Kucing Peliharaan Sakit – “Biasanya kucing peliharaan yang cacingan akan menunjukkan gejala bulu kusam, penampakan cacing di dalam kotoran, perubahan warna gusi, kotoran berwarna gelap lembek, serta tidak ada semangat pada kucing yang biasanya lincah dan ceria.”
Ciri Kucing Peliharaan yang Mengalami Cacingan
jenis kucing persilangan hutan dan domestik kucing keracunan bahaya cakaran kucing kucing yang paling menggemaskan
Kemungkinan kucing tertular parasit usus adalah hal yang normal. Kamu akan terkejut jika kucingmu tidak pernah cacingan. Pada dasarnya terlepas dari kucing rumahan ataupun kucing liar, sama-sama berisiko mengalami cacingan. Kucing peliharaan bisa terinfeksi cacing saat bersentuhan dengan kutu, telur, atau partikel yang terinfeksi dalam tinja.
Kutu adalah pembawa telur cacing pita dan jika kutu melompat ke kucing peliharaan, sehingga kucing secara tidak sengaja menelan kutu. Jika kucing memakan kutu, besar kemungkinan kucing akan tertular cacing pita. Bagaimana ciri kucing yang mengalami cacingan?
Bulu yang Kusam dan Tidak Ceria
Gejala cacingan pada kucing peliharaan Sakit berbeda tergantung jenis infeksi cacing yang dialaminya. Biasanya dokter hewan akan menentukan spesies cacing yang menginfeksi kucing peliharaan sebelum memutuskan jenis perawatan yang tepat seperti apa.
Kucing peliharaan Sakityang terinfeksi cacingan akan menunjukkan gejala sebagai berikut:
1. Penampakan cacing
Kamu mungkin melihat penampakan cacing ataupun telur cacing pada kotoran atau muntahan kucing peliharaan. Cacing atau telur terkadang juga dapat bermigrasi ke anus kucing ataupun tersangkut di bulunya.
2. Bulu yang kusam
Jika kucing terinfeksi parasit, bulunya mungkin tampak kusam, kusut, atau menggumpal karena kekurangan nutrisi atau dehidrasi.
3. Perubahan warna gusi
Gusi kucing yang sehat seharusnya bagus dan berwarna merah muda, tetapi jika tampak pucat atau putih, kucing mungkin mengalami anemia, karena cacingan.
4. Muntah
Muntah adalah kejadian umum pada kucing, tetapi jika terjadi lebih sering dari biasanya, cacingan bisa menjadi penyebabnya.
5. Perubahan feses
Kotoran berwarna gelap dan lembek yang menunjukkan adanya darah, kemungkinan tanda dari infeksi cacing tambang. Cacing di usus juga bisa menyebabkan diare.
6. Nafsu makan meningkat, meskipun berat badan turun
Ini karena cacingan menghilangkan nutrisi penting kucing sehingga kucing memerlukan makan lebih banyak dari biasanya untuk mempertahankan kondisi tubuhnya.
Bahaya Infeksi Cacingan yang Tidak Diobati
Infeksi cacing pada kucing peliharaan Sakit yang tidak diobati bisa berbahaya dan berakibat fatal buat kucing. Migrasi larva melalui organ dan jaringan tubuh ke usus dapat mengakibatkan infeksi kulit yang parah, kebutaan, kejang, atau pneumonia, yang tergantung pada jalur migrasi larva.
Kucing juga dapat mengalami kondisi kehilangan darah dan nutrisi penting secara intens yang seharusnya diserap oleh usus. Ini sudah pasti dapat menyebabkan anemia progresif, penurunan berat badan, dehidrasi, dan kematian.
Cacingan pada kucing dapat dicegah dengan cara menerapkan pola hidup bersih, konsumsi obat cacing hati, cacing usus, dan pencegahan parasit lain yang dilakukan secara rutin. Jika kucing peliharaan beraktivitas dalam ruangan, perlu untuk membersihkan kotak pasir setiap hari, serta mengganti kotoran dan menggosok kotak kotoran secara teratur untuk meminimalkan paparan kotoran yang terkontaminasi.
Jika kucing peliharaan beraktivitas di luar ruangan, jangan lupa untuk secara teratur menyendoki kotoran dari halaman, kotak pasir, dan tanaman untuk meminimalkan potensi penyebaran siklus hidup parasit.
Seperti yang disinggung sebelumnya, penanganan infeksi cacing pada kucing tergantung pada jenis cacingnya. Berikut ini beberapa jenis cacing yang biasa menginfeksi kucing peliharaan Sakit:
1. Cacing gelang
Ini adalah parasit usus yang paling umum ditemukan pada kucing dan terlihat dengan mata telanjang. Cacing gelang berukuran antara tiga hingga lima inci panjangnya dan terlihat seperti mie spageti.
Cacing gelang mencuri nutrisi dari makanan yang dimakan kucing, kemudian menghasilkan telur, yang dikeluarkan melalui tinja. Kadang-kadang cacing gelang bisa terlihat bergerak di kotoran dan muntahan kucing.
2. Cacing pita
Cacing pita berbentuk pipih dan menyerupai butiran kecil beras atau biji wijen. Kucing dapat tertular cacing pita dengan menelan kutu yang dipenuhi telur cacing pita. Cacing hanya akan menjadi dewasa di dalam usus. Potongan-otongan cacing tersebut kemudian pecah dan dikeluarkan melalui feses.
3. Cacing tambang
Kucing dapat tertular cacing tambang baik dengan menelannya secara langsung atau dari larva yang menembus kulitnya. Larva pertama membuat jalan mereka ke paru-paru sebelum menetap di usus saat mereka tumbuh menjadi cacing dewasa. Cacing tambang adalah parasit internal yang paling berbahaya, karena kemungkinan pendarahan usus. Untungnya, parasit jenis ini lebih jarang ditemukan pada kucing dibandingkan jenis cacing lainnya.
4. Cacing hati
Cacing hati adalah parasit yang berpotensi mematikan yang menyerang jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Sayangnya, tidak ada obat untuk cacing jantung pada kucing, jadi pencegahan bulanan adalah satu-satunya bentuk perlindungan.
5. Cacing paru
Cacing paru tertular ketika kucing meminum air yang terkontaminasi atau berburu dan memakan burung atau hewan pengerat yang dipenuhi larva cacing paru. Setelah larva melewati usus kucing, cacing paru melakukan perjalanan ke paru-paru untuk berkembang menjadi cacing dewasa dan bertelur.
Benarkah Ikan Salmon Baik untuk Kucing Peliharaan?
“Salmon menjadi salah satu jenis ikan yang baik dan aman diberikan pada kucing kesayangan. Selain memiliki rasa yang nikmat, ikan ini mengandung protein dan omega 3 yang mampu menunjang kesehatan tubuh kucing secara menyeluruh. Apakah pemberian salmon untuk kucing aman dilakukan?”
Selain tuna, salmon kerap menjadi pilihan para pemilik kucing untuk diberikan pada anabul kesayangan. Salmon merupakan sumber protein yang baik, mengandung asam lemak omega 3 dan 6 dalam jumlah yang tinggi. Jika masih ragu, ini manfaat dan cara tepat memberikannya.
Apakah Aman Memberikan Salmon untuk Kucing?
Pemberian ikan salmon untuk kucing sangat aman dilakukan. Hal tersebut mencakup semua jenis ikan salmon. Sebelum memberikannya, kamu perlu membuang kepala, ekor, dan tulangnya terlebih dulu untuk mencegah kucing tersedak. Selain tersedak, ketiganya mampu memicu kerusakan saluran pencernaan jika tidak sengaja tertelan.
Meskipun lucu dan menggemaskan, kucing termasuk jenis hewan karnivora yang membutuhkan nutrisi penting dalam daging. Meski tidak harus mengonsumsi daging setiap hari, kamu bisa memberikannya sesekali agar kebutuhan niasin, kalium, selenium, dan vitamin B6 serta B12 tercukupi dengan baik.
Hal yang perlu diingat adalah pemberian ikan salmon sebagai makanan utama tidak cukup menjaga kucing agar tetap sehat. Anabul juga membutuhkan diet seimbang dengan kandungan lengkap, seperti lemak, karbohidrat, protein, dan zat gizi lain guna menunjang kesehatan tubuhnya secara menyeluruh.
Cara Aman Memberikan Salmon untuk Kucing
Apakah salmon untuk kucing dapat diberikan mentah? Lantas, bagaimana dengan salmon olahan lain, seperti salmon kalengan, salmon asap, atau salmon matang? Berikut ini penjelasannya masing-masing:
- Salmon mentah. Sebenarnya, tidak ada salahnya memberikan salmon mentah pada kucing. Namun, lebih baik yang sudah matang agar tidak menimbulkan gangguan pencernaan dan keracunan akibat bakteri.
- Salmon kalengan. Jika kamu ingin memberikan salmon kalengan, gunakanlah produk kalengan yang memang khusus untuk kucing. Jangan memberikan produk salmon kalengan untuk manusia. Sebab produk ini mungkin mengandung rempah atau bahan beracun untuk kucing dan garam yang terlalu tinggi.
- Salmon asap. Sama seperti salmon kalengan, salmon asap juga melalui proses pemasakan yang lama. Salmon asap juga mengandung tinggi garam dan bumbu lain yang mungkin saja dapat mengganggu pencernaan kucing.
- Kulit salmon. Kulit salmon mengandung tinggi asam lemak omega 3 dan 6 ketimbang dagingnya sendiri. Jika kamu memiliki kucing dengan perut yang sensitif, sebaiknya diskusikan terlebih dulu dengan dokter hewan sebelum memberikannya.
- Salmon matang. Metode ini dinilai yang paling aman, meski dalam proses memasak telah menghilangkan beberapa kandungan baik dalam ikan salmon. Meski demikian, daging masih tetap aman dikonsumsi.
Bagaimana dengan Pemberian Suplemen Minyak Salmon?
Suplemen minyak ikan salmon baik diberikan pada kucing. Meski demikian, kamu bisa mendiskusikannya terlebih dulu dengan dokter, agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan anabul kesayangan. Suplemen ini dapat diberikan secara utuh, atau dicampur dengan makanan yang dikonsumsi.
Penyebab Kucing Peliharaan Sakit Sering Bersin
“Kucing bersin sebaiknya tidak dibiarkan, karena kondisi tersebut membuatnya tidak nyaman. Ada beberapa penyebab kucing sering bersin. Contohnya karena infeksi saluran pernapasan, infeksi bakteri, hingga penyakit gigi. Jika gejala bersin disertai dengan penurunan berat badan, sebaiknya jangan tunda untuk mengunjungi dokter hewan.”
Bersin adalah cara tubuh untuk mengeluarkan iritasi dari hidung secara paksa. Selain manusia, hewan pun juga mengalami bersin, termasuk kucing. Jika kucing bersin, itu merupakan respon normal untuk membersihkan hidung. Namun, jika kucing sering bersin atau disertai gejala lain, kemungkinan ada indikasi penyakit dalam tubuhnya.
Penting untuk mengetahui penyebab kucing sering bersin. Bersin kucing sangat sulit didiagnosis karena beberapa alasan. Dokter hewan perlu memastikan bahwa kucing benar-benar bersin. Batuk, tersedak, cegukan, muntah-muntah, dan mengi semuanya dapat disalah artikan sebagai bersin. Masing-masing gejala tersebut memiliki daftar kemungkinan penyebab yang terpisah.
Kenali Penyebab Kucing Sering Bersin
Jika kucing peliharaan Sakit sudah dipastikan benar-benar sering bersin, maka berikut ini beberapa kemungkinan penyebabnya:
- Infeksi Saluran Pernapasan
Kucing sering bersin bisa jadi disebabkan infeksi virus saluran pernapasan. Infeksi virus yang paling umum adalah virus herpes kucing. Berbeda pada manusia, virus herpes pada kucing memengaruhi saluran pernapasan atas.
Kondisi ini menimbulkan gejala termasuk bersin dan keluarnya cairan di mata dan hidung. Infeksi virus lain yang dapat menyebabkan kucing sering bersin termasuk calicivirus dan influenza.
- Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri hampir selalu berperan dalam gejala saluran pernapasan atas pada kucing. Jika kamu melihat ingus kuning atau hijau keluar dari hidung atau mata kucing, dapat dipastikan kucing terkena infeksi bakteri.
Pada kucing, infeksi bakteri hampir tidak pernah jadi penyebab tunggal. Bakteri memanfaatkan kesempatan untuk merusak penghalang yang melindungi kucing dari serangan bakteri. Perlu diketahui, bordetella, mikoplasma, dan klamidia adalah penyebab umum infeksi bakteri di hidung kucing.
- Peradangan dan Iritasi
Peradangan juga dapat menyebabkan kucing sering bersin. Kondisi ini biasanya disebut sebagai rinitis kronis.
- Terdapat Bahan Asing
Menghirup benda asing, seperti rumput, serbuk sari, dan sebagainya tentu dapat menyebabkan iritasi pada saluran hidung. Ketika benda asing ini dihirup oleh kucing, respon tubuh adalah bersin untuk mengeluarkan kotoran.
Namun, seringkali ada benda yang lebih besar sehingga sulit dihilangkan oleh kucing dengan bersin. Itulah yang menjadi penyebab kucing sering bersin.
- Penyakit Gigi
Mungkin kamu terheran-heran, bagaimana bisa penyakit gigi dapat menyebabkan kucing bersin? Seperti banyak spesies, akar gigi di rahang atas terletak tepat di sebelah saluran hidung.
Nah, ketika gigi terinfeksi, atau ketika terjadi peradangan parah, penghalang antara soket gigi dan hidung dapat ditembus. Saat kucing makan, bahan makanan bisa masuk ke hidung, sehingga memicu refleks bersin pada kucing.
- Neoplasia (Tumor)
Tumor selalu ada dalam daftar kemungkinan penyebab kucing sering bersin. Terutama pada kucing yang lebih tua, tumor dapat tumbuh di dalam saluran hidung, menyebabkan iritasi dan peradangan yang menyebabkan kucing bersin. Tumor ini biasanya terdeteksi secara visual melalui rinoskopi atau biopsi hidung.
Kapan Perlu Dibawa ke Dokter Hewan?
Jika kucing mulai bersin tiba-tiba dan berlangsung selama beberapa hari, ada kemungkinan bahwa masalahnya akan teratasi, tapi pengobatan mungkin tetap diperlukan. Namun, jika kucing mengalami bersin kronis, kemungkinan besar dia akan sering bersin selama sisa hidupnya.
Karena kondisi ini tidak nyaman atau menyakitkan, maka tidak ada salahnya untuk segera membawa kucing ke dokter hewan setelah kamu melihat masalahnya.
Namun jika kucing mengalami gejala-gejala di bawah ini, sebaiknya kunjungi dokter hewan lebih cepat tanpa menundanya:
- Kehilangan selera makan.
- Penurunan berat badan.
- Keluarnya cairan dari hidung.
- Memburuknya gejala.
- Persistensi gejala lebih dari beberapa hari.
Berbagai Jenis Tungau yang Sering Menyerang Kucing Peliharaan Sakit
Tungau adalah jenis parasit yang sering ditemukan pada hewan peliharaan, termasuk kucing. Saat terserang tungau, kucing peliharaan Sakit biasanya akan menunjukkan berbagai gejala serta mengalami gangguan yang bisa menurunkan kualitas hidupnya. Kesehatan kucing juga cenderung akan mengalami masalah saat terserang tungau atau jenis parasit lainnya.
Ada beberapa jenis tungau yang dapat menyerang kucing dan sangat merugikan, di antaranya Otodectes, Sarcoptes, Notoedres, Cheyletiella, dan Demodex. Tungau bisa menyerang hampir seluruh bagian tubuh kucing. Kabar buruknya, tungau pada kucing peliharaan bisa saja menular pada manusia. Maka dari itu, penting untuk memastikan kondisi diri dan anggota keluarga lain saat kucing peliharaan tengah terserang tungau.
Mengenal Tungau pada Kucing Peliharaan
Tungau bisa ditemukan di tubuh kucing peliharaan dan hal itu bisa mengganggu kesehatan. Ada beberapa jenis tungau yang sering menyerang kucing peliharaan, di antaranya:
- Infeksi Tungau Sarcoptes
Infeksi yang sering disebut skabies ini merupakan penyakit kulit dan bisa memicu rasa gatal yang luar biasa pada kucing. Selain pada kucing, jenis tungau yang satu ini juga sering ditemukan pada anjing. Tungau sarcoptes membuat terowongan di dalam kulit kucing kemudian hidup dan bertelur di sana. Sayangnya, jenis tungau ini tidak terlihat di permukaan kulit kucing peliharaan.
Beberapa kucing mungkin tidak menunjukkan gejala saat pertama kali terserang tungau ini. Hal itu membuat pemilik tidak menyadari kucing mengalami hal tersebut. Namun, semakin lama kucing peliharaan akan mulai menunjukkan gejala gatal dan selalu menggaruk permukaan kulit. Semakin lama, gatal menjadi luar biasa dan sangat mengganggu.
- Infeksi Tungau Otodectes
Jenis tungau ini sering ditemukan pada telinga kucing. Tungau ini bisa menyebabkan radang pada telinga kucing peliharaan. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa berujung pada gangguan pendengaran alias ketulian pada kucing. Serangan tungau ini ditandai dengan telinga kucing yang selalu terlihat kotor, mengeluarkan cairan berbau, bernanah, serta kucing sering menggelengkan kepala ke salah satu sisi.
Secara umum, infeksi tungau pada kucing peliharaan akan memicu rasa gatal yang luar biasa. Hal itu kemudian bisa mengganggu dan membuat kucing merasa tidak nyaman. Kucing yang terinfeksi tungau cenderung menjadi sering menggaruk atau menggosokkan telinganya ke benda keras yang ada di sekitarnya.
Selain menyebabkan gatal-gatal dan rasa tidak nyaman, infeksi tungau juga bisa menyebabkan penurunan nafsu makan dan minum kucing peliharaan. Kalau sudah begitu, semakin lama kondisi tubuh dan kesehatan kucing mungkin akan terganggu. Lantas, bagaimana cara mencegah kucing peliharaan terinfeksi tungau atau jenis parasit lainnya?
Salah satu caranya adalah dengan selalu menjaga kebersihan tubuh kucing peliharaan. Rutin memandikan dan membawa kucing ke klinik hewan jika muncul gejala penyakit atau infeksi tungau. Selain itu, pastikan untuk memberi makanan dengan kualitas baik untuk menjaga kondisi tubuh selalu sehat serta rutin memberi obat cacing.
Ini Alasan Kucing Peliharaan Sakit Tidak Mau BAB di Litter Box
Memelihara kucing nyatanya tidak hanya sekedar memberikan kasih sayang saja. Kamu juga perlu memperhatikan aktivitas fisik yang cocok, jenis makanan, hingga perawatan untuk kucing sehari-hari. Salah satu hal yang dibutuhkan untuk keseharian bagi kucing adalah litter box. Litter box merupakan sebuah kotak yang berisi pasir dan dibutuhkan oleh kucing untuk buang air besar maupun buang air kecil.
Untuk membiasakan hal ini, tentunya kamu perlu melatih kucing agar terbiasa guna melakukan hal ini. Namun, ada beberapa alasan yang menyebabkan kucing mengalami perubahan perilaku, hingga tidak mau BAB dalam litter box. Tidak ada salahnya menyimak beberapa alasan berikut agar kamu lebih mengerti mengenai perilaku kucing kesayangan.
Inilah Alasan Kucing Menghindari Litter Box untuk BAB
Tentunya pemilik kucing akan merasa stres atau kurang nyaman ketika kucing kesayangan menolak untuk BAB dalam litter box. Hal ini disebabkan kucing yang dapat melakukan BAB di mana saja, termasuk di dalam rumah. Untuk itu, tidak ada salahnya memperhatikan beberapa alasan yang akan terjadi sehingga kamu dapat mengatasi kondisi ini dengan baik.
1.Adanya Gangguan Kesehatan pada Kucing
Adanya gangguan kesehatan pada kucing, seperti konstipasi atau diare bisa menjadi penyebab kucing tidak melakukan BAB di dalam litter box. Misalnya, saat mengalami gangguan kesehatan tersebut, kucing merasa ingin BAB, tetapi kucing tidak dapat tepat waktu untuk sampai di litter box. Dengan begitu, kucing dapat BAB di sembarang tempat. Kondisi sakit perut yang tidak tertahankan pada kucing juga dapat menyebabkan kucing terlambat sampai di litter box untuk BAB.
Penanganan yang tepat tentunya dapat mengatasi kebiasaan ini. Tidak hanya masalah saluran pencernaan, kucing yang mengalami demensia pun dapat menghindari litter box akibat penurunan ingatan mengenai toilet training. Kondisi ini juga perlu penanganan yang tepat agar bisa diatasi dengan baik.
2.Litter Box Terlalu Kecil
Litter box yang terlalu kecil dengan ukuran kecil menjadi alasan mengapa kucing menolak BAB dalam litter box. Kucing akan menghindari litter box yang kecil karena dapat membuat kucing kotor dengan kotorannya sendiri. Sebaiknya pilihlah litter box dengan ukuran satu setengah kali lebih besar dari ukuran badan kucing.
3.Posisi Litter Box Tidak Tepat
Sebaiknya pastikan litter box berada di lokasi yang tepat untuk kucing mencapai litter box. Hindari meletakkan litter box pada posisi yang lebih tinggi atau tempat yang cukup terpencil. Kucing yang sudah berumur tua tentunya akan kesulitan meraih litter box akibat beberapa gangguan kesehatan jika litter box diletakkan pada posisi yang kurang tepat. Sebaiknya, meletakkan litter box sejajar dengan lokasi yang menjadi teritori kucing agar ia menghindari tangga atau lokasi tinggi untuk mencapai litter box.
4.Kurang Menjaga Kebersihan Litter Box
Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan litter box kucing kesayangan. Selain menghindari kucing dan pemilik dari berbagai gangguan kesehatan yang dapat ditularkan, litter box yang kotor juga membuat kucing enggan melakukan BAB dalam litter box.
5.Membuat Daerah Teritori
Jika kamu baru saja membawa kucing ke rumah, umumnya mereka akan membuat wilayah teritori dengan urinenya di dalam rumah. Namun, terkadang mereka membuat wilayah teritori dengan membuang kotoran mereka.
Itulah beberapa alasan yang perlu kamu ketahui mengenai kucing yang menghindari BAB dalam litter box. Jangan lupa untuk selalu merawat kucing dengan menjaga kebersihan kucing dan lingkungannya. Selain itu, periksakanlah kesehatan kucing secara rutin pada dokter hewan agar gangguan kesehatan yang dialami dapat diatasi lebih dini.
SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE
Post A Comment:
0 comments: