan tepat. Berikut beberapa jenis penyakit yang bisa menyerang kucing:
1.Kanker
Kucing peliharaan memiliki risiko mengalami kanker. Penyakit ini terjadi karena ada pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan menyerang jaringan hingga menyebar ke bagian tubuh lain. Tidak berbeda jauh dengan yang diidap manusia, kanker pada kucing juga bisa terjadi pada satu area tertentu atau menyebar ke seluruh tubuh.
2.Diabetes
Kucing juga bisa mengidap diabetes, yaitu penyakit kompleks yang disebabkan oleh kurangnya hormon insulin atau respon tubuh yang kurang maksimal terhadap hormon tersebut.
3.Feline Immunodeficiency Virus (FIV)
Kucing peliharaan bisa terinfeksi virus, salah satunya virus imunodefisiensi kucing (FIV). Kabar buruknya, infeksi ini sering kali terlambat disadari karena bisa muncul tanpa menunjukkan gejala hingga bertahun-tahun. Meski berkembang lambat, penyakit ini bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh kucing menjadi sangat lemah. Alhasil, kucing rentan terserang infeksi sekunder. Ada juga infeksi virus Feline Leukemia Virus (FelV). Tidak berbeda jauh, infeksi ini juga melemahkan kekebalan kucing dan bisa berujung pada kematian.
4.Cacing Hati
Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk yang sudah terinfeksi. Cacing hati alias heartworm dikenal sebagai penyebab masalah kesehatan pada kucing, terutama penyakit pada paru-paru. Pemilik kucing yang tinggal di daerah rawan nyamuk harus mewaspadai jenis penyakit yang satu ini.
5.Rabies
Rabies disebabkan oleh virus yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini bisa terjadi pada semua mamalia, termasuk kucing, anjing, dan manusia. Rabies pada kucing sama sekali tidak boleh disepelekan. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter hewan jika kucing peliharaan menunjukkan gejala penyakit ini.
6.Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Infeksi bisa terjadi pada saluran pernapasan bagian atas kucing, termasuk hidung, tenggorokan, dan sinus. Ada berbagai virus dan bakteri yang bisa menginfeksi dan menyebabkan penyakit.
Yang Perlu Diketahui Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan
Pastikan juga kucing makan teratur, setidaknya 2 kali dalam sehari. Pada kucing dewasa, itu cukup. Penting juga untuk memperhatikan jenis makanan dan asupan nutrisi yang diterima. Semakin dewasa kucing, maka semakin beragam nutrisi yang dibutuhkan. Selain itu, pastikan juga untuk menjadi partner atau teman bermain bagi kucing, sehingga kesehatannya selalu terjaga.
Penyakit Berbahaya yang Bisa Terjadi pada Kucing Obesitas
Memiliki kucing peliharaan dengan tubuh gemuk sudah tentu akan terlihat sangat menggemaskan. Meski begitu, kamu tetap perlu berhati-hati, karena memberi makan kucing kesayangan dalam porsi besar secara terus-menerus atau tidak terjadwal bisa mengakibatkan kucing mengalami kegemukan atau obesitas.
Obesitas pada kucing bisa terlihat dari grafik BCS atau Body Condition Score. Angka optimal untuk kucing peliharaan adalah 4 atau 5 pada skala 1-9 dengan indeks total lemak tubuh berkisar antara 15 hingga 25 persen dari total lemak secara keseluruhan. Jika angkanya lebih dari itu, maka kucing dikatakan mengalami obesitas.
Jangan dibiarkan, karena ternyata, obesitas pada kucing bisa memicu terjadinya berbagai penyakit berbahaya. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Masalah Kesehatan Kulit
Tahukah kamu jika obesitas pada kucing bisa menyebabkan masalah pada kulitnya? Seperti manusia, kucing obesitas rentan mengalami kulit yang kering dan bersisik. Bahkan, bisa juga muncul jerawat pada tubuhnya. Kondisi ini terjadi karena kucing obesitas sering kali tidak mampu merawat diri mereka sendiri dengan baik.
- Batu Ginjal
Gangguan kesehatan lainnya yang bisa terjadi pada kucing obesitas adalah batu ginjal. Kucing yang kegemukan sangat rentan mengalami infeksi saluran kemih. Sementara itu, batu ginjal sendiri terjadi karena penumpukan kalsium oksalat.
- Diabetes
Diabetes ternyata tidak hanya terjadi pada manusia. Kucing pun bisa mengalami kondisi yang sama. Kondisi Ini ditandai dengan rendahnya kadar insulin dan kadar glukosa dalam darah yang tinggi akibat makan berlebihan.
- Masalah pada Sistem Gerak
Timbunan lemak tubuh yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan kemampuan sistem gerak kucing, karena kucing harus menahan tubuhnya yang semakin berat.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengakibatkan penekanan sendi yang membuat sendi menjadi kaku dan kucing tidak bisa bergerak normal alias pincang. Dampaknya, kucing bisa mengalami peradangan pada tulang atau osteoarthritis akibat tekanan berlebih.
- Gagal Jantung
Obesitas akan membuat kucing memiliki timbunan lemak pada bagian otot jantungnya. Kondisi ini membuat jantung bekerja lebih lambat dalam memompa darah yang bisa berdampak pada kekurangan oksigen dan masalah pernapasan. Sangat mungkin jika kucing mengalami serangan jantung.
- Liver
Tidak hanya jantung, penumpukan lemak juga terjadi pada organ hati. Akibatnya, fungsi hati akan mengalami penurunan yang berdampak pada terhambatnya proses detoksifikasi yang membuat kucing lebih rentan terserang penyakit. Kucing juga bisa mengalami mudah lelah, penurunan nafsu makan, bahkan mengidap hepatitis.
- Distokia
Kelebihan berat badan pada kucing betina bisa berujung pada distokia atau kesulitan melahirkan. Penyebabnya adalah timbunan lemak yang berlebihan pada bagian otot panggul, sehingga kucing betina akan kesulitan mengejan.
Itulah tadi beberapa penyakit berbahaya yang bisa terjadi pada kucing obesitas. Jadi, tidak hanya kebersihan tubuhnya, kamu juga harus selalu menjaga kesehatan kucing kesayangan kamu. Hindari memberikan makan berlebih dan tidak karena bisa menjadi pemicu kegemukan paling utama.
Cara Mencegah Penyakit Ginjal pada Kucing Peliharaan Yang Perlu Diketahui
“Penyakit ginjal pada kucing bisa berakibat serius. Oleh karena itu, penting melakukan upaya pencegahan sedini mungkin. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah membatasi asupan makanan kering, menambah pemberian makanan basah, memastikan kucing minum air yang cukup, dan menjaga kebersihan kandangnya.”
Banyak orang yang menyayangi kucing layaknya anggota keluarganya sendiri. Namun, meski sudah maksimal menjaga kesehatan kucing peliharaan, risiko penyakit tetap ada. Salah satu yang akan dibahas kali ini adalah penyakit ginjal pada kucing.
Sama seperti manusia, kucing juga memiliki ginjal. Organ ini berfungsi penting untuk mengatur tekanan darah serta membuang kotoran dan racun dari darah. Lantas, adakah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ginjal pada kucing peliharaan? Berikut ini penjelasannya.
Pencegahan Penyakit Ginjal pada Kucing
Penyakit ginjal pada kucing dapat menimbulkan beberapa masalah serius seiring dengan memburuknya kondisi organ tersebut. Penyebab dari penyakit ini beragam, mulai dari infeksi hingga trauma.
Berikut ini upaya pencegahan yang bisa dilakukan:
1.Batasi Konsumsi Makanan Kering
Salah satu yang dapat menjadi penyebab penyakit ginjal pada kucing adalah diet makanan kering. Semua hewan harus tetap terhidrasi termasuk juga kucing yang membutuhkan banyak kelembapan agar tetap sehat.
Namun, jika kucing terlalu banyak mengonsumsi makanan kering, kelembapan yang ada di dalam tubuh akan terserap. Akhirnya, ginjal harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk memproses limbah dan racun di dalam tubuh.
2.Memperbanyak Makanan Basah
Cara pencegahan lainnya adalah memperbanyak konsumsi makanan basah pada asupan hariannya. Selain itu, jenis makanan ini dapat menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan makanan kering, meskipun harganya lebih mahal.
Dengan mengonsumsi makanan basah, perutnya lebih kenyang dan terhidrasi. Kamu harus memastikan paling tidak dua dari tiga makanan yang disajikan adalah makanan basah.
3.Berikan Suplemen Milk Thistle
Dengan menambahkan milk thistle ke makanan kucing adalah salah satu cara yang dapat menjaga kesehatan ginjalnya agar terhindar dari gangguan. Suplemen tersebut mengandung Silymarin, yaitu bahan aktif yang membantu ginjal yang menyaring racun dengan lebih efisien.
Kamu dapat membeli suplemen milk thistle di sebagian besar toko hewan atau langsung bertanya pada dokter hewan tempat periksa yang rutin dilakukan.
4.Jaga Berat Badannya
Obesitas adalah penyebab dari banyak masalah kesehatan dan dapat menyebabkan kucing mengalami masalah ginjal. Hal tersebut karena obesitas berhubungan erat dengan diabetes yang berkembang menimbulkan gagal ginjal. Pastikan agar hewan peliharaanmu tidak terlalu gemuk, ya.
5.Pastikan Kucing Minum Air yang Cukup
Cara pencegahan penyakit ginjal lainnya adalah dengan memastikan kucing peliharaan minum yang cukup. Cobalah untuk meletakkan sejumlah air di dekat makanannya dan pastikan air tersebut tetap bersih. Kamu juga dapat menggunakan tempat minum yang banyak ditemukan di toko hewan peliharaan agar kebutuhan cairan kucing terpenuhi.
6.Jaga Kotak Pasir Tetap Bersih
Kucing sangat menyukai kebersihan. Terkadang, ia tidak ingin buang air kecil atau besar jika kotak pasirnya tidak bersih. Maka dari itu, kamu harus rajin membersihkan tempat tersebut sehingga kucing tidak menahan keinginan untuk buang air kecil yang dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal.
Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ginjal pada kucing. Jangan sampai hewan peliharaanmu terserang penyakit tersebut karena terkadang tidak mudah untuk mendiagnosisnya. Mungkin saja gangguan tersebut diketahui saat sudah menimbulkan masalah yang besar.
Penyakit Kulit yang Bisa Menular dari Kucing ke Manusia
Memiliki hewan peliharaan memang bisa menjadi teman ketika sedang merasa kesepian. Meski begitu, memelihara bukan berarti hanya memberi makan dan minum serta menyediakan tempat tidur untuknya, tetapi juga merawat serta menjaga kesehatan dan kebersihannya.
Kucing menjadi jenis hewan peliharaan yang paling diminati selain anjing. Tubuhnya yang mungil juga memiliki karakter yang manja menjadi alasan banyak orang memutuskan untuk memelihara hewan berkaki empat ini.
Meski begitu, kamu tetap perlu berhati-hati, karena ada beberapa jenis penyakit kulit yang bersifat zoonosis alias bisa menular dari hewan ke manusia, berikut ini beberapa di antaranya:
- Ringworm
Tidak hanya anjing, ringworm merupakan jenis penyakit kulit yang bisa juga terjadi pada kucing. Penyakit ini terjadi karena infeksi jamur, berkembang secara perlahan dengan memakan sel kulit mati, hingga akhirnya menyebar ke bagian tubuh hewan. Apabila kamu sedang terluka, penularan akan sangat mudah terjadi.
Terkadang, ringworm pada kucing sulit dideteksi karena gejalanya yang terbilang sangat ringan. Jika kamu mendapati adanya lesi, misalnya cincin pada kucing, adanya tekstur bersisik dan seperti ketombe pada bulu kucing, bercak melingkar dan menebal disertai dengan rambut rontok, bercak merah dan berkerak, segera tanyakan penanganannya langsung pada dokter hewan
- Scabies
Feline sarcoptic mange merupakan penyakit kulit pada anjing dan kucing yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei. Penyakit ini sangat sering terjadi pada kucing. Terkadang, penyakit ini dikenal juga dengan sebutan scabies, mange terjadi karena tungau dengan bentuk tubuh oval, memiliki warna yang terang, tetapi bersifat mikroskopis.
Notoedric mange atau Notredes cats kadang juga disebut dengan feline scabies, karena penyakit ini mirip dengan scabies yang terjadi pada anjing. Tungau ini akan bersembunyi di lapisan luar kulit, membentuk terowongan dan memakan sel hidup serta cairan jaringan kulit. Akibatnya, akan terbentuk kerak atau krusta pada bagian kulit yang terinfeksi, umumnya mulai dari wajah dan telinga, lalu menyebar ke seluruh tubuh, dan bersifat sangat menular.
Penyakit ini bisa menyebabkan kucing menjadi gelisah, mengalami gatal yang hebat, dan menggaruk dengan agresif. Gejala biasanya muncul sekitar satu minggu setelah paparan terjadi. Gejala khas pada scabies adalah adanya kerak (crust) berwarna putih, kekuningan sampai abu-abu dimana kulit menjadi menebal. Kucing juga akan mengalami gatal yang parah sehingga suka menggaruk-garuk hingga berdarah. Area yang paling sering terinfeksi adalah wajah dan telinga.
Ketika manusia bersentuhan dengan kucing yang terserang scabies, tungau bisa mengakibatkan munculnya ruam berupa benjolan kemerahan yang mirip dengan gigitan nyamuk. Sebagian besar scabies yang menyerang manusia bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi tetap saja akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
- Flea Bites Dermatitis
Salah satu kondisi medis yang umum terjadi pada kucing adalah alergi. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kucing bereaksi berlebihan atau sangat sensitif terhadap alergen. Ada empat jenis alergi yang umum terjadi pada kucing, yaitu serangga atau kutu, makanan, inhalan, dan kontak. Masing-masing memiliki ciri khas pada hewan tersebut.
Flea bites dermatitis mengacu pada alergi terhadap protein dan antigen tertentu yang ada pada air liur kutu yang menggigit hewan peliharaan. Sebenarnya, kucing normal hanya mengalami iritasi kulit ringan sebagai respons terhadap gigitan kutu. Namun, pada kucing yang mengalami alergi air liur kutu, reaksinya bisa sangat berbeda. Reaksi ini merupakan respons alergi terhadap protein yang ada dalam air liur kutu.
Kucing dengan gangguan kesehatan ini akan mengalami rasa gatal yang hebat dan akan menggaruk, menggigiti, atau menjilat area yang terinfeksi tanpa henti. Kondisi ini bisa menimbulkan kerontokan bulu dan luka terbuka atau koreng pada kulit yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi sekunder.
Jadi, selalu perhatikan kondisi kucing peliharaanmu, ya. Rutinlah melakukan perawatan atau memandikannya, minimal dua minggu sekali agar kesehatan dan kebersihannya selalu terjaga.
SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE
Post A Comment:
0 comments: