Kucing Keracunan – “Berbagai barang yang sering ditemukan di rumah ternyata bisa menjadi penyebab kucing keracunan. Tanda atau gejala keracunan pada kucing bisa sangat bervariasi, tetapi kebanyakan racun menimbulkan masalah pencernaan, neurologis, dan pernapasan. Jangan panik bila hewan kesayangan kamu tersebut keracunan, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya.”
Gejala dan Cara Mengatasi Kucing yang Mengalami Keracunan
catnip memicu berahi kucing bahasa tubuh kucing yang perlu diketahui 6 hal yang perlu diketahui jika anda menemukan anak kucing yang terbengkalai jenis kucing persilangan hutan dan domestik
Dari tanaman hias hingga produk pembersih rumah tangga, tanpa disadari, ada banyak barang sehari-hari yang bisa menyebabkan kucing peliharaan kamu keracunan. Hewan berbulu tersebut bisa keracunan bila menelan dan menghirup zat berbahaya. Bahkan, kucing juga bisa keracunan hanya dengan bersentuhan dengan sesuatu yang beracun.
Oleh karena itu, penting bagi kamu yang memelihara hewan tersebut untuk mengetahui gejala kucing keracunan dan cara mengatasinya.
Penyebab Kucing Keracunan
Oleh karena kucing adalah hewan yang sangat bersih, penyebab paling umum keracunan pada kucing, yaitu tidak sengaja menelan racun yang menempel di bulunya ketika sedang menjilati atau membersihkan badannya. Hewan peliharaan tersebut jarang mengalami keracunan akibat makanan, kecuali bila makanannya dicampur dengan racun.
Kucing juga memiliki kecenderungan untuk mengunyah tanaman hias yang ada di rumah yang juga bisa menyebabkannya mengalami keracunan. Tidak sengaja menghirup bahan kimia, seperti produk pembersih juga bisa menjadi penyebab kucing keracunan. Hal itu bisa terjadi bila kucing kebetulan berada di tempat ketika tuannya sedang membersihkan tempat tersebut dengan bahan kimia asap tinggi.
Berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan kucing keracunan:
- Produk pembersih rumah tangga, seperti pemutih dan deterjen.
- Obat-obatan manusia, seperti obat pereda nyeri.
- Pengobatan kutu (bila tertelan).
- Bunga dan tanaman hias beracun, seperti bunga lili, azalea, dan rhododendron.
- Beberapa makanan manusia, seperti cokelat, alkohol, anggur, kismis, bawang merah, dan bawang putih.
- Minyak esensial, seperti minyak kayu manis, minyak kayu putih, minyak lavender, minyak tea tree, dan minyak ylang ylang.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Tanda-tanda atau gejala keracunan pada kucing bisa sangat bervariasi, tergantung pada apa yang mereka makan, hirup, atau sentuh. Beberapa racun bisa menimbulkan efek yang cepat, sementara itu yang lain mungkin memerlukan waktu beberapa hari sampai muncul gejala. Namun, hampir sebagian besar racun akan menyebabkan kucing mengalami gangguan pencernaan, perubahan neurologis, dan tanda-tanda gangguan pernapasan.
Berikut ini gejala kucing keracunan yang perlu diketahui:
- Masalah pencernaan, seperti muntah dan diare, dengan atau tanpa darah.
- Masalah neurologis, seperti tremor, inkoordinasi, kejang, depresi atau koma.
- Masalah pernapasan, seperti batuk, bersin, kesulitan bernapas.
- Masalah kulit, seperti kulit mengalami peradangan atau membengkak.
- Tanda-tanda gagal hati, seperti sakit kuning dan muntah.
- Tanda-tanda gagal ginjal, rasa haus berlebih, nafsu makan berkurang, dan penurunan berat badan.
Beberapa racun bisa berdampak pada lebih dari satu sistem tubuh, sehingga bisa menghasilkan kombinasi dari tanda-tanda atau gejala di atas.
Cara Mengatasi Kucing Keracunan
Bila kamu melihat tanda-tanda keracunan di atas pada kucing peliharaan kamu, jangan panik. Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya:
- Bila kamu curiga ada racun menempel pada bulu atau cakar kucing, usahakan agar hewan tersebut tidak menjilati badannya.
- Segera hubungi dokter hewan untuk meminta saran mengenai cara yang tepat untuk menangani kucing yang keracunan. Pastikan kamu sudah mencari tahu terlebih dahulu kapan, di mana, dan bagaimana kucing kamu keracunan. Bila perlu, bawalah kemasan, tanaman, atau sampel produk yang dicurigai menjadi penyebab keracunan saat menemui dokter hewan.
- Jangan coba membuat kucing kamu muntah, kecuali bila dokter hewan meminta kamu untuk melakukannya.
- Bila kulit atau bulu kucing terkontaminasi racun, cuci bersih dengan sampo berbahan ringan dan air.
Jenis Tanaman Beracun untuk Kucing
Meski karnivora, kucing juga memiliki kebiasaan mengunyah berbagai benda, termasuk tanaman. Beberapa waktu belakangan, memiliki beberapa pot tanaman hias di rumah mendadak jadi tren. Namun, ada beberapa tanaman beracun yang perlu dijauhkan dari kucing, lho.
Jadi, bila ingin tetap memelihara tanaman di rumah, kamu perlu mengetahui apa saja tanaman beracun bagi kucing. Apa saja? Yuk, simak pembahasannya berikut ini!
Ketahui Apa Saja Tanaman Beracun untuk Kucing
Ada banyak jenis tanaman beracun bagi kucing , yang dapat menyebabkan peradangan lokal pada kulit, mulut, perut, dll. Prinsip toksik pada tanaman lain mungkin memiliki efek sistemik dan merusak atau mengubah fungsi organ kucing, seperti ginjal atau jantung.
Berikut daftar beberapa tanaman beracun bagi kucing:
- Amaryllis (Amaryllis spp.)
- Autumn Crocus (Colchicum autumnale)
- Azalea dan Rhododendron (Rhododendron spp.)
- Kacang Jarak (Ricinus communis)
- Krisan, Daisy, Mum (Chrysanthemum spp.)
- Cyclamen (Cyclamen spp.)
- Bakung, Narcissus (Narcissus spp.)
- Dieffenbachia (Dieffenbachia spp.)
- Ivy Inggris (Hedera helix)
- Eceng gondok (Hyacinthus orientalis)
- Kalanchoe (Kalanchoe spp.)
- Lily (Lilium sp.)
- Lily of the Valley (Convallaria majalis)
- Mariyuana (Cannabis sativa)
- Oleander (Nerium oleander)
- Peace Lily (Spathiphyllum sp.)
- Pothos, Devil’s Ivy (Epipremnum aureum)
- Pohon Sagu (Cycas revoluta)
- Timi Spanyol (Coleus amboinicus)
- Tulip (Tulipa spp.)
- Yew (Taxus spp.)
Bagian Tanaman Mana yang Beracun bagi Kucing?
Jika tanaman beracun bagi kucing, anggaplah semua bagian tanaman tersebut beracun. Meskipun beberapa bagian tanaman mungkin memiliki konsentrasi prinsip toksik yang lebih tinggi daripada yang lain.
Dosis racun dapat sangat bervariasi dari satu tanaman ke tanaman lainnya. Pada beberapa kasus, menelan dalam jumlah kecil dapat berdampak buruk, sedangkan pada beberapa kasus lain mungkin gejala baru muncul jika terpapar dalam jumlah besar.
Gejala yang Perlu Diperhatikan
Pada kebanyakan kasus, gejala yang terlihat jika kucing terpapar tanaman beracun adalah iritasi atau peradangan, seperti kemerahan, bengkak atau gatal pada mata, kulit atau mulut. Kucing juga bisa mengalami muntah dan diare, jika pencernaan mengalami iritasi.
Jika prinsip toksik secara langsung mempengaruhi organ tertentu, gejala yang terlihat terutama terkait dengan organ tersebut, adalah:
- Kesulitan bernapas (jika saluran udara terpengaruh).
- Mengiler atau kesulitan menelan (jika mulut, tenggorokan atau kerongkongan terpengaruh).
- Muntah (jika lambung atau usus kecil terpengaruh).
- Diare (jika usus kecil atau usus besar terpengaruh).
- Minum dan buang air kecil berlebihan (jika ginjal terpengaruh).
- Detak jantung cepat, lambat atau tidak teratur dan lemah (jika jantung terpengaruh).
Jika kamu melihat kucing memakan tanaman dan tidak yakin apakah tanaman tersebut beracun atau tidak, lakukan hal berikut ini sebelum membawanya ke dokter hewan:
- Sebisa mungkin singkirkan semua tanaman yang mungkin menempel di rambut, kulit, dan mulut kucing.
- Jaga agar kucing berada di tempat yang aman dan pantau gejala yang timbul.
Mengidentifikasi tanaman beracun bagi kucing sangat penting untuk menentukan perawatan. Jika tidak yakin dengan nama tanaman beracun yang membuat kucing sakit, bawalah sampel tanaman atau bahan tanaman yang dimuntahkan kucing ke dokter hewan.
Sebagai pengobatan, dokter hewan mungkin memberi kucing obat untuk mendorong muntah dan/atau arang aktif untuk menyerap salah satu prinsip toksik yang mungkin ada di usus. Dokter hewan mungkin juga memberikan obat seperti sukralfat, untuk melindungi area perut yang rusak.
Perawatan suportif, seperti cairan infus, obat anti mual, obat nyeri untuk kucing dan obat anti inflamasi akan digunakan sesuai kebutuhan. Perawatan lain mungkin diperlukan berdasarkan toksin yang terlibat dan kondisi kucing.
SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE
Post A Comment:
0 comments: