Cara Merawat Kucing – Bulu kucing idealnya terasa lembut dan halus. Jika kamu menemukan adanya kemerahan, benjolan mengelupas, atau tanda iritasi lainnya saat kamu mengelus bulu kucing, maka kemungkinan ia memiliki kulit yang sensitif. Kulit kucing yang sensitif memerlukan perawatan dan perhatian khusus.
Pastikan kamu selalu memeriksa bulu dan kulit kucing secara menyeluruh untuk mengetahui keberadaan kutu, tungau, atau parasit lain dan penyebab lainnya. Jika kucing kesayangan kamu mengalami kulit sensitif yang disebabkan oleh faktor tertentu, cobalah untuk merawat kulit kucing dengan cara tepat berikut:
cara membersihkan kucing cara memelihara kucing cara merawat anak kucing cara merawat kucing ras
- Mandikan dengan Sampo Khusus
Jika kamu telah mengetahui bahwa kucing kesayangan kamu memiliki kulit sensitif, sebaiknya gunakan sampo khusus saat memandikannya. Ini adalah upaya untuk menghindari kulit kucing dari alergi. Dengan begitu, kesehatan bulu kucing akan lebih terjaga.
- Sikat Bulu Kucing Setiap Hari
Kegiatan ini mungkin sering terlupakan, padahal menyikat bulu kucing setiap hari sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit dan bulunya. Jika bulu kucing jarang disisir, maka meningkatkan intensitas kucing menjilati bulu. Menyikat bulu kucing juga untuk menghilangkan bulu-bulu rontok dan membuat kucing kesayangan kamu lebih nyaman.
- Rutin Membersihkan Kandang Kucing
Menjaga kebersihan kandang kucing juga tidak kalah penting. Kebersihan kandang juga menjadi faktor sehatnya kulit kucing, terutama untuk menjaga kulit kucing yang sensitif. Membersihkan kandang kucing dilakukan supaya kotoran yang menempel dan bulu-bulu rontok tidak menyebabkan alergi atau penyakit kulit kucing.
- Berikan Makanan Bergizi Seimbang
Perlu kamu ketahui bahwa memberikan makanan berlebihan pada kucing dapat menyebabkan kulit kucing sensitif. Meskipun kucing adalah hewan yang suka makan, namun kamu harus menjaga porsi dan frekuensi makan supaya tidak menimbulkan penyakit yang tidak diinginkan. Kamu perlu memastikan makanan kucing mengandung serat dan omega-3 yang cukup supaya kesehatan dan kulit kucing terjamin.
- Waspadai Penyebab Alergi
Jika kucing kamu bebas dari parasit dan sehat, masalah kulit mungkin disebabkan oleh reaksi alergi terhadap sesuatu di lingkungan dia bermain, misalnya serbuk sari, debu, atau jamur.
Alergi kulit adalah peradangan pada kulit yang menyebabkan kucing lebih sering menjilati, menggaruk, kerontokan bulu, dan kulit terlihat bersisik. Kamu perlu menjauhkan penyebab alergi seperti rumput, debu, dan benda asing lainnya.
Waspada Infeksi Kulit yang Menyerang Kucing
Menjaga kesehatan kulit kucing harus dilakukan sejak dini atau sejak bayi. Saat usia kucing masih di bawah satu tahun, maka imunitas tubuhnya masih lemah. Salah satu penyakit yang rentan dialami anak kucing yaitu infeksi kulit. Penyakit ini diketahui saat kucing terlihat menggaruk-garuk badannya. Penyebab infeksi kulit bermacam-macam, tapi paling sering disebabkan oleh infeksi jamur.
Jamur ringworm adalah jenis jamur yang sering menjadi penyebab infeksi kulit pada anak kucing. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, maka menimbulkan lesi atau kerusakan jaringan kulit.
Infeksi ini sering terjadi di bagian kepala, telinga, hingga badan kucing. Pencegahan yang bisa dilakukan yaitu memandikan kucing dengan sampo atau mengaplikasikan salep khusus kulit kucing. Jika kondisi sudah parah, kucing harus mendapatkan penanganan dokter hewan.
Cara Tepat Merawat Telinga Kucing Peliharaan
Menjaga kebersihan hewan peliharaan adalah salah satu bentuk tanggung jawab pemilik hewan peliharaan. Kucing adalah hewan yang suka merawat diri sendiri, tetapi terkadang ia membutuhkan bantuan untuk membersihkan telinganya. Mengetahui cara membersihkan telinga kucing adalah keterampilan penting yang harus dimiliki oleh pemilik kucing.
Dengan membersihkan telinga kucing, memungkinkan kamu untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang mungkin dialami kucing seperti kotoran yang menumpuk, tungau telinga, atau infeksi. Informasi selengkapnya baca di sini!
Tahapan Perawatan Telinga Kucing
Ada beberapa perlengkapan yang perlu dipersiapkan termasuk:
1. Bantalan kapas.
2. Cairan pembersih diformulasikan khusus untuk membersihkan telinga kucing.
3. Handuk atau selimut untuk membungkus kucing jika perlu.
Berikut adalah langkah merawat telinga kucing peliharaan:
1. Gendong kucing di pangkuan dan pegang dengan lembut. Handuk ataupun selimut dapat menjadi penahan supaya kucing nyaman di pangkuan. Jika kucing mengeong atau menatap dengan pertanyaan, bicaralah dengan suara lembut dan jelaskan apa yang sedang kamu lakukan.
2. Periksa telinga kucing apakah ada kotoran, tungau telinga (yang tampak seperti bintik-bintik kecil berwarna coklat atau merah), peradangan, kotoran atau kotoran yang menumpuk. Juga, perhatikan baunya, apakah beraroma busuk, ada masalah dermatologis seperti benjolan, goresan, dan lesi, yang bisa menjadi tanda infeksi. Jika tanda-tanda ini ada, hubungi dokter hewan segera untuk mendapatkan perawatan yang semestinya.
3. Jika telinga kucing aman dan normal saat kamu melihat ataupun mengendus aromanya, lulus tes visual, dan mengendus, tarik telinganya dengan hati-hati lalu bersihkan.
4. Teteskan beberapa tetes pembersih di setiap telinga, lalu pijat perlahan bagian luar telinga, terutama bagian pangkal, untuk memastikan cairan pembersih tersebut terpapar pada bagian dalam telinga.
5. Anak kucing kemungkinan akan menggelengkan kepala saat pembersih masuk dan pembersih mungkin akan terciprat ke bulunya, tapi itu tidak apa-apa. Itu tidak akan membahayakannya.
6. Gunakan kapas untuk membersihkan kotoran dari telinga kucing. Jangan pernah memasukkan apapun, termasuk jari, ke dalam liang telinga kucing.
Tips selanjutnya dalam merawat kucing adalah sebelum membersihkan telinganya, pastikan kucing sedang dalam kondisi relaks. Ini akan membuat prosesnya tidak terlalu rumit. Saat kucing tampak relaks, putar telinganya dengan hati-hati sehingga kamu dapat melihat hingga ke liang telinganya.
Sebaiknya gunakan senter kecil di bagian ini agar kamu dapat melihatnya dengan lebih baik. Jika telinga kucing sehat, tidak akan ada terlalu banyak kotoran telinga atau kotoran dan akan tampak seperti warna merah muda pucat yang sehat. Jika demikian, kamu tidak perlu membersihkan telinga kucing.
Setelah membersihkan telinga kucing, pastikan untuk memberinya camilan karena hal ini dapat membuat kucing mengasosiasikan membersihkan telinganya dengan pengalaman positif, yang dapat membantunya lebih cepat menerima dan terbiasa dengan prosesi membersihkan telinga ini.
Cara Tepat Merawat Kucing yang Berbulu Pendek
Kucing domestik berambut pendek adalah salah satu Jenis Kucing paling populer untuk dipelihara. Tak seperti merawat kucing anggora atau Jenis Kucing berbulu panjang lainnya, merawat kucing dengan bulu pendek memang lebih sederhana, sehingga sangat cocok untuk kamu yang sering sibuk di luar rumah. Kamu tidak akan membutuhkan banyak waktu untuk memandikan kucing, memotong kuku kucing, atau merawat bulunya.
Meski merawatnya cukup sederhana, bukan berarti kamu jadi acuh atau tidak melakukannya dengan benar. Untuk memastikan kucing peliharaan memiliki kualitas kehidupan terbaik, penting untuk mempelajari cara merawatnya dengan benar. Lantas, apa saja sih yang harus diperhatikan ketika kamu memelihara kucing berbulu pendek? Simak ulasannya berikut ini!
Tips Merawat Kucing Berbulu Pendek
Berikut adalah beberapa tips untuk merawat kucing berbulu pendek yang bisa kamu lakukan:
Kunjungi Dokter Hewan Secara Teratur
Kucing mungkin benci pergi ke dokter hewan, sama seperti kamu benci pergi ke dokter umum. Namun, penting untuk membawa kucing berbulu pendek ke dokter hewan secara teratur, sehingga kamu dapat memastikan kesehatannya dalam kondisi prima. Dokter hewan akan memberikan vaksinasi yang dibutuhkan kucing agar tetap sehat. Dokter hewan juga akan dapat mendeteksi masalah kesehatan apa pun yang muncul, sehingga dapat ditangani sejak dini dan mencegahnya berkembang lebih parah.
Beri Cukup Air
Kucing berbulu pendek dapat dengan mudah mengalami dehidrasi, terutama di bulan-bulan musim panas. Oleh karena itu, letakkan mangkuk air di dekat mangkuk makanannya agar dia bisa datang dan minum secara teratur. Pastikan untuk mengisi ulang jika sudah kosong atau untuk mengganti air jika air tidak terlihat bersih. Kamu dapat menyimpan banyak mangkuk air di sekitar rumah jika ingin memastikan bahwa kucing selalu dapat dengan mudah mengakses air untuk minum.
Berikan Perhatian
Walau JJenis Kucing berbulu pendek seperti kucing domestik atau kucing British Shorthair termasuk kucing yang mandiri, akan tetapi bukan berarti mereka tidak butuh diajak bermain, Kamu tetap perlu meluangkan waktu untuk mengajaknya bermain supaya hubungan kalian juga terjaga dengan baik.
Mandikan dengan Teratur
Semua jenis kucing harus mempunyai frekuensi mandi yang teratur. Ini penting untuk menjaga kulit dan bulunya tetap bersih dan terhindar dari penyakit. Apalagi jika kucingmu cukup rentan terhadap alergi. Jika kamu tidak ada waktu untuk membawanya ke pet shop, kamu bisa belajar cara memandikan kucing di rumah dari dokter hewan. Namun, tetap pastikan menggunakan sampo khusus kucing ya.
Pastikan Kucing Terhindar dari Kutu
Meskipun kucing hanya diam saja, ada kemungkinan hama menyerang tubuhnya. Jadi, pastikan kamu memberinya perawatan pencegahan rutin dari kutu. Dokter hewan dapat memberikan perawatan saat kamu berkunjung, sehingga kamu tidak perlu khawatir kucing merasa gatal atau tidak nyaman. Perawatan ini juga penting agar kutu di tubuhnya tidak menyebar di sekitar rumah.
Pastikan Kucing Cukup Berolahraga
Kucing domestik berbulu pendek cenderung gempal, dan mereka mudah kelebihan berat badan jika menyukai makanan dan tidak suka berolahraga. Pastikan kucing banyak berolahraga dengan bermain dengannya. Belilah mainan yang membuat kucing ingin berlari dan melompat. Jika kucing tampak kelebihan berat badan, bicarakan dengan dokter hewan tentang kemungkinan mengganti atau membatasi jumlah makanannya.
Berikan Perlakuan Khusus
Tidak ada kucing yang tidak suka dengan perlakukan khusus seperti makanan atau mainan baru. Berikan ia treat sewaktu-waktu agar tidak bosan dengan makanannya. Memberikannya makanan enak juga menghindarinya dari kelaparan kebiasaan memakan makanan manusia yang ada di rumah kamu. Selain itu, dengan memberikan mainan baru, mungkin ini akan menghindarkannya dari stres.
Kucing domestik berbulu pendek bisa menjadi hewan peliharaan yang menyenangkan. Pastikan kamu tidak berhenti mempelajari cara merawat mereka supaya dapat memastikan mereka merasa nyaman menjadi hewan peliharaanmu. Ingat, jika kucing merasa baik, dia akan menjadi teman yang baik untuk menemani kamu di masa depan.
Cara Merawat Kucing Peliharaan agar Tak Terjangkit Toksoplasmosis
Kotoran kucing berpotensi menularkan parasit Toxoplasma gondii, yaitu jenis parasit yang menyebabkan toksoplasmosis. Parasit T. Gondii sebenarnya tidak membahayakan tubuh karena sistem imun manusia bisa mengendalikan infeksinya. Namun, pengidap toksoplasmosis dengan sistem imun rendah atau ibu hamil perlu mendapat penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi yang berat.
Penularan toksoplasmosis terjadi dari hewan ke manusia, bukan antar manusia, kecuali pada wanita hamil yang bisa menularkan infeksi toksoplasma ke janin yang dikandungnya. Pada wanita hamil, toksoplasmosis bisa mengganggu tumbuh kembang janin, serta meningkatkan risiko keguguran dan kematian janin dalam kandung.
Waspada Gejala Toksoplasmosis
Gejala toksoplasmosis hampir mirip dengan gejala flu, yakni demam, nyeri otot, kelelahan, radang tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala tersebut dapat membaik dalam waktu 6 minggu. Sementara pada pengidap gangguan kekebalan tubuh, gejala toksoplasmosis berupa:
· Jika parasit menyerang otak: sulit bicara, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, pusing, linglung, kejang, hingga koma.
· Jika menyebar ke seluruh tubuh: muncul ruam kulit, demam, menggigil, lemas, dan sesak napas.
Pada bayi, gejala toksoplasmosis berupa perubahan warna kulit (menjadi kuning), infeksi di bagian belakang bola mata dan retina, pembesaran organ hati dan limpa, kejang, ruam kulit, hidrosefalus atau mikrosefalus, kehilangan pendengaran dan anemia.
Cegah Toksoplasmosis dengan Tips Merawat Kucing Ini
Parasit T. gondii menular melalui makanan yang belum matang, terpapar kotoran hewan (seperti kucing, kambing, domba dan anjing), dan dari ibu ke janin. Jika kamu memelihara kucing dan khawatir dengan infeksi T. gondii, ini cara merawat kucing agar tak terjangkit toksoplasmosis:
1. Hindari Kontak dengan Kotoran
Gunakan sarung tangan saat ingin membersihkan kotoran kucing, dan cuci tangan pakai sabun hingga bersih setelahnya. Jaga kebersihan kandang dan tempat kotoran kucing dengan rutin membersihkannya 1 – 2 kali dalam sehari. Kamu bisa menggunakan pasir khusus untuk tempat kotoran kucing.
2. Beri Makanan Khusus
Beri kucing peliharaan makanan khusus (kering atau basah) dan hindari memberikan makanan mentah pada kucing, seperti ikan atau daging mentah.
3. Pelihara dalam Rumah
Pelihara dalam rumah agar kucing tidak makan tikus atau binatang lain yang mungkin terinfeksi parasit T. gondii. Jika kamu sering keluar rumah, masukkan kucing ke dalam kandang agar tidak berkeliaran.
4. Rutin Memandikan Kucing
Mandikan kucing setidaknya 3 kali per bulan atau 1 kali seminggu menggunakan sampo khusus dan keringkan bulunya hingga kering. Membiarkan bulu dalam keadaan basah bisa membuat kulit kucing jamuran.
5. Beri Vaksin
Beri vaksin untuk kucing sesuai dengan usianya untuk cegah infeksi T. gondii. Kamu juga bisa memberikan vaksin rabies untuk cegah penyakit rabies pada kucing peliharaan.
Kucing Juga Bisa Terkena Arthritis, Ini Cara Merawatnya
Arthritis, atau yang dikenal dengan sebutan radang sendi merupakan penyakit yang umum dialami oleh manusia dan anjing. Namun, tahukah kamu jika kucing bisa terkena kondisi ini secara umum? Seekor kucing dapat mengembangkan radang sendi dari waktu ke waktu pada daerah persendian, anggota badan, juga tulang belakang. Begini langkah merawat arthritis pada kucing.
Kenali Apa Penyebab dan Tanda Arthritis pada Kucing
Sebelum mengetahui bagaimana langkah merawat arthritis pada kucing, sebaiknya kamu kenali terlebih dulu apa yang menjadi penyebab, dan tandanya. Jika radang sendi terjadi pada kucing, kondisi tersebut akan menyebabkan kerusakan pada tulang rawan yang bertugas untuk membantu mencegah keausan tulang-ke-tulang. Alasannya sendiri termasuk penuaan, obesitas, trauma, dan kondisi genetik. Berikut ini beberapa hal yang menjadi tandanya:
- Kucing menjadi kurang aktif.
- Kucing mengalami penurunan kemampuan melompat ke atas atau ke bawah
- Kucing mengalami perubahan gaya berjalan.
- Kucing terus-menerus terlihat melindungi area tubuh tertentu.
- Kucing mengalami penurunan respon saat dibelai.
- Kucing mengalami perubahan nafsu makan atau sikap.
- Kucing mengalami perubahan pola tidur, yang dilakukan tanpa mengubah posisi dalam waktu yang lama.
- Kucing mengalami perubahan postur tubuh.
Jika kamu menemukan sejumlah tanda tersebut, saatnya melakukan sejumlah langkah perawatan. Merawat arthritis pada kucing dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit. Berikut ini beberapa langkah yang disarankan:
1. Kelola Berat Badan
Sama halnya dengan manusia, mengelola berat badan menjadi salah satu langkah ampuh dalam mencegah radang sendi semakin bertambah parah. Ada dua hal yang dibutuhkan, yaitu aktif bergerak, dan pola makan yang baik. Melatih kucing dalam kedua hal tersebut memang tidak mudah, tetapi bukan hal yang tidak mungkin dilakukan.
Untuk menjaga kucing tetap aktif, kamu bisa menyiapkan mainan yang ia sukai, seperti bermain dengan tali, mengejar sinar laser, atau bermain petak umpet. Sedangkan dalam pola makan, kamu dapat melakukannya dengan membatasi kalori yang dikonsumsi. Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa jenis makanan mumpuni, yang bisa kamu dapatkan di petshop.
2. Diet dan Suplemen
Terapi diet yang dilakukan kucing akan disesuaikan dengan kebutuhannya. Beberapa diet dilakukan dengan membatasi kalori secara signifikan, tanpa membuat kucing merasa lapar. Sedangkan diet lainnya dilakukan dengan memberikan suplemen tambahan yang dicampur dalam makanannya. Suplemen tersebut tersedia dalam bentuk camilan, cairan, dan bubuk tabur. Sebelum memberikannya,
3. Terapi Fisik
Terapi fisik dilakukan agar kucing tetap aktif, serta membantu menjaga otot dan persendiannya agar tidak kaku. Beberapa kucing menyukai pijatan ringan, peregangan, atau gerakan sendi yang lembut. Sedangkan beberapa kucing lainnya, lebih menyukai tempat tidur kucing yang dipanaskan atau panas dari kantung nasi yang dihangatkan untuk meredakan radang sendi.
Itulah beberapa langkah merawat arthritis pada kucing. Sedikit perubahan yang kamu lakukan akan memberikan dampak besar pada kesehatan kucing di kemudian hari.
Kucing Kesayangan Terkena COVID-19, Ini Cara Tepat Merawatnya
“Tak cuma manusia, COVID-19 nyatanya juga dapat menjangkiti hewan peliharaan seperti kucing. Cara merawat kucing yang terinfeksi COVID-19 sebenarnya tidak jauh berbeda dengan manusia. Kamu perlu memakai masker, menjaga jarak dan memastikan asupannya.”
Tak hanya menular ke sesama manusia, virus COVID-19 nyatanya dapat menular dari manusia ke hewan. Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sejumlah kecil hewan peliharaan di seluruh dunia, termasuk kucing dan anjing, telah dilaporkan terinfeksi virus penyebab COVID-19. Penularan ini terjadi ketika hewan melakukan kontak dekat dengan pengidap COVID-19.
Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang berpotensi tertular COVID-19. Lantas, apa yang harus dilakukan saat kucing kesayangan terinfeksi COVID-19? Bila kamu salah satu pemilik kucing, sebaiknya simak penjelasan berikut ini.
Cara Merawat Kucing yang Terinfeksi COVID-19
Sebagian besar kasus kucing yang terinfeksi COVID-19, tertular dari pemiliknya yang mengidap COVID-19. Nah, apabila kamu masih dalam masa isolasi, sebaiknya minta orang lain yang sehat untuk merawat kucing kesayangan. Jika kamu telah dinyatakan sembuh, berikut cara merawat kucing yang diduga terinfeksi COVID-19:
- Isolasi kucing ke ruangan lain dan pisahkan dengan anggota keluarga dan hewan peliharaan yang dalam kondisi sehat.
- Hindari membelai, meringkuk, mencium atau berbagi tempat tidur dengan kucing.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah berkontak dengan kucing serta setelah menyentuh barang-barang kucing.
- Kenakan sarung tangan saat membersihkan kotorannya atau setelah mengisi pakannya.
- Gunakan masker saat merawat kucing.
- Berikan makanan dan minuman yang cukup.
- Pisahkan piring makanan kucing yang sakit dengan hewan peliharaan lain yang sehat.
Gejala Kucing yang Terinfeksi COVID-19
Sebagian besar kucing yang terinfeksi COVID-19 tidak menunjukkan gejala. Jika ada gejala, biasanya sangat bervariasi dan tidak berciri. Kamu tak perlu terlalu khawatir. Sebab, infeksi COVID-19 pada kucing tidak menyebabkan penyakit serius. Berikut gejala COVID-19 pada kucing yang bisa kamu kenali:
- Demam.
- Batuk.
- Kesulitan bernapas atau sesak napas.
- Terlihat lesu, malas yang tidak biasa, atau lamban.
- Bersin.
- Pilek.
- Muntah.
- Diare.
Hubungi dokter hewan apabila kucing kesayangan kamu mengalami gejala di atas. Pastikan kamu mengikuti semua instruksi perawatan dari dokter, atau bawa kucing ke dokter agar mendapatkan serangkaian pemeriksaan yang diperlukan. Sebagian besar kucing yang terinfeksi COVID-19 akan pulih dengan lancar.
Tips Pencegahan COVID-19 pada Kucing Peliharaan
Karena sebagian besar kasus COVID-19 pada kucing ditularkan dari pemiliknya, berikut tips pencegahan yang perlu kamu perhatikan:
- Pemilik hewan peliharaan dan setiap anggota keluarga di dalam rumah harus divaksinasi.
- Pengidap COVID-19 tidak boleh melakukan kontak dengan hewan peliharaan.
- Pemilik hewan peliharaan tidak boleh membiarkan hewan peliharaan melakukan kontak dengan orang yang tidak divaksinasi di luar rumah, jika memungkinkan.
Perlu kamu ketahui jika risiko penularan COVID-19 dari hewan ke manusia peluangnya sangat rendah. Tidak ada bukti bahwa virus dapat menyebar ke manusia dari kulit, bulu, atau rambut hewan peliharaan. Jangan menyeka atau memandikan hewan peliharaan dengan desinfektan kimia, alkohol, hidrogen peroksida, atau produk lain, seperti pembersih tangan, tisu pembersih, atau pembersih industri atau permukaan lainnya.
Begini Cara Merawat Kucing yang Tuli
Tak hanya manusia, kucing juga bisa terlahir tuli akibat faktor genetik. Selain faktor genetik, penyakit atau cedera juga bisa membuat kucing tuli. Kamu perlu tahu bahwa pendengaran kucing yang normal jauh lebih baik daripada manusia. Kucing mampu mendengar suara bernada rendah sama seperti manusia, tetapi mereka jauh lebih baik pada frekuensi yang lebih tinggi.
Pada volume biasa, kucing dapat mendengar hingga sekitar 79 kHz. Sedangkan manusia hanya dapat mendengar gelombang suara hingga 20 kHz. Kucing dapat mendengar suara dalam rentang 10,5 oktaf, rentang frekuensi yang lebih luas daripada hampir semua mamalia lainnya. Ini memungkinkan kucing untuk mendengar suara bernada sangat tinggi seperti cicitan tikus dengan mudah.
Seputar Gangguan Pendengaran pada Kucing
Seiring bertambahnya usia, struktur halus telinga kucing bagian dalam mulai kehilangan kepekaannya terhadap getaran. Gangguan pendengaran terkait usia ini disebut presbikusis. Kondisi tersebut berkembang pada setiap hewan peliharaan yang hidup cukup lama, seperti halnya pada orang yang menua. Gangguan pendengaran dapat dipercepat oleh kerusakan akibat suara keras. Infeksi telinga kronis dan penyakit atau cedera lain juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Tentunya, kucing tidak dapat memberi tahu pemiliknya bahwa mereka sulit mendengar. Kucing mampu dengan baik dengan lebih memperhatikan indra mereka yang lain. Kucing mungkin mengeong dengan keras karena tidak dapat mendengar suaranya sendiri, memperhatikan pemilik dan hewan peliharaan lainnya lebih dekat, dan memberi isyarat-isyarat tertentu.
Cara Mengetahui Kucing yang Tuli
Jika kamu curiga bahwa kucing peliharaan kamu mengalami gangguan pendengaran, sebaiknya temui dokter hewan. Dokter dapat menentukan masalah medis yang dialami kucing dan merekomendasikan perawatan yang tepat. Ada beberapa tes ketulian yang bisa kamu lakukan di rumah menggunakan beberapa barang rumah tangga seperti kertas, kunci, atau kotak kardus.
Buat beberapa suara di luar garis pandang kucing seperti menyobek kertas, menggemerincingkan kunci, atau mengetuk kotak kardus. Gunakan berbagai suara untuk menguji frekuensi tinggi dan rendah. Jika kucing mengabaikan beberapa atau semua suara, kemungkinan ia mengalami gangguan pendengaran.
Bagaimana Cara Berkomunikasi dengan Kucing yang Tuli?
Seperti disebutkan sebelumnya, kucing tuli sangat visual dan cenderung sangat waspada dan sadar akan lingkungan di sekitarnya. Secara visual, ada sejumlah strategi yang dapat digunakan untuk menarik perhatian mereka, seperti:
- Mengedipkan lampu di atas kepala saat memasuki ruangan akan mendorong kucing untuk melihat sekeliling dan melihat kamu.
- Laser pointer juga dapat menarik perhatian kucing ketika mereka menghadap jauh dari kamu. Fokuskan laser pointer di lantai tepat di depan kucing, lalu bujuk dia untuk berbalik dan memperhatikan kamu.
- Sentuhan dan getaran juga penting bagi kucing tuli. Injak lantai dengan kuat mampu menghasilkan getaran untuk mengomunikasikan keberadaan kamu dan membuat kucing mencari-cari sumbernya.
- Membelai, menyikat, dan menyisir juga dapat menghibur kucing.
- Mendengkur adalah salah satu cara komunikasi lainnya. Ketika kamu mendengkur, dengkuran akan menghasilkan sebuah getaran. Jadi, ketika kamu sedang memeluk kucing, lihat apakah dia merespons dengkuran yang kamu lakukan.
- Bermain adalah cara yang bagus untuk berkomunikasi dengan kucing tuli. Mainan dan bulu yang dilekatkan pada tali atau tiang pendek cocok untuk permainan berburu dan berkejaran.
Bisakah Tuli pada Kucing Dicegah?
Tergantung pada penyebab ketulian. Jika ketulian disebabkan oleh genetik, maka kondisinya tidak bisa dicegah. Beberapa gangguan pendengaran karena penuaan juga kondisi alami yang tidak dapat dihentikan.
Atasi infeksi bakteri, tungau telinga, atau masalah kesehatan lainnya dengan cepat dan dengan bantuan dokter hewan. Jika tidak diobati, beberapa kondisi kesehatan ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen.
Tips Efektif Merawat Kucing agar Cepat Gemuk
Setiap pemilik kucing tentu mengharapkan berat badan yang ideal pada kucingnya. Tidak terlalu kurus, dan juga tidak terlalu gemuk. Namun, bila kamu merasa bahwa kucing yang kamu pelihara terlalu kurus, ada baiknya untuk meningkatkan berat badannya agar lebih sehat. Penting untuk mengetahui beberapa tips efektif merawat kucing agar cepat gemuk.”
Layaknya manusia, berat badan kucing akan mengalami perubahan seiring bertambahnya usia kucing. Terjadinya perubahan berat badan pada kucing juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi kesehatan, jenis kelamin, ras, hingga makanan yang diberikan.
Setiap pemilik kucing tentunya akan berharap bahwa peliharaannya dapat memiliki berat badan yang ideal. Tidak terlalu kurus, dan juga tidak terlalu gemuk (obesitas). Namun, bila kucingmu terlihat kurus dan kamu ingin merawatnya agar cepat gemuk, tentu ada beberapa tips yang dapat diterapkan guna mewujudkannya. Penasaran apa saja? Simak informasinya di sini!
Ketahui Apakah Badan Kucing Sudah Ideal
Sebelum mengetahui tips efektif dalam merawat kucing agar cepat gemuk, ada baiknya untuk mengetahui apakah kucing terlalu kurus, kelebihan berat badan, atau sudah tepat. Kamu dapat mengukurnya menggunakan dua metode, yaitu body condition score dan tes fisik. Namun, metode tes fisik cenderung lebih sederhana dan dapat dilakukan siapa saja. Kamu dapat mencobanya dengan merasakan tulang rusuk kucing. Tulang tersebut terletak di belakang kaki depannya.
Jika rasanya seperti memegang punggung tangan manusia, maka berat badan kucing sudah cukup. Namun, bila tulang rusuk terasa seperti memegang buku jari manusia, artinya kucing terlalu kurus. Sementara itu, bila tulang rusuk terasa seperti telapak tangan, maka kemungkinan besar kucing kelebihan berat badan.
Tips Efektif Merawat Kucing Agar Cepat Gemuk
Ada beberapa tips yang dapat dilakukan dalam merawat kucing agar cepat gemuk secara efektif, antara lain:
- Periksakan Kucing ke Dokter Terlebih Dahulu
Meski kamu sudah mencoba melakukan tes pengukuran fisik dengan meraba tulang rusuk kucing, ada baiknya untuk tetap memeriksakan kucing ke dokter hewan terlebih dahulu. Kamu bisa menanyakan kisaran berat badan yang ideal untuk kucing kamu terkait bentuk tubuhnya.
Selain itu, kamu juga dapat menanyakan langkah tepat yang diperlukan untuk membuat kucing lebih gemuk. Selain itu, memeriksakan kucing ke dokter juga penting guna memastikan berat badan yang rendah disebabkan oleh masalah kesehatan atau bukan. Bila kondisi badan yang kurus memang disebabkan penyakit, dokter umumnya akan meresepkan obat dan vitamin untuk mengatasinya.
- Tingkatkan Porsi Makanan Secara Bertahap
Jika kamu membeli jenis makanan baru, kamu juga harus menambahkan porsinya secara bertahap. Hal ini bertujuan agar kucing dapat membiasakan diri dengan porsi yang baru. Untuk melakukannya, kamu dapat mencobanya dengan mencampur makanan baru dengan makanan lamanya. Selanjutnya, mulailah untuk mengurangi porsi makanan lamanya secara bertahap sambil menambah porsi makanan baru.
- Pastikan Nutrisi Terpenuhi
Salah satu penyebab kucing kurus adalah makanan yang kandungan nutrisinya tidak seimbang. Maka dari itu, kamu harus memastikan makanan yang akan diberikan mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhannya. Pilihlah makanan kucing yang mengandung protein dan mineral yang tinggi.
Selain itu, sebelum membeli makanan kucing kamu juga perlu memeriksa label dan kandungan nutrisi yang tersedia di kemasan. Pasalnya, beberapa jenis makanan kucing yang beredar di pasaran mengandung bahan pengawet dan bahan tambahan.
- Sajikan Variasi Makanan Agar Lebih Nikmat
Terkadang kucing enggan untuk makan karena rasa dari makanan yang disajikan. Untuk mengatasinya, kamu dapat membuat makanannya terasa lebih nikmat. Coba lah untuk menambahkan minyak ikan seperti misalnya minyak salmon. Sebab, kucing sangat menyukai cita rasa ikan, sementara minyak juga dapat membantu menaikan berat badan kucing.
Selain itu, bisa jadi kucing mengalami kebosanan bila terus-menerus diberikan makanan kering. Maka, ada baiknya untuk sesekali memberikan makanan basah seperti ikan tuna atau salmon, agar nafsu makannya kembali meningkat.
Kamu juga dapat memanaskan makanan kucing dalam microwave selama 10 detik untuk meningkatkan aromanya. Pastikan juga untuk menggunakan wadah yang sesuai untuk dipanaskan di dalam microwave.
- Buat Kucing Selalu Merasa Senang
Hewan peliharaan seperti kucing juga berisiko terserang stres. Terlebih bila kucing selalu diletakan di dalam kandang atau tidak pernah diajak bermain. Kucing yang mengalami stres bisa saja menjadi tidak nafsu makan. Untuk itu, bila kamu memelihara kucing, ada baiknya untuk selalu mengajak kucing bermain agar tidak mudah stres.
Kamu dapat membelikan mainan khusus untuk kucing dan bermain bersama, agar kucing merasa lebih senang dan bebas, karena tidak terus-menerus berada dalam kandang. Di samping itu, banyak bergerak dan beraktivitas seperti bermain atau berjalan-jalan dapat membuat kucing mudah merasa lapar sebelum makan. Alhasil, rasa lapar yang timbul setelah bermain tentunya dapat membuat kucing makan lebih lahap.
- Pemberian Obat Cacing
Ada kalanya kucing sudah mengonsumsi banyak makanan dengan nutrisi yang tepat, tapi berat badannya tak kunjung meningkat. Nah, kondisi ini bisa saja disebabkan karena cacingan. Oleh sebab itu, cobalah temui dokter hewan untuk mengetahui dosis dan waktu pemberian yang tepat untuk obat cacing.
Bila kamu sudah mencoba tips di atas, tapi kucing masih enggan untuk makan lahap, ada baiknya untuk segera periksakan peliharaanmu ke dokter hewan. Sebab, penurunan nafsu makan yang signifikan dapat menjadi indikasi akan adanya gangguan kesehatan serius pada kucing.
Cara Merawat Kucing yang Sudah Menua
Belum lama ini, kucing dianggap senior jika usianya masuk delapan tahun. Namun, kini tidak jarang dokter hewan memiliki pasien kucing dengan usia hingga dua puluhan. Ini semua berkat perawatan yang baik seperti nutrisi, lingkungan (kini kebanyakan kucing menghabiskan lebih banyak waktu di rumah), dan kemajuan dalam kedokteran hewan. Kini kucing hidup lebih lama dan dianggap senior jika sudah berusia 12 hingga 14 tahun.
Tidak jauh beda dengan manusia, penuaan memang akan membuat kucing cenderung kurang aktif dan tidak terlalu suka lagi bermain. Mereka mungkin lebih banyak tidur, mengalami penambahan atau penurunan berat badan, dan kesulitan mencapai tempat favoritnya. Perubahan kesehatan atau perilaku ini seringkali bertahap, dan kamu sebagai pemiliknya perlu memahami cara merawat kucing yang sudah menua supaya tidak mudah sakit.
Cara Merawat Kucing yang Sudah Menua
Sebelum memahami cara merawat kucing yang sudah menua, sebaiknya kamu mengetahui dulu beberapa tanda umum yang akan terlihat pada kucing yang sudah menua, antara lain:
- Lebih sering mengeong.
- Menghindari tempat peristirahatan favorit (dan sebaliknya menemukan tempat untuk bersembunyi).
- Tidak menggunakan kotak kotoran.
- Tidak datang saat dipanggil.
- Perubahan pola tidur atau makan.
Sementara itu, untuk merawat kucing yang sudah menua, kamu bisa melakukan beberapa hal, seperti:
Menyiapkan Tempat Tidur yang Nyaman
Kucing yang lebih tua akan senang memiliki berbagai tempat tidur yang nyaman dan empuk di tempat yang aman dan hangat dan mudah dijangkau. Jika kucing suka tidur di tempat yang tinggi, bantu mereka memanjat dengan menyediakan tanjakan atau bangku.
Perawatan Tubuh
Kucing senior mungkin kesulitan merawat bulunya. Perawatan yang lembut akan membantu menjaga kesehatan kulit dan memberikan kedekatan antara kucing dan kamu sebagai pemiliknya. Membelai kucing juga merupakan cara sederhana untuk menghilangkan stres yang dan dapat menurunkan tekanan darahmu.
Selalu Sediakan Pijakan
Banyak kucing yang lebih tua masih menyukai tempat-tempat tinggi, tetapi mereka mungkin kesulitan memanjat seperti biasanya, terutama jika kucing yang mengidap radang sendi atau penyakit lain yang menyebabkan rasa sakit. Kucing yang lebih tua mungkin juga kesulitan menghitung ketinggian permukaan sehingga lebih mungkin jatuh dan terluka. Jadi, pastikan untuk membantu kucing mencapai tempat bertengger tinggi favoritnya dengan menyediakan tanjakan atau perabot sebagai kursi pijakan. Sediakan juga alas tambahan di tempat kucing biasa turun atau naik seperti bantal.
Sediakan Baki Sampah dan Toilet
Sediakan beberapa kotak kotoran di dalam rumah setiap saat, bahkan jika kucing sudah buang air di luar sepanjang hidupnya. Ada kalanya kucing yang lebih tua membutuhkan tempat kotoran dalam ruangan, seperti saat hujan, atau jika mereka merasa terintimidasi oleh kucing tetangga. Letakkan kotak pasir di area yang tenang di rumah agar kucing merasa aman.
Baki kotoran besar memberi kucing banyak ruang untuk bergerak dan sisi yang rendah memudahkan mereka untuk keluar masuk. Kucing yang lebih tua juga kurang mampu mempertahankan diri dan wilayahnya, sehingga mereka menjadi lebih cemas dan lebih bergantung pada pemiliknya. Dengan keluar rumah bersama kucing, kamu dapat membantunya merasa terlindungi dari kucing tetangga. Jika kucing masih lebih suka buang air di luar, sediakan pagar pembatas yang baru digali sedekat mungkin dengan rumah dan rawat secara teratur.
Microchip
Apakah kucing sudah diberikan microchip? Kucing yang lebih tua mungkin tersesat atau hilang, jadi memasangkan microchip pada kalung misalnya akan meningkatkan peluang kamu bisa bertemu kembali dengan hewan peliharaan jika tiba-tiba mereka tidak pulang selama beberapa hari.
Waktu Bermain
Kucing yang lebih tua masih bisa bermain-main dan sedikit olahraga bermanfaat bagi kesehatan mental dan fisik mereka. Gunakan mainan yang kemungkinan tidak akan mengintimidasi mereka. Bereksperimenlah dengan mainan yang berbeda untuk melihat apa yang menarik perhatian mereka. Setiap interaksi, bahkan hanya dengan menonton, bisa memberikan rangsangan yang bermanfaat untuknya.
Rutinitas
Kucing menyukai rutinitas, bahkan ketika kucing semakin tua, ketika mereka menghargai keakraban dan prediktabilitas, seperti diberi makan pada waktu yang sama. Hindari memindahkan furnitur jika memungkinkan agar lingkungan rumah tetap familiar dan mudah dinavigasi.
Mangkuk Air dan Makanan
Tempatkan air dan mangkuk makanan di beberapa tempat berbeda yang mudah dijangkau di sekitar rumah, baik di lantai atas maupun bawah, sehingga kucing tidak harus berjuang dengan tangga hanya untuk makan dan minum.
Cara Tepat Merawat Kucing Lansia
Memberikan perawatan yang baik pada kucing akan membuat mereka hidup dengan baik hingga akhir masa remajanya, bahkan hingga usia dua puluhan. Namun, seiring bertambahnya usia kucing, kebutuhan fisik dan perilaku mereka pun akan berubah.
Meski perubahan ini terlihat jelas saat anak kucing bertumbuh menjadi kucing dewasa, tetapi perubahan saat kucing bertransisi dari dewasa menjadi senior, atau mulai usia 11 tahun bisa lebih sulit dikenali. Jadi, kamu harus tahu bagaimana caranya merawat kucing lansia agar kesehatannya tetap terjaga.
1. Berikan Perhatian Ekstra pada Pola Makannya
Kucing senior memiliki kebutuhan pola makan dan perilaku yang unik. Namun, jangan lupa, kucing juga perlu memiliki berat badan yang sehat untuk menjaga kesehatan yang optimal. Kamu bisa bertanya pada dokter hewan bagaimana dan kapan harus mengganti pakan kucing ke pakan senior.
Nantinya, dokter akan membantu menilai berat badan optimal kucing dan merekomendasikan jenis pakan kucing senior untuk mempertahankan, menurunkan, atau menambah berat badan. Selain itu, kinerja pencernaan kucing juga perlu ditingkatkan dengan memberi pakan dalam porsi kecil dan sering.
2. Berikan Cukup Air Minum
Seiring bertambahnya usia kucing, mereka rentan terhadap sembelit dan penyakit ginjal, terutama jika mereka tidak cukup terhidrasi. Jadi, tingkatkan asupan air dengan memberikan makanan kaleng dan lebih banyak air minum.
Semakin menua, kucing mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengakses tempat minum yang biasa digunakan. Kamu bisa menyiasatinya dengan menambahkan beberapa wadah air minum di sekitar rumah, sehingga kebutuhan cairannya pun tetap terpenuhi.
3. Kenali Tanda Munculnya Penyakit
Kucing ahli dalam menyembunyikan rasa sakit mereka. Sebanyak sembilan dari 10 kucing senior menunjukkan bukti radang sendi saat dirontgen, sayangnya hal ini sering luput dari perhatian pemiliknya. Hal terpenting yang dapat kamu lakukan untuk mencegah rasa sakit akibat artritis adalah menjaga kesehatan kucing. Kelebihan berat badan, meski sedikit, dapat secara signifikan meningkatkan nyeri sendi yang sakit.
4. Jangan Abaikan Kesehatan Gigi Kucing
Penyakit gigi sangat umum terjadi pada kucing lansia. Kucing bisa mengalami gigi berlubang, patah, penyakit gusi, dan tumor mulut yang secara signifikan memengaruhi kualitas hidup mereka. Infeksi di mulut memasuki aliran darah dan perlahan-lahan dapat memengaruhi hati, ginjal, dan jantung. Jadi, tidak hanya fisik, memperhatikan kesehatan gigi kucing juga sangat penting.
Sayangnya, sering kali tidak ada tanda-tanda penyakit gigi yang jelas. Gejala seperti penurunan berat badan dan kerontokan bulu yang parah hanya dilihat sebagai tanda penuaan yang samar-samar, bukan indikasi masalah potensial. Jadi, berikan perhatian lebih saat muncul gejala ini, ya!
5. Berikan Latihan Harian dan Stimulasi Mental
Semua kucing membutuhkan tempat untuk dipanjat, bersembunyi, benda untuk digaruk, dan cara untuk berburu dan bermain. Semua hal ini akan membantu kucing tetap terstimulasi secara fisik dan mental. Namun, seiring bertambahnya usia, memberikan hal ini mungkin memerlukan pemikiran ekstra.
Pasalnya, pergerakan kucing mungkin menjadi lebih terbatas, jadi kamu harus membuat rumah lebih mudah diakses sehingga lebih mudah bagi persendiannya yang lebih tua. Misalnya, tanjakan kucing yang dilapisi karpet dapat berfungsi sebagai tiang cakaran serta alat bantu memanjat untuk kucing yang mengidap artritis.
Lalu, tempat tidur yang tertutup dapat memberikan kenyamanan dan kehangatan untuk bersembunyi sekaligus membantu meredakan nyeri sendi dan otot. Kamu dapat memindahkan mangkuk makanan dan air ke lokasi yang lebih mudah diakses di tanah daripada di meja.
6. Memeriksakan Kesehatannya Secara Rutin
Idealnya, kucing berusia di atas 11 tahun harus menemui dokter hewan setiap enam bulan. Pemeriksaan darah yang dilakukan selama kunjungan dapat mendeteksi adanya masalah kesehatan, seperti penyakit ginjal. Menimbang kucing dua kali setahun juga menunjukkan tren penurunan atau kenaikan berat badan yang dapat menjadi petunjuk untuk perubahan kesehatan hewan secara keseluruhan. Lalu, pemeriksaan mulut akan mendeteksi penyakit gigi sebelum berdampak negatif pada kesehatan kucing Anda. Cara Merawat Kucing Agar Sehat
SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE
Post A Comment:
0 comments: