Cara Memelihara Kucing – Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang paling populer. Kehadiran hewan menggemaskan ini bisa menciptakan suasana baru di rumah. Namun, cara merawat kucing tidak boleh sembarangan.

Bukan hanya tempat tinggal dan makanan, ada beberapa hal lain yang harus kamu perhatikan dalam merawatnya. Pastikan kucing terhindar dari penyakit yang bisa membahayakan dirinya ataupun anggota keluarga di rumah.

Nah, cara memelihara kucing membutuhkan komitmen dan ketelatenan. Jadi, kamu harus sanggup memenuhi hal tersebut.

Begini Cara Memelihara Kucing Munchkin untuk Pemula

Begini Cara Memelihara Kucing Munchkin untuk Pemula

vaksin kucing agar tetap sehat makanan kucing yang baik menjaga kesehatan kucing peliharaan cara membersihkan kucing

Kucing memang hewan yang menggemaskan dan manja yang bisa menjadi pilihan untuk menjadi teman di rumah. Ada banyak Jenis Kucing  yang dapat dipelihara, salah satunya adalah kucing Munchkin. Hewan dengan tubuh yang kecil dan kaki yang pendek menjadi ciri khasnya sehingga banyak disukai oleh pecinta kucing. Namun, bagaimana cara memelihara kucing Munchkin jika belum memiliki pengalaman? Ketahui selengkapnya di sini!

Hal yang Perlu Diperhatikan saat Pelihara Kucing Munchkin

Sebelum masuk ke pembahasan cara memelihara hewan berbulu ini, kamu juga harus tahu latar belakang kucing ini. Kucing Munchkin memiliki gen Munchkin (M) dominan yang berasal dari mutasi genetik, gen inilah yang membawa sifat kaki pendek. Sayangnya, anak kucing yang membawa dua salinan gen munchkin (MM) tidak akan berkembang di dalam rahim, jika terlahir pun, maka anak kucing tidak akan bertahan hidup lama atau segera mati jika dua kucing jenis ini dikawinkan dan keduanya mewariskan gen yang dominan, maka anak kucing yang dilahirkan tidak akan bertahan hidup lama atau segera mati.

Biasanya, peternak sengaja membiakkan kucing berkaki pendek ini dengan kucing berukuran biasa atau kucing yang secara alami lebih pendek, tetapi tidak ada gen Munchkin di dalam tubuhnya. Nah, sebab hanya satu induk yang memiliki gen Munchkin yang dominan ini, anak kucing yang kelak dilahirkan dapat bertahan hidup. Pembiakan kucing Munchkin yang sulit membuatnya memiliki nilai jual yang tinggi.

Apabila kamu masih tertarik untuk memeliharanya dan ingin tahu cara yang terbaik agar hewan ini selalu sehat, berikut ini beberapa caranya:

1. Tempat yang Sangat Bersih

Hal pertama yang perlu diketahui jika ingin Cara Memelihara Kucing Munchkin adalah memastikan jika kandang dan lingkungan di sekitar rumah selalu bersih. Kucing ini sebenarnya ras dengan masalah fisik pada gen yang dominan, sehingga juga memengaruhi cara imun di tubuhnya untuk bekerja. Maka dari itu, memiliki tempat yang sangat bersih untuk tempat tinggal kucing ini benar-benar harus diberikan.

2. Sangat Suka Dielus

Kucing jenis ini benar-benar sangat suka diperhatikan dengan cara dielus dan dimanja. Maka dari itu, kamu benar-benar harus memastikan jika setiap hari ada waktu luang khusus untuk memberikan perhatian pada hewan berbulu ini. Cocok bagi kamu yang memang benar-benar menginginkan peliharaan untuk dijadikan sahabat. Dengan adanya kehadiran hewan ini, kemungkinan besar rasa kesepian yang selama ini ada menghilang sedikit demi sedikit.

3. Rutin Memeriksakan Kesehatan

Ada beberapa masalah kesehatan yang dapat berkembang karena kakinya yang lebih pendek dari kucing pada umumnya. Lordosis adalah salah satu gangguan yang dapat terjadi, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan tulang belakang turun dan memberi tekanan pada jantung, paru-paru, serta trakea. Hal ini dapat memberikan dampak fatal pada organ tubuh saat mulai tumbuh.

Masalah lainnya yang dapat terjadi pada kucing Munchkin adalah pectus excavatum, atau tulang dada cekung ke dalam. Meski semua kondisi ini juga dapat terjadi pada kucing biasa, tetapi dokter hewan melihat adanya korelasi kelainan genetik pada hewan berbulu jenis ini sehingga risikonya lebih tinggi. Untuk menghindarinya, ada baiknya memeriksakan kesehatan kucing secara rutin pada dokter hewan.

Nah, itulah beberapa cara yang perlu dilakukan jika kamu ingin Cara Memelihara Kucing Munchkin. Memang bentuk dan parasnya yang lucu membuat banyak orang ingin memeliharanya, tetapi banyak hal yang perlu diperhatikan. Jangan sampai menyesal nantinya, sehingga pertimbangan di awal harus benar-benar matang.

Tips Memelihara Kucing saat Program Hamil

Tips Memelihara Kucing saat Program Hamil

Memelihara hewan, seperti kucing misalnya, memang dapat mendatangkan banyak manfaat, terutama bagi kesehatan mental. Namun, sepertinya masih ada juga anggapan bahwa memelihara kucing saat program hamil adalah hal yang buruk. Alasannya, di dalam kotoran kucing, terdapat sebuah parasit yang dapat menyebabkan penyakit bernama toksoplasmosis. Penyakit itu dipercaya dapat menggagalkan keberhasilan program hamil. Namun, apa benar, ya?

Jika bicara soal toksoplasmosis, bisa dibilang benar. Perlu diketahui bahwa toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit bernama Toksoplasma gondii. Penyakit ini dapat menyerang sistem imun tubuh. Bagi orang yang sistem kekebalan tubuhnya bagus, toksoplasmosis tidaklah berbahaya. Namun bagi ibu hamil atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan, parasit ini bisa dibilang cukup berbahaya.

Tips Jika Ingin Cara Memelihara Kucing saat Program Hamil

Meski ada risiko berbahaya, memelihara kucing saat program hamil sebenarnya boleh-boleh saja, kok. Asal tahu tips dan triknya. Untuk memperkecil kemungkinan terinfeksi toksoplasmosis, berikut tips Cara Memelihara Kucing saat program hamil, yang bisa dicoba:

  • Selalu gunakan sarung tangan saat mengganti kotak kotoran kucing dan mencuci tangan dengan sabun hingga bersih, setelah selesai.
  •  
  • Bersihkan tempat kotoran kucing setiap hari, karena parasit toksoplasma umumnya baru dapat menginfeksi 1-5 hari setelah feses dikeluarkan.
  •  
  • Berikan makanan kering atau makanan kaleng kepada kucing, bukan makanan yang mentah atau setengah matang.
  •  
  • Tetap jaga batasan main kucing di dalam ruangan. 
  •  
  • Jauhi kucing liar, terutama anak kucing, dan jangan memelihara kucing baru ketika hamil.
  •  
  • Ketika memasak hidangan daging, pastikan untuk memasaknya dengan suhu minimal 63 derajat Celsius dan istirahatkan terlebih dahulu selama 3 menit, sebelum dikonsumsi.

Intinya, selalu terapkan pola hidup sehat dan bersih dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa juga untuk memberi vaksin pada kucing peliharaan agar terhindar dari penyakit berbahaya lainnya. Perlu diketahui juga bahwa gagalnya kehamilan saat program hamil tidak semata karena Cara Memelihara Kucing saja. Agar program hamil kamu dan pasangan berhasil

Bahaya Toksoplasmosis dari Kucing, saat Program Hamil

Sebagai informasi, parasit toksoplasma yang menginfeksi ibu hamil, dapat menyebabkan cacat janin, seperti kerusakan pada mata dan otak, kelahiran prematur, hingga keguguran. Lebih parahnya lagi, jika sang ibu terinfeksi toksoplasma saat hamil, meski bayinya lahir sehat, tidak menutup kemungkinan efeknya muncul di kemudian hari, dalam bentuk gangguan pendengaran, penglihatan, kerusakan hati dan limpa, masalah kulit, serta diare.

Kucing memang berperan sebagai inang utama. Pada kucing yang terinfeksi, feses atau kotorannya dapat menjadi sumber penyebaran yang dapat menginfeksi hewan dan manusia, mulai dari 24 jam setelah dikeluarkan hingga 18 bulan pada kondisi yang sesuai. Tak hanya itu, parasit ini juga dapat menyebar melalui air dan bertahan cukup lama pada tanaman. Jika toksoplasma tertelan oleh hewan, parasit ini dapat menyebar melalui aliran darah dan menetap pada organ tubuh termasuk otot (daging). 

Itulah sebabnya, 50 persen dari kasus toksoplasmosis disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi daging mentah atau belum dimasak dengan sempurna, serta makanan dan minuman yang terkontaminasi. Dalam hal ini, makanan seperti sate, steak, buah, dan lalapan bisa membantu penyebaran toksoplasma.

Infeksi toksoplasmosis juga dapat menular melalui kontak fisik dengan tanah yang terkontaminasi kotoran kucing, transfusi darah, dan transplantasi organ. Pada janin, toksoplasma dapat ditularkan melalui plasenta. Kemungkinan ibu hamil untuk terinfeksi toksoplasma pada trimester 1 adalah sebesar 15 persen, pada trimester kedua 30 persen, dan trimester ketiga 60 persen. Lalu, pada fase kehamilan akhir, toksoplasmosis akan lebih berbahaya terhadap bayi, dibandingkan yang terinfeksi pada trimester 1. 

Benarkah Memelihara Kucing Bikin Susah Hamil?

Sepertinya ini merupakan anggapan yang cukup populer. Faktanya, sebuah penelitian yang dimuat dalam portal publikasi riset internasional ResearchGate menunjukkan adanya hubungan antara infertilitas dan toksoplasmosis. Dari hasil penelitian tersebut, diketahui ada 61,85 persen wanita yang tidak subur memiliki antibodi (IgG) yang menunjukkan bahwa tubuh mereka pernah terinfeksi toksoplasma. 

Meski demikian, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bahwa toksoplasma dapat berkontribusi terhadap infertilitas. Perlu diingat juga bahwa penyebaran toksoplasma terbanyak bukanlah dari kucing peliharaan, melainkan dari konsumsi makanan mentah, tidak matang sempurna, atau terkontaminasi dengan parasit toksoplasma. Jadi, sebenarnya memelihara kucing saat program hamil boleh saja, asal selalu memperhatikan kebersihan.

Pertama Kali Cara Memelihara Kucing

Pertama Kali Cara Memelihara Kucing

Kucing kerap menjadi pilihan sebagai hewan peliharaan. Tidak hanya mimik dan ekspresinya yang lucu, tingkah menggemaskan yang dibuatnya juga dapat meredakan rasa lelah setelah seharian bekerja. Bagi seseorang yang ingin mencoba memeliharanya, ia perlu mengetahui apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan. Berikut ini sejumlah tips memelihara kucing yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan untuk memeliharanya:

1.Siapkan Kebutuhan Dasarnya 

Tips Cara Memelihara Kucing yang pertama adalah mengetahui kebutuhan dasar dan memenuhinya. Berikut ini sejumlah kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi:

  • Makanan basah atau kering. Jenis makanan tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Wadah makanan atau minuman.
  • Bak tempat buang air dan sekop untuk kotoran.
  • Pasir kucing.
  • Sampo kucing.
  • Hair dryer.
  • Gunting kuku khusus kucing.
  • Sisir khusus kucing.
  • Tas atau keranjang khusus kucing.
  • Kandang.
  • Mainan kucing.

Selain sejumlah kebutuhan pokok tersebut, kamu bisa menambah beberapa kebutuhan lainnya, seperti vitamin, snack, atau papan cakar untuk mengasah kuku. Sejumlah kebutuhan yang telah disebutkan bersifat primer. Jadi, pastikan untuk menyediakan sejumlah kebutuhan dasar tersebut sebelum mengadopsi anak berbulu, ya.

2.Perkenalkan Lingkungan Sekitar 

Tips Cara Memelihara Kucing selanjutnya adalah memperkenalkannya dengan lingkungan sekitar. Saat memasuki tempat baru, kucing bisa saja stres dan menjadi penakut. Alih-alih menjadi aktif dan menggemaskan, kucing justru akan bersembunyi di tempat gelap yang ia anggap aman. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, sesampainya di rumah, letakkan kandang dalam keadaan terbuka di dalam rumah, dan biarkan ia menjelajak seisi rumah.

3.Tips Mengganti Makanan Kucing 

Jika kamu menganggap makanan yang diberikan terlalu mahal, jangan langsung mengganti merek makanan. Mengganti makanan kucing dapat dilakukan dengan mencampur merek makanan lama dengan merek pengganti, dengan kuantitas takaran merek lama lebih banyak. Kurangi takaran makanan merek lama secara bertahap seiring dengan bergantinya hari. Jangan lupa untuk memberinya snack dan vitamin tambahan, ya.

4.Beri Area Khusus 

Memberikan area khusus untuk kucing menjadi tips memelihara kucing selanjutnya. Jika tidak memiliki area yang cukup luas, kamu dapat menggunakan pojok ruangan untuk meletakkan rumah-rumahan, kasur, atau mainan kucing. Hal tersebut penting dilakukan guna menandai wilayah teritori yang ia anggap aman untuk beristirahat.

5.Perhatikan Kebersihannya

Memperhatikan kebersihan kucing bukan hanya membuat ia tetap sehat saja, tetapi juga menjadi salah satu dasar yang perlu diperhatikan saat ingin memelihara hewan berbulu yang satu ini. Jika kamu adalah orang yang jijik terhadap kotoran, sebaiknya urungkan niat untuk memeliharanya. Pasalnya, kamu harus rutin membersihkan bak kotorannya setiap hari dan memandikannya sebanyak 2–3 minggu sekali.

6.Rutin Mengajaknya Bermain 

Bermain secara teratur menjadi salah satu tips Cara Memelihara Kucing. Selain menggunakan mainan yang dimiliki, kamu bisa bermain kejar-kejaran dengan iming-iming memberikan snack. Setidaknya luangkan waktumu minimal 15–30 menit setiap harinya untuk mengajak ia bermain. Bermain bersama akan membuat ia merasa bahagia dan lebih sehat secara mental.

Selain itu, jangan pisahkan kucing dengan induknya sebelum usianya menginjak 3 bulan, ya. Pasalnya, saat usianya masih di bawah 3 bulan, ia masih membutuhkan ASI induknya. Jadi, itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk memelihara kucing. Sampai di sini, apakah kamu masih berminat untuk memeliharanya? Pikirkan dengan matang, ya.

Perhatikan 4 Hal Ini Sebelum Memelihara Kucing Norwegian

Memelihara Kucing Norwegian

“Kucing Norwegian adalah salah satu ras yang banyak orang pilih karena sifatnya yang sangat ramah. Meski begitu, tidak semua orang tahu apa saja hal yang perlu diperhatikan sebelum memeliharanya. Padahal, penting untuk mengetahuinya agar kucing ini dapat tumbuh dengan baik.”

Ada banyak Jenis Kucing   ras yang bisa dipelihara dengan berbagai preferensi. Ada yang menyukai kucing dengan bulu yang panjang, ukuran tubuh yang besar, dan lainnya. Nah, salah satu jenis ras yang bisa kamu pilih adalah kucing Norwegian.

Sebelum Cara Memelihara Kucing ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Untuk lebih lengkapnya, baca ulasan berikut ini!

Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Pelihara Kucing Norwegian

Kucing Norwegian adalah jenis hewan berbulu dengan ukuran besar dan sifatnya yang penyayang. Hewan ini juga dijuluki Wegies oleh para penggemar ras ini. Memang, Jenis Kucing   ini telah termasuk populer di seluruh dunia dan bahkan di negara asalnya. Maka dari itu, tidak sedikit orang yang ingin memeliharanya karena bentuk dan perangainya.

Saat kamu memutuskan untuk memeliharanya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya. Nah, berikut beberapa hal tersebut:

1. Temperamen dan Kepribadian

Kucing Norwegian ini memiliki temperamen dan kepribadian yang sangat baik, sehingga banyak orang yang menyukainya dan ingin memeliharanya. Hewan ini tidak akan mengganggu kamu untuk mendapatkan perhatian, kecuali terlambat diberi makan. Namun, mungkin saja ia akan mengikuti kemana pun kamu berada saat di dalam rumah.

Temperamennya yang lembut sangat cocok untuk pilihan keluarga dengan anak-anak dan peliharaan lainnya jika dibesarkan bersama. Kamu hanya perlu memastikan anak-anak memperlakukannya juga dengan baik. Kucing ini juga sangat menikmati perhatian yang diberikan serta bisa untuk dilatih dengan mengajarkannya beberapa trik.

2. Kesehatan

Semua kucing memiliki potensi untuk mengembangkan masalah kesehatan genetik seperti halnya manusia. Pada kucing Norwegian, masalah kesehatan yang dapat terjadi, antara lain kardiomiopati hipertrofik, displasia pinggul, dan penyakit penyimpangan glikogen tipe IV. Untuk kardiomiopati hipertrofik, kucing Norwegian yang akan dibiakkan perlu dilakukan pemeriksaan terkait gangguan ini.

3. Perawatan

Kucing Norwegian memiliki bulu yang semi tahan air yang dapat disesuaikan dengan kondisi cuaca. Maka dari itu, perawatan yang rutin sangat diperlukan untuk mencegah kusut dengan menyikatnya setiap minggu. Selain itu, pastikan untuk rutin memotong kuku dan membersihkan telinga dengan bola kapas yang dibasahi dengan pembersih telinga yang sesuai rekomendasi dokter.

Sikat gigi sesering mungkin juga perlu dilakukan dengan pasta gigi hewan untuk kesehatan mulut dan napas yang segar. Hal ini karena kucing Norwegian rentan terhadap penyakit periodontal, sehingga sikat gigi rutin sangat dibutuhkan. Lakukan semua perawatan, seperti menyikat, memotong kuku, dan menyikat gigi sejak kucing masih kecil.

4. Kebutuhan Hidup

Kucing Norwegian terbilang jenis yang lambat untuk dewasa dan membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk tumbuh menjadi dewasa. Karena hal tersebut, kamu memiliki waktu lebih banyak dengan periode anak kucing. Pembentukan perilakunya juga bisa dibentuk dengan banyak permainan. Kucing ini sangat suka untuk melatih keterampilan berburunya yang ada di dalam gennya meski sudah lama didomestikasi.

Itulah semua hal yang perlu diketahui tentang kucing Norwegian sebelum memutuskan untuk memeliharanya. Bukan perkara mudah untuk memelihara hewan ini, tetapi tidak menyulitkan juga. Bahkan, hewan ini sangat cocok untuk kamu yang memiliki anak kecil sehingga ia merasa memiliki teman tumbuh bersama.

Bolehkah Memelihara Kucing Saat Hamil?

Bolehkah Memelihara Kucing Saat Hamil

Kamu sudah lama memelihara kucing, namun amankah pelihara kucing saat hamil? Banyak orang di luar sana mungkin pernah mendengar larangan pelihara kucing saat hamil. Banyak orang yang mengatakan jika kucing bisa menyebabkan keguguran, bulu kucing berbahaya jika terhirup, dan lain sebagainya. Sebelum menelantarkan kucing kesayanganmu. Simak penjelasan berikut ini.

Inilah yang Terjadi Kalau Kamu Memelihara Kucing Saat Hamil
Cara Memelihara Kucing saat hamil adalah hal yang cukup aman. Dalam beberapa hal, kucing memberikan manfaat untuk ibu hamil yaitu bisa mengurangi tingkat stres. Yang ditakutkan banyak orang dengan keberadaan kucing di rumah adalah parasit toksoplasm yang dapat menyebabkan risiko cacat pada janin, tidak berfungsinya sistem saraf pada bayi, kebutaan, hingga keguguran jika terinfeksi selama kehamilan. Parasit ini memang tercatat sebagai penyebab penyakit yang dapat menyebabkan gangguan kehamilan dan janin. Namun, menyalahkan kucing sebagai satu-satunya penyebab tertular tokso adalah hal yang salah. Konsumsi makanan setengah matang, atau buah dan sayur yang tidak dicuci justru berisiko lebih besar untuk terkena toksoplasmosis. Toksoplasmosis sendiri disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang memang bisa menginfeksi kucing jika ia memakan sesuatu atau menginjak tanah yang terkontaminasi dengan parasit tersebut. Untuk kucing yang dipelihara di dalam rumah dan diberikan makanan khusus kucing, tentunya risiko ini akan berkurang drastis. Penularan toksoplasmosis dari kucing yang terinfeksi pun tidak semudah yang orang-orang bayangkan. Kamu hanya bisa tertular jika bersentuhan dengan kotorannya karena organisme yang menyerang sel di usus kucing akan membentuk sel ookista, yakni bentuk awal kehidupan parasit yang belum matang dan masih terbungkus oleh selubung berdinding tebal. Kucing akan membuang sel-sel tersebut lewat feses. Oleh karena itu, mintalah anggota keluarga lain untuk membersihkan tempat kotoran kucing selama kamu hamil. Dan pastikan selalu cuci tangan setelah bermain dengan kucing, terutama jika hendak makan. Selain itu, jangan lupa gunakan sarung tangan saat berkebun. Karena virus tokso jauh lebih banyak ditemukan di luar rumah dibandingkan pada kucing rumah.

Penyebab Lain Toxoplasmosis
Yang perlu kamu ketahui juga adalah penyakit toxoplasmosis tidak hanya ditularkan lewat kucing, cara lain yang perlu diwaspadai juga oleh ibu hamil adalah:

  • Memakan makanan mentah atau setengah matang seperti sayur, daging, dan ikan.
  • Bersentuhan dengan tanah yang tercemar lalu makan atau menyentuh mulut tanpa cuci tangan. Tidak menjaga kebersihan dengan baik.
  • Memakan makanan yang sudah terkontaminasi dan tidak dicuci dengan bersih.
  • Meminum air yang tercemar atau air mentah.


Tips Cara Memelihara Kucing Saat Hamil
Untuk mencegah terjangkitnya penyakit toxoplasmosis pada ibu hamil yang pelihara kucing, simak beberapa tips yang dapat kamu lakukan:

1.  Membersihkan Kandang Secara Teratur
Saat kamu hamil, mintalah bantuan orang lain untuk membersihkan kotoran pada box pasir dan kandang. Infeksi dapat terjadi ketika kamu menyentuh feseskucing, kemudian tangan menyentuh mulut tanpa mencuci tangan terlebih dulu. Berhati-hatilah dalam membersihkan kandang kucing usahakan kamu menggunakan sarung tangan dan masker sekali pakai.

2.  Jangan Biarkan Kucing Peliharaanmu  Ke Luar Rumah
Jangan biarkan kucing peliharaanmu berkeliaran di luar rumah, karena bisa meningkatkan risiko toksoplasmosis. Sebagian besar kucing tidak menunjukkan adanya tanda-tanda terinfeksi Toxoplasma gondii.

3.  Perhatikan Apa Yang Dimakan Kucing Peliharaanmu
Jangan berikan kucingmu memakan daging mentah atau setengah matang. Saat kucing mengonsumsi makanan yang telah terinfeksi atau memakan daging setengah matang yang mengandung parasit, maka dia akan terinfeksi. Lebih baik memberikan makanan khusus kucing.

Apakah Aman Memelihara Kucing saat Memiliki Bayi?

Apakah Aman Memelihara Kucing saat Memiliki Bayi
Apakah Aman Memelihara Kucing saat Memiliki Bayi

Bagi calon orangtua, menanti kehadiran bayi di tengah-tengah keluarga menjadi hal yang mendebarkan sekaligus membuat khawatir. Kebanyakan orangtua merasa mungkin masih meraba tentang hal apa saja yang harus dilakukan kelak. Nah, biasanya perasaan cemas dan khawatir lebih sering dialami calon orangtua yang memelihara kucing di rumah. 

Bukan tanpa alasan, membiarkan kucing dan bayi baru lahir di ruangan yang sama mungkin terdengar seperti ide yang tidak mudah dilakukan. Masalah keamanan bayi dan risiko gangguan kesehatan sering menjadi alasan. Namun, bukan berarti hal ini tidak bisa terwujud. Apakah aman untuk memelihara kucing saat memiliki bayi? Jawabannya aman. 

Tips Aman Memelihara Kucing 

Meski memiliki tingkah yang lucu dan menggemaskan, kucing tetaplah seekor hewan. Saat merasa terancam atau karena situasi tertentu, kucing bisa mencakar bahkan menggigit. Jika dihadapkan dengan bayi baru lahir yang tidak berdaya, tentu hal tersebut akan terdengar mengerikan. Belum lagi, risiko gangguan kesehatan yang mungkin muncul jika Si Kecil dibiarkan dekat dengan hewan berbulu ini. 

Namun jangan khawatir, dengan sedikit pengaturan dan perubahan di rumah, sebenarnya aman-aman saja untuk Cara Memelihara Kucing saat memiliki bayi. Hal yang perlu ibu perhatikan adalah selalu memberi jarak antara bayi dan kucing peliharaan, terutama saat bayi sedang sendirian, entah di kamar, di ayunan, atau di kasur. 

Perlu diingat, keselamatan Si Kecil adalah hal yang penting diperhatikan jika ada kucing peliharaan di rumah. Sebaiknya, hindari kucing dan bayi baru lahir tidur di kasur yang sama. Sebab, hal ini bisa meningkatkan risiko bayi tidak sengaja tercakar atau mengalami gangguan pernapasan karena bulu-bulu kucing. Ibu dan ayah tentu juga akan merasa lebih tenang jika tempat tidur bayi dan kucing dipisah. 

Selain itu, memelihara kucing di rumah juga bisa membuat orangtua khawatir akan risiko penularan toksoplasmosis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit protozoa (organisme bersel satu) Toxoplasma gondii. Jenis parasit ini sering kali terdapat pada kotoran kucing atau daging yang belum matang. Nyatanya, toksoplasmosis adalah “ancaman” nyata yang harus diwaspadai. 

Biasanya, pencegahan terhadap infeksi ini sudah dilakukan sejak kehamilan. Namun, risiko penyakit ini tetap perlu diwaspadai. Cara penularan parasit penyebab infeksi pada bayi baru lahir sama dengan pada wanita hamil. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti demam, sakit kepala, dan nyeri di seluruh tubuh. 

Namun jangan khawatir, ibu dan ayah bisa mencegah penularan toksoplasmosis pada bayi dengan beberapa cara, mulai dari menjaga kucing tetap di dalam rumah, jangan biarkan kucing mendekat dengan kucing liar, jangan biarkan bayi menyentuh atau memakan kotoran kucing, selalu mencuci tangan dengan sabun atau kenakan sarung tangan sebelum dan setelah menyentuh kucing, serta jangan memberi makan kucing dengan daging mentah, sebab ada risiko daging mengandung parasit dan kucing bisa menularkannya. 

Benarkah Memelihara Kucing dapat Mencegah Asma pada Bayi?

Selain lucu dan menggemaskan, ternyata memelihara kucing dapat mencegah asma pada bayi. Penelitian mengenai hal ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari Copenhagen Studies on Asthma di Childhood Research Center (COPSAC) di Denmark. Mereka berhasil memberikan penjelasan mengenai keterkaitan antara hewan peliharaan dengan asma.

Sejauh ini, penelitian menunjukkan hasil yang kontradiktif, seperti memiliki hewan peliharaan dapat membantu mencegah gangguan hipersensitivitas tertentu, sama sekali tidak membuat perbedaan, atau justru malah memperparahnya. Gangguan hipersensitivitas merupakan reaksi berlebihan atau tidak diinginkan karena terlalu sensitifnya respon imun (merusak, menghasilkan ketidaknyamanan, dan terkadang berakibat fatal) yang dihasilkan oleh sistem imun.

Nah, setelah dilakukan penelitian ulang, ditemukan kunci dari permasalahan ini ada pada sebuah gen yang diidentifikasi bernama gen 17q21. Gen yang disebut TT oleh para ilmuwan ini merupakan varian genetik manusia yang bekerja untuk melipatgandakan risiko kondisi “atopi” seperti asma dan radang bronkus. Maka selanjutnya para ilmuwan menjadikannya kandidat utama untuk studi demi melihat pengaruh lingkungan pada perkembangan masa kanak-kanak.

Hanya sekitar 10 persen orang pemilik hewan peliharaan yang memiliki alergi, tetapi setidaknya 30 persen orang dengan asma alergi terhadap hewan. Jika anak ibu memiliki asma, pertimbangkan apakah hewan peliharaan ibu dapat memproduksi alergen yang memicu gejala asma pada anak. Bulu hewan peliharaan ibu mungkin bukanlah penyebab yang memperparah kondisi anak. Alergi disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap protein yang ditemukan pada serpihan kulit mati hewan, air liur, urine, dan bulu.

Tips Menghindari Asma yang Diakibatkan oleh Hewan Peliharaan

  • Vakum rumah secara berkala. Vakum dapat mengendalikan sel kulit mati dan bulu hewan di dalam rumah.
  • Pastikan rumah bebas dari bulu hewan peliharaan. Merawat hewan peliharaan dan menjaga rumah serta perabotan bebas dari bulu dapat membantu menghindarkan bayi dari risiko terkena asma.
  • Coba obat dosis cair untuk kucing. Dosis cair dari sedatif acepromazine telah menunjukkan pengurangan protein pada air liur kucing yang berperan pada alergi. Namun, efektivitas metode ini bervariasi tergantung pada kucing dan alergi pemilik.
  • Gunakan sampo dan semprotan yang menetralisir dander. Dander mengandung serpihan kecil dari kulit hewan yang menempel pada bulu. Protein dari air liur hewan yang menempel pada dander adalah penyebab sebenarnya dari serangan asma. Beberapa produk mempromosikan produknya dapat menetralisir dander.
  • Batasi akses hewan peliharaan ke kamar tidur. Cara terbaik untuk mencegah serangan asma adalah mencegah alergen. Menjaga hewan peliharaan di luar kamar atau terbatas pada ruangan tertentu adalah cara untuk tetap membuat area bebas alergen tanpa harus mengorbankan hewan peliharaan.
  • Bersihkan tempat tidur hewan. Tungau debu senang makan dander hewan peliharaan. Gunakan pelindung tungau debu dan bersihkan tempat tidur hewan dengan rutin.

Selain dapat mencegah penyakit asma, memelihara kucing juga mempunyai banyak manfaat lain bagi tumbuh kembang anak.

Manfaat Memelihara Kucing bagi Tumbuh Kembang Anak

Manfaat Memelihara Kucing bagi Tumbuh Kembang Anak

Meningkatkan Imun Anak

Dengan memelihara kucing, anak yang terbiasa berinteraksi dengan hewan peliharaan cenderung terhindar dari hadirnya alergi. Menurut Dennis Ownby, M.D., seorang dokter anak, ia melakukan studi tentang kaitan antara alergi dengan hewan peliharaan. Tanda cinta yang ditunjukkan hewan dengan jilatan akan mengubah sistem imun, sehingga respon terhadap alergi berbeda. Selain itu, kegiatan bermain bersama hewan membuat anak lebih gembira dan terhindar dari stres.

Membangun Rasa Tanggung Jawab

Libatkan anak secara langsung ketika mengurus hewan peliharaan. Ajarkan juga konsekuensi apa yang muncul ketika ia melewatkan sesuatu, misalnya telat memberi makan. Ajarkan konsekuensinya secara perlahan. Dengan begitu, pemahaman anak mengenai rasa tanggung jawab akan semakin meningkat.

Menghadirkan Empati

Pengertian jika hewan sebenarnya sama seperti manusia yang butuh makanan serta kasih sayang, memicu rasa empati sejak dini. Selain itu, kepedulian yang hadir dari tanggung jawab juga menjadi salah satu faktor utama. Jangan pernah mengabaikan hewan peliharaan anak yang sedang sakit.  Jika hewan peliharaan mati, jangan langsung menggantinya dengan yang baru. Tindakan tersebut justru meredupkan rasa empati, karena anak akan berpikir bahwa hewan bisa dengan mudah tergantikan.

Meningkatkan Motorik Anak

Kemampuan motorik anak dapat terasah dengan baik. Apalagi kegiatan luar ruangan yang mereka lakukan akan lebih berkualitas. Anak akan belajar berlari, melompat, dan meraba, sehingga saraf motoriknya bekerja secara maksimal.

SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE

Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: