Anak Kucing – Setiap kucing dapat mengalami masalah bulu, seperti kerontokan. Salah satu masalah kerontokan bulu yang akan dibahas kali ini adalah facial alopecia. Seperti namanya, facial alopecia adalah kerontokan yang hanya terjadi di area wajah, terutama area atas mata dan dekat telinga.

Apakah Anak Kucing Bisa Mengalami Facial Alopecia?

Umumnya, facial alopecia terjadi pada kucing yang berusia 14-20 bulan, dan berlanjut hingga usianya 3 tahun. Pada kucing dewasa, facial alopecia merupakan proses penuaan yang normal terjadi. Meski umumnya terjadi pada kucing dewasa, facial alopecia juga bisa terjadi pada (kitten) yang berusia di bawah 1 tahun. 

Penyebab Facial Alopecia pada Anak Kucing
Penyebab Facial Alopecia pada Anak Kucing

kucing peliharaan kucing flatnose dan peaknose kandang kucing kucing hamil

Sebenarnya, sangat umum bagi kucing untuk perlahan-lahan kehilangan bulu di area wajahnya seiring bertambahnya usia. Meski tidak bagus dilihat, alopecia bukanlah penyakit, melainkan gejala dari kemungkinan masalah medis lain. Terutama jika terjadi pada anak kucing. 

Pada Kitten facial alopecia biasanya merupakan tanda dari infeksi, kelainan atau penyakit tertentu. Misalnya infeksi bakteri, jamur, parasit, alergi, penyakit autoimun atau hipertiroidisme. Kitten yang sehat biasanya terus mengembangkan bulunya selama masa kanak-kanak.

Pada beberapa kondisi, kamu perlu mewaspadai kemungkinan kurap sebagai penyebab dari kerontokan bulu. Kitten yang berusia kurang dari satu tahun rentan terhadap kurap, karena sistem kekebalan mereka masih berkembang, membuat mereka tidak dapat melawan infeksi dengan baik. 

Kurap adalah infeksi jamur pada kulit yang bisa memicu kerontokan bulu dan gatal. Facial alopecia juga bisa menjadi gejala umum kurap. Kondisi ini bisa berupa sekumpulan rambut patah atau bercak kecil dan botak merah di wajah anak kucing. Kurap bisa sangat menular ke manusia dan kucing lain.

Jadi, jika anak kucing mengalami kerontokan bulu di area wajah, sebaiknya segera bawa ke dokter hewan. Dokter hewan mungkin melakukan pemeriksaan darah dan memeriksa folikel rambut anak kucing, untuk memastikan penyebab facial alopecia yang dialami.

Sebagai langkah awal, kamu juga bisa download aplikasi Halodoc untuk membicarakan kondisi ini pada dokter hewan, lewat chat. Dokter tentunya akan memberi saran perawatan atau menyarankan pemeriksaan lebih lanjut di klinik hewan. 

Bagaimana Pengobatan untuk Facial Alopecia?

Pengobatan untuk facial alopecia tergantung pada akar penyebabnya. Sebagian besar infeksi bakteri pada kulit merespons dengan baik terhadap antibiotik, sedangkan infeksi jamur bisa lebih sulit diobati. Kasus ringan hingga sedang memerlukan obat mandi atau salep. 

Namun, pada kasus yang parah, dokter hewan kemungkinan besar akan meresepkan obat antijamur oral seperti griseofulvin atau itraconazole. Jika disebabkan oleh kurap, pengobatan untuk facial alopecia akan memakan waktu yang tidak sebentar.

Pengobatan dapat berlangsung selama beberapa bulan, karena kurap sulit dihilangkan. Selain itu, penyakit autoimun seperti dermatosis hidung, rambut rontok dan pigmentasi pada hidung dapat ditangani dengan baik dengan salep kortison atau prednison.

Latihan Dasar untuk Anak Kucing Peliharaan

Latihan Dasar untuk Anak Kucing Peliharaan

Halodoc, Jakarta – Melatih anak kucing peliharaan berbeda dari anak anjing. Kitten mungkin tidak terlalu menerima latihan, seperti menangkap bola, mengambil koran, meraih frisbee, dan latihan-latihan lainnya yang memang dikhususkan untuk anjing.

Namun, ada juga beberapa latihan dasar yang bisa diterapkan baik pada anjing maupun kucing. Pada dasarnya, kucing adalah hewan yang sangat cerdas, sehingga kamu bisa dengan mudah mengajarkan berbagai hal. Mulailah melatih anak kucing peliharaan segera setelah kamu membawanya pulang agar anak kucing bisa beradaptasi untuk hidup dengan keluarga. 

Berikut ini lima latihan dasar yang bisa dilakukan pada anak kucing peliharaan:

1.Ajari Anak Kucing untuk Duduk

Semakin banyak hewan diberi penghargaan atau hadiah atas suatu perilaku, maka semakin besar peluangnya untuk menguasai perilaku tersebut. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya masalah perilaku, latihan dasar pertama yang perlu diajarkan pada Kitten peliharaan adalah perilaku dasar seperti duduk. 

Cara untuk mengajari Kitten untuk duduk adalah dengan memberi penghargaan segera setelah ia duduk. Kamu juga bisa menggunakan suara seperti “bagus” saat anak kucing menyentuh lantai. Segera setelah anak kucing peliharaan berhasil menuruti perintahmu untuk duduk, kamu bisa memberi penghargaan berupa hadiah makanan, seperti tuna atau sesendok makanan kucing kaleng.

Bila Kitten ingin meraih sendiri makanan tersebut dengan cakarnya atau berdiri di atas kaki belakangnya, jauhkan makanan tersebut darinya hingga semua kakinya menyentuh lantai.

Tujuannya agar kamu tidak memberinya hadiah atas perilaku yang tidak diinginkan (mengais dan berdiri di atas kaki belakang), alih-alih menghargai perilaku yang diinginkan (duduk). Triknya adalah pastikan Kitten peliharaan sedang lapar saat kamu melatihnya, sehingga ia akan tertarik pada hadiah yang ditawarkan dan mengikuti instruksi.

2.Latih Anak Kucing agar Menyukai Kandangnya

Ajari Kitten peliharaan agar betah di kandangnya sejak usia dini. Memberi makanan di dalam kandang adalah cara yang baik untuk membuatnya terbiasa berada di area tertutup.

Pada awal latihan, biarkan pintu kandang tetap terbuka, lalu saat anak kucing sudah terbiasa dengan kandangnya, tutup pintu kandang untuk beberapa saat. Melatih Kitten untuk belajar menyukai kandangnya bermanfaat untuk mengamankan kucing saat ingin membawanya bepergian nantinya.

3.Latih Anak Kucing agar Terbiasa dengan Berbagai Jenis Belaian

Banyak kucing hanya mentolerir perlakuan dengan beberapa cara tertentu saja, dan tidak nyaman bila digendong dalam posisi canggung. Namun, anak kucing peliharaan kemungkinan besar pasti digendong dalam berbagai posisi tidak nyaman pada saat tertentu.

Misalnya, saat keponakan datang berkunjung atau saat di rumah sakit hewan, dan lain-lain. Kamu perlu mempersiapkan Kitten untuk menghadapi hal tersebut dengan mengajarinya menerima berbagai jenis belaian dan pelukan.

Berlatihlah hanya sampai tahap di mana kucing merasa nyaman dan rileks. Cobalah untuk menggendong kucing dengan mengangkat sisi tubuhnya, atau menggendong di bawah lengannya dengan pantat menggantung.

Selain itu, berlatihlah menahan anak kucing untuk waktu yang singkat. Sentuh bagian tubuhnya, seperti kaki dan telinganya, tarik sedikit ekornya, dan usapkan jari kamu pada gigi dan gusinya. Berikan hadiah untuk setiap gerakan dan pelukan. 

Membiasakan Kitten diperlakukan dengan berbagai cara memudahkan kamu untuk memangkas kukunya, menyikat giginya, dan membersihkan telinga seiring bertambah usianya.

4.Mengajari Anak Kucing untuk Bersosialisasi

Perlu diketahui, masa sosialisasi utama untuk Kitten adalah antara usia 2-7 minggu. Banyak kucing yang ketakutan saat dewasa dan bersembunyi ketika pengunjung datang karena mereka hanya sedikit bertemu orang di luar keluarga selama masa sosialisasi.

Cegah hal itu terjadi dengan membiasakan anak kucing bertemu dengan banyak orang. Kamu bisa mengundang keluarga atau teman ke rumah. Berilah hadiah, mainan, belaian atau pujian untuk setiap pengalaman baru bertemu dengan orang lain, dan hindari memaksa anak kucing sampai ke titik di mana ia ketakutan.

Kamu juga bisa membawa Kitten untuk berjalan-jalan di sekitar rumah, sehingga ia akan terbiasa berada di dekat berbagai hewan. Sebelum kamu mendekatkan kucing kamu ke kucing lain, kunjungi dokter hewan untuk memastikan anak kucing sudah terlindungi dengan vaksin yang tepat. 

5.Latih Anak Kucing untuk Bermain dengan Mainannya

Bermain dengan Kitten adalah cara terbaik untuk mempererat ikatan dengannya dan mengurangi energi berlebih pada anak kucing. Namun, saat kamu bermain secara kasar dengan anak kucing, anak kucing akan belajar bahwa tidak apa-apa untuk bermain dengan gigi dan cakar pada kulit pemiliknya, yang bisa meningkat menjadi gigitan dan cakaran yang lebih keras. 

Gunakan mainan untuk berinteraksi dengan Kitten peliharaan. Misalnya, mainan tali yang terdapat bulu di ujungnya, bola atau mainan catnip akan terasa menyenangkan bagi Kitten sama seperti tangan kamu.

Inilah Nutrisi yang Dibutuhkan oleh Anak Kucing

Inilah Nutrisi yang Dibutuhkan oleh Anak Kucing

Halodoc, Jakarta – Nutrisi adalah zat yang diperoleh dari makanan dan digunakan oleh Kitten sebagai sumber energi dan bagian dari sistem metabolisme yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya. Kecuali si kucing sedang mengalami sakit, pastinya tidak hanya nutrisi saja yang dibutuhkan cukup, tapi juga penanganan untuk penyakitnya. Nah, terkait nutrisi yang dibutuhkan anak kucing, lantas jenis nutrisi apa saja yang dibutuhkan? Temukan jawabannya di sini!

Jenis Nutrisi yang Diperlukan Anak Kucing

Kitten biasanya disapih dari susu induknya pada usia sekitar 8 minggu dan bergantung pada pemilik hewan peliharaan untuk pemenuhan nutrisinya. Anak kucing yang mendapatkan cukup nutrisi pada makanannya akan mencapai pertumbuhan yang optimal, fungsi kekebalannya dapat berkembang sempurna, serta meminimalkan potensi obesitas.

Masa pertumbuhan anak kucing adalah waktu-waktu yang menyenangkan, menggemaskan, dan sangat aktif. Itulah sebabnya, nutrisi yang baik dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan di masa perkembangannya. 

Beberapa nutrisi tersebut antara lain:

1. Lebih banyak kalori, protein, dan lemak daripada makanan kucing dewasa untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang sedang tumbuh.

2. Asam lemak omega DHA, yang merupakan nutrisi penting untuk perkembangan otak dan penglihatan pada anak kucing.

3. Vitamin dan mineral termasuk vitamin E, dan selenium, adalah antioksidan bermanfaat yang membantu mengembangkan sistem kekebalan pada Kitten.

4.Anak Koecing juga membutuhkan rasio kalsium terhadap fosfor yang optimal untuk pertumbuhan tulang yang tepat.

Tahapan Pemberian Nutrisi Buat Kitten

Untuk bulan pertama kehidupan kucing, makanan yang dibutuhkan adalah susu induknya atau susu formula khusus yang diberikan setiap 2-4 jam jika Kitten telah dipisahkan dari induknya. Setelah periode awal ini berlalu, makanan anak kucing dapat menjadi makanan pokok dalam tahapan, jumlah, dan frekuensi berikut:

1. Dari usia 3-5 minggu, beri makan Kitten tanpa induk dengan susu formula khusus pengganti di piring dangkal untuk mendorong penyapihan dari botol. Kamu juga bisa menambahkan makanan yang lembap dan mudah dikunyah yang terdiri dari campuran susu formula hangat dan makanan kalengan atau kering berkualitas tinggi untuk anak kucing 4-6 kali sehari.

2. Di usia 5-8 minggu, Kitten sudah bisa mengunyah makanan anak kucingnya sendiri, dan kamu harus memberikan makanan yang kaya protein dan energi 3-4 kali sehari. 

Makanan Kitten biasanya sangat tinggi protein, kalori, dan lemak, yang semuanya diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan fungsi tubuh yang sehat. Memberi makan makanan anak kucing yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dan waktu yang tepat secara rutin menjadi bagian penting pada masa pertumbuhannya. 

Kalau kamu punya pertanyaan seputar nutrisi yang dibutuhkan oleh Kitten, kontak saja langsung Halodoc. Dokter hewan terbaik akan memberikan solusi untuk kamu. Jangan lupa download Halodoc ya!

Obesitas pada kucing dapat menyebabkan banyak penyakit. Peningkatan berat badan di atas berat badan ideal dapat memicu munculnya berbagai penyakit. Perlu diketahui kalau sistem pencernaan kucing beradaptasi dengan pola makan berbasis daging. 

Sebagai karnivora sejati, kucing mengandalkan protein sebagai sumber energi utamanya. Diet karnivora sejati adalah rendah karbohidrat. Kucing liar umumnya jarang mengalami obesitas, karena setelah diteliti, asupan makanan mereka umumnya adalah 52 persen protein, 46 persen lemak, dan hanya 2 persen karbohidrat. Nah, coba perhatikan, apakah kamu cenderung memberi kucing peliharaan karbohidrat atau tidak?

Cara Menangani Anak Kucing Belekan

“Banyak masalah kesehatan bisa menyebabkan anak kucing belekan. Untuk menanganinya, kamu bisa membersihkan belek secara teratur, dan membawa Kitten ke dokter hewan, bila gejala tidak hilang lebih dari 24 jam.”

Halodoc, Jakarta – Mata Kitten yang sehat biasanya jernih dan cerah. Bila kamu menjumpai anak kucing belekan, dan sering menggosok-gosokkan wajahnya ke sofa atau karpet, bisa jadi ada sesuatu yang salah. 

Ada banyak faktor yang bisa jadi penyebab Kitten belekan. Mulai dari flu biasa, hingga penyakit serius dapat menyebabkan keluarnya cairan dari mata kucing. Apa yang bisa dilakukan untuk menanganinya? Yuk, simak lebih lanjut!

Lakukan Ini saat Anak Kucing Belekan

Kamu dapat membantu menghindari masalah mata pada anak kucing dengan memberikan vaksinasi yang diperlukan, dan sering memeriksa kondisi matanya. 

Ketika Kitten belekan, kamu bisa membersihkannya agar membuatnya lebih nyaman, dengan cara:

  • Celupkan bola kapas ke dalam air hangat. Bersihkan kotoran mata, selalu dari sudut mata ke arah luar. Gunakan bola kapas segar untuk setiap mata.
  • Hindari obat tetes atau pencuci yang dijual bebas kecuali dokter hewan telah meresepkannya.

Karena perawatan yang benar bisa sangat penting untuk kesehatan dan kucing, selalu bicarakan dengan dokter hewan untuk memastikan kucing mendapatkan perawatan yang tepat yang dibutuhkan.

Lantas, kapan harus ke dokter hewan bila Kitten belekan? Jika belekan pada mata kucing tidak hilang dalam waktu 24 jam, segera bicarakan dengan dokter hewan di aplikasi Halodoc. Jangan sepelekan hal ini karena masalah kecil dapat dengan cepat berubah menjadi kondisi serius.

Jika ada sisa obat dari masalah mata sebelumnya, jangan menggunakannya pada mata kucing. Masalah mata yang berbeda memerlukan pengobatan yang berbeda, dan salah pengobatan dapat berakhir menyebabkan kondisi serius pada kucing.

Ketahui Penyebabnya

Ada banyak hal yang bisa jadi penyebab Kitten belekan. Hal ini hanya bisa diketahui saat kamu membawa anak Koecing untuk diperiksa oleh dokter hewan.

Secara umum, berikut ini beberapa penyebab Kitten belekan yang perlu diketahui:

  • Infeksi saluran pernapasan atas. Ini adalah penyebab umum keluarnya cairan dari mata pada kucing. Bisa karena infeksi virus seperti feline calicivirus, penyakit pernapasan menular, pneumonitis atau rhinotracheitis (herpesvirus). Bisa juga karena infeksi bakteri, dan protozoa. Gejalanya bisa ringan atau berkembang menjadi sesuatu yang sangat serius dan mungkin termasuk kotoran mata yang lengket seperti nanah.
  • Konjungtivitis. Merupakan kondisi peradangan pada lapisan merah muda muda di sekitar mata kucing. Kondisi ini bisa menyebabkan salah satu atau kedua mata kucing terlihat merah dan bengkak, peka terhadap cahaya, dan mengeluarkan kotoran mata yang bening, berair, atau kental. Konjungtivitis dengan demam, diare, dan kesulitan bernapas dapat mengarah ke peritonitis infeksi kucing yang berpotensi fatal, meskipun ini terbilang jarang terjadi.
  • Gangguan kornea. Kornea mata kucing adalah permukaan berbentuk kubah yang menutupi bagian depan mata. Bagian mata ini dapat meradang, terluka, atau mengalami ulserasi. Menyebabkan terjadinya kekeruhan pada mata, kedipan berlebihan, peradangan, dan peningkatan produksi air mata.
  • Mata berair (epifora). Saluran air mata yang tersumbat, produksi air mata yang berlebihan, alergi, konjungtivitis virus, dan banyak lagi dapat menjadi penyebab robekan abnormal pada mata kucing yang berujung pada belekan.
  • Uveitis. Peradangan pada struktur internal mata, trauma, kanker, masalah kekebalan atau infeksi dapat menyebabkan peradangan uveitis yang serius dan sering menyebabkan belekan.
  • Mata kering (keratokonjungtivitis sicca). Mata kering dapat menyebabkan kornea meradang, kemerahan, dan jika tidak diobati dapat terjadi kebutaan. Hal ini karena bagian air mata yang encer tidak ada, serta dapat terjadi keluarnya cairan mata berwarna kuning dan lengket.

Selain berbagai kondisi tersebut, anak koecing belekan juga bisa terjadi karena penyebab lain seperti alergi, masuknya kotoran, atau masalah pada kelopak mata. Untuk tahu lebih pasti penyebab dari kondisi ini, kamu perlu berkonsultasi pada dokter hewan, ya.

Kucing Ras yang Cocok Dipelihara Anak

Kucing Ras yang Cocok Dipelihara Anak
Kucing Ras yang Cocok Dipelihara Anak

Ketika anak memelihara kucing, anak akan diajari pentingnya tanggung jawab dan disiplin. Lantas, kucing ras seperti apa yang cocok dipelihara anak? Beberapa Jenis Kucing ras yang cocok dipelihara anak adalah kucing siam, kucing birman, persia, dan ragdoll.”

Halodoc, Jakarta – Memutuskan untuk memelihara kucing adalah keputusan yang perlu pertimbangan khusus, terutama dalam memilih ras yang tepat untuk keluarga yang memiliki anak. 

Koecing tidak hanya menjadi teman bermain, tetapi juga sedikit banyak bisa membantu anak mendapatkan pelajaran dalam mengaplikasikan aktivitas sehari-hari. Ketika anak memelihara kucing, anak akan diajari pentingnya tanggung jawab dan disiplin. Lantas, kucing ras seperti apa yang cocok dipelihara anak? 

1. Siam

Kucing siam menjadi salah satu ras paling populer untuk keluarga karena kepribadiannya yang cerdas, penuh kasih sayang, dan ramah. Nilai plus inilah yang membuat kucing siam menjadi kucing ras yang cocok dipelihara anak.

2. Maine Coon

Kucing ras ini dianggap banyak orang sebagai kucing rumah yang ideal karena ramah, cerdas, dan penyayang. Tapi ada satu tantangannya, tubuhnya yang besar dengan bulu tebal membutuhkan perawatan yang telaten. 

3. Birman

Kucing cantik dan penyayang ini menjadi teman yang ideal untuk anak-anak karena mereka mudah ditangani, sangat suka bermain, dan memiliki temperamen yang lembut. Meskipun dinilai kurang aktif dibandingkan ras lain, kucing birman dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan rumah. Selain itu sifat positifnya yang lain adalah tidak menuntut, senang dibelai, dan diajak bermain. 

4. Abyssinian

Abyssinian adalah koecing aktif yang akan menghibur anak-anak dengan tingkat energinya yang tinggi, yang berarti kucing ras ini tidak akan pernah bosan bermain dengan anak. Kucing jenis ini menjadi kucing yang kerap jadi pilihan karena bulunya tidak lebat dan gampang rontok, sehingga perawatannya cukup simpel.

5. Manx

Manx adalah jenis yang lembut dan suka bermain terutama permainan lempar bola. Bila kamu dan keluarga sangat senang memeluk dan bersentuhan dengan hewan peliharaan, kucing ras manx kerap jadi pilihan tepat. Ini dikarenakan koecing tipe ini senang berinteraksi dengan pemiliknya secara intens. 

6. Persia

Persia adalah kucing peliharaan keluarga yang juga populer karena ciri khasnya yang tenang dan senang bermain. Seperti ras berbulu panjang lainnya, kucing Persia memiliki rutinitas perawatan yang spesial. Pastikan kamu dan keluarga—terutama anak, punya jiwa telaten yang tinggi untuk memastikan kucing Persia peliharaan dirawat dengan baik dan benar.

7. Ragdoll

Kucing ragdoll dikenal dengan sikap lembut, sabar dan santai. Ragdolls dapat menjadi teman yang ideal untuk keluarga dengan anak kecil. Ragdol berkepribadian menyenangkan, mudah dilatih dan mudah beradaptasi dengan hampir semua lingkungan, yang berarti kucing jenis ini cocok dengan anak-anak dan orang dewasa.  Dikenal karena perilakunya yang seperti anak anjing, ragdoll senang digendong dan dibawa-bawa. 

Meskipun beberapa ras lebih cocok untuk keluarga dengan anak-anak daripada yang lain, setiap kucing memiliki kepribadian dan perilaku yang berbeda. Sebelum memutuskan untuk membawa Jenis Kucing  tertentu untuk tinggal di rumah, pastikan kamu sudah melakukan keputusan yang tepat dengan membawa kucing yang sesuai dengan kepribadian dan kebutuhan keluarga. 

Sejatinya memelihara kucing tidak hanya soal senang-senang, elus-elus, atau lucu untuk diposting ke sosial media. Ada tanggung jawab besar dibalik proses memelihara hewan. Terutama bila kamu memiliki anak kecil. Adaptasi dan penerimaan antara anak dan hewan peliharaan perlu dibangun dan dibina. 

SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE

Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: