Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan – Selain anjing, kucing adalah hewan yang cocok untuk dijadikan peliharaan di rumah. Wajah dan tingkahnya yang menggemaskan menjadikan kucing hewan peliharaan yang paling populer. Namun, saat kamu memutuskan untuk memelihara kucing kamu juga harus berkomitmen untuk merawatnya dengan baik serta memberikan kasih sayang penuh.
Kamu pasti tidak mau kan hewan kesayangan kamu ini jatuh sakit? Itu sebabnya, perawatan kucing sangat penting demi menjaga kesehatannya juga. Berikut tips menjaga kesehatan kucing peliharaan yang wajib kamu ketahui:
1. Sisir Bulunya Setiap Hari
Menyikat atau menyisir kucing setiap hari akan mengurangi bulu-bulu yang menggumpal. Nah, jika bulu-bulu yang menggumpal ini tidak disisir, bulu ini dapat tertelan kucing saat ia menjilatnya. Bulu yang tertelan ini dapat mengganggu saluran pencernaannya dan membuat kucing mengalami muntah-muntah. Jadi, pastikan kamu menyempatkan waktu untuk menyikat bulunya setiap hari ya!
2. Jangan Memberikan Makanan Kering Terlalu Banyak
Tidak seperti anjing, kucing sangat mengandalkan daging sebagai makanan pokok sehari-harinya. Ketika kucing diberi makanan kering terlalu banyak, maka ia pun mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat yang bisa berdampak buruk bagi kesehatannya. Kucing yang sering mengonsumsi makanan kering umumnya rentan mengembangkan diabetes tipe 2 dan obesitas. Oleh sebab itu, pastikan takaran makanan basah dan makanan keringnya seimbang ya!
kucing diare penyakit kucing vaksin kucing agar tetap sehat makanan kucing yang baik
3. Pastikan Kucing Cukup Terhidrasi
Kucing domestik tidak memiliki dorongan haus yang sama seperti anjing. Mereka membutuhkan sebagian besar air dari makanan yang mereka konsumsi. Makanan kering rata-rata hanya mengandung lima sampai sepuluh persen air. Oleh sebab itu, berikan kucing makanan basah yang mengandung 70 persen air.
Pastikan pula kucing mendapatkan akses ke air bersih setiap saat dan bila perlu perhatikan kucing kamu apakah sudah minum lebih banyak saat mereka makan lebih banyak makanan kering. Kucing tua dan menyusui lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan kucing lain, jadi perhatikan dengan cermat gejala seperti mata cekung, lesu, dan terengah-engah.
4. Sediakan Jumlah Litter Box yang Cukup
Melansir dari Daily Paw, kamu sebenarnya perlu menyediakan satu litter box untuk satu kucing ditambah satu kotak tambahan. Jadi jika kamu memiliki tiga kucing, kamu harus menyiapkan empat kotak. Nah, pastikan pula penempatan litter box ini strategis ya! Biasanya kucing suka dengan tempat-tempat yang alamiah, jadi kamu bisa mempertimbangkan untuk menaruhnya di luar atau di dekat taman.
5. Latih Kucing untuk Menggunakan Tiang Gores
Kamu pasti merasa kesal saat sofa atau benda-benda lainnya dicakar-cakar oleh kucing. Nah, untuk menghindari hal ini, coba ajari kucing untuk menggunakan tiang cakaran, sehingga mereka tidak akan mencakar furnitur berharga. Coba letakkan di tengah ruangan untuk menarik perhatiannya. Bila ia tidak begitu tertarik, kamu bisa menaruh snack di dekat tiang atau taburi sedikit catnip. Kamu dapat memindahkannya secara bertahap ke tempat lain setelah kucing sudah terbiasa menggunakannya.
6. Lakukan Sterilisasi
Kucing betina bisa merasa sangat tidak nyaman saat birahi. Mensterilkannya dapat membuatnya lebih tenang dan mencegahnya dihamili kucing lain terlalu sering. Pada kucing jantan, birahi bisa memicu perkelahian dengan kucing lain. Nah, perkelahian ini berisiko menularkan penyakit melalui gigitan dan cakarannya. Oleh sebab itu, pertimbangkan untuk mengebiri kucing peliharaan kamu.
7. Berikan Vaksin dan Obat Cacing
Walaupun kucing peliharaan tidak sebebas kucing liar, hewan yang menggemaskan ini tetap rentan terserang berbagai penyakit, contohnya toksoplasma dan cacingan. Nah, untuk mencegah kondisi ini, sebaiknya kamu perlu memvaksin kucing dan memberikannya obat cacing.
Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan Baik untuk Kesehatan Mental saat Pandemi
Masa pandemi ini membuat orang-orang mengalami mood naik-turun, merasa terisolasi, salah satunya karena keterbatasan untuk bepergian. Buat kamu yang sedang menjalani long distance relationship, single, ataupun sedang jauh dari keluarga, situasi pandemi menjadi semakin berat untuk dilalui.
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Europe PMC disebutkan bahwa mereka yang lajang, tinggal sendirian, punya banyak anak cenderung lebih gampang stres di masa pandemi. Ketika berbicara ataupun berbagi dengan orang terdekat maupun orang yang disayangi menjadi sulit dilakukan, memiliki hewan peliharaan dapat membantu kamu berbagi keluh dan kesah.
Kehadiran Kucing Bisa Bikin Happy
Para ahli mengatakan bahwa hewan peliharaan dapat membantu orang mengatasi kesepian dan perasaan terisolasi selama pandemi COVID-19. Penelitian yang dilakukan oleh Department of Business Management, Saurashtra University, Rajkot menyebutkan kalau memelihara hewan peliharaan dapat memberikan dukungan mental dan menurunkan tingkat stres.
Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan Salah satu penjelasannya adalah hewan memberikan cinta tanpa syarat dan tidak menuntut banyak alasan. Walaupun kucing kerap dinilai sebagai hewan yang sombong, keberadaan kucing, gerak-geriknya, serta perilaku manja kucing kepada pemiliknya dapat meningkatkan suasana hati.
Hewan peliharaan, salah satunya kucing, bisa menjadi teman terbaik yang bahkan terkadang lebih baik dari manusia. Kucing tidak menghakimi dan menganggap kamu tidak bersyukur karena menangis terlalu sering ataupun curhat terlalu banyak. Intinya, hewan peliharaan selalu mau mendengarkan.
Terkadang ada kalanya kamu hanya ingin didengarkan dalam keheningan yang menenangkan. Sesuatu yang jarang diberikan manusia yang sifat dasarnya menghakimi dan penuh penilaian. Selain memberikan dukungan secara emosional dengan menjadi pendengar yang baik, keberadaan kucing sebagai hewan peliharaan memotivasi pemiliknya untuk lebih rileks dan menikmati hidup dan mengurangi rasa kesepian.
Rutinitas Merawat Kucing Baik untuk Kesehatan
Menyibukkan diri merawat kucing ternyata membantu pemilik hewan peliharaan menjalani kehidupan normal selama pandemi. Kucing punya jadwal reguler yang mau tak mau harus dijalani oleh pemiliknya, karena itu adalah bentuk tugas dan tanggung jawab sebagai pemilik hewan.
Nah, rutinitas merawat kucing ini menjadi kebiasaan yang pada akhirnya membuat kamu sebagai pemilik punya jadwal harian. Punya jadwal harian baik untuk kesehatan mental, karena membuatmu memiliki kegiatan rutin. Memiliki aktivitas rutin perlu di situasi pandemi saat ini untuk mengalihkan pikiran dari emosi negatif.
Punya Kucing Peliharaan Bikin Hidup Lebih Baik
Punya kucing dapat membuat kamu memiliki gaya hidup lebih sehat. Menerapkan perubahan gaya hidup sehat memainkan peran penting dalam meredakan gejala depresi, kecemasan, dan stres. Merawat hewan peliharaan dapat membantu kamu memiliki gaya hidup sehat dengan:
1. Berolahraga
Membawa hewan peliharaan berolahraga dapat membuat kamu jadi ikut berolahraga dan lebih sadar akan hidup sehat.
2. Menjalin Persahabatan
Persahabatan dengan hewan peliharaan dapat membantu mencegah penyakit, sementara perasaan terisolasi dan kesepian dapat memicu gejala depresi. Merawat kucing dapat membantu kamu merasa dibutuhkan dan diinginkan, serta mengalihkan fokus dari masalah, terutama jika kamu tinggal sendiri.
Sebagian besar pemilik hewan peliharaan kerap berbicara dengan peliharaannya. Tidak ada yang bisa mengalahkan kesepian saat melihat hewan peliharaan mengeong ataupun mengajak bermain.
3. Membantu Bertemu Orang Baru
Hewan peliharaan bisa membuat kamu bertemu dengan orang-orang baru. Kucing peliharaan akan membuatmu bertemu dengan komunitas pecinta kucing atau mengobrol dengan pemilik toko makanan hewan.
Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan dan Masalah Kesehatan yang Umum Dialami Kucing
Jika dalam keadaan yang sehat, kucing sangat menyukai aktivitas fisik, seperti melompat, berlari, bermain benda-benda di sekitar, atau menggoda kamu sebagai pemiliknya. Bagi mereka, melakukan sejumlah aktivitas tersebut merupakan hal yang menyenangkan. Saat ia mengalami sejumlah masalah kesehatan, penyakit akan menyerang sistem kekebalan tubuhnya.
Jika sudah begitu, kucing yang sebelumnya sangat aktif, bisa mendadak diam seribu bahasa. Selain diam saja, kucing yang sakit cenderung mencari tempat yang aman dan nyaman untuk ia beristirahat. Lantas, apa saja masalah kesehatan pada kucing yang umum dialami? Berikut ini sejumlah masalah kesehatan pada kucing yang perlu kamu waspadai:
1.Kutu
Adanya kutu menjadi masalah kesehatan pada kucing yang perlu diwaspadai. Parasit pada kucing ini akan tampak berwarna coklat tua dan memiliki ukuran yang beragam, dari kecil hingga sebesar biji wijen. Telurnya sendiri akan tampak, seperti bintik-bintik hitam atau putih, dan menempel pada bulu kucing yang dekat dengan akar. Bukan itu saja, kucing akan terlihat tidak nyaman dengan rasa gatalnya.
Ia akan terus-menerus menggaruk dan menjilat bagian yang terasa gatal. Jika sudah begitu, kulit kemerahan karena iritasi, bulu menjadi rontok, bahkan dapat memicu timbulnya infeksi kulit. Jika tidak ditangani dengan baik, parasit pada kucing ini dapat memicu munculnya anemia.
2.Muntah-Muntah
Selain kutu, muntah menjadi masalah kesehatan pada kucing lainnya. Penyebabnya sendiri bisa berasal dari makan makanan yang beracun, benda asing yang tidak sengaja termakan, gangguan saluran kemih, atau diabetes. Jika muntah terus-menerus terjadi, bukan hal yang tidak mungkin jika kucing mengalami dehidrasi.
3.Diare
Bukan hanya manusia saja yang dapat mengalami diare. Kucing pun bisa mengalami hal serupa yang disebabkan oleh parasit pada usus, makanan busuk, ataupun basi yang tidak sengaja tertelan, alergi, infeksi, penyakit hati, atau kanker. Diare pada kucing biasanya terjadi selama berhari-hari. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat terjadi hingga berbulan-bulan lamanya.
Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan Jika kondisi ini dialami oleh kucing peliharaan, segera berikan ia air tawar yang bersih dan matang untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Jika ia masih mau banyak minum, kondisinya dapat berangsur membaik secara perlahan. Namun, jika kucing mengalami diare disertai muntah, kotoran berdarah atau berwarna gelap, demam, lesu, serta kehilangan selera makan, segera diskusikan dengan dokter, ya.
4.Sakit Mata
Masalah kesehatan pada kucing lainnya yang sering terjadi adalah sakit mata. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh konjungtivitis, ulkus kornea, katarak, glaukoma, trauma, virus peradangan, serta penyakit retina. Gejala yang tampak saat kucing mengalami sakit mata adalah adanya kotoran mata yang terus-menerus keluar, mata berair, serta lapisan mata tampak keruh.
5.Cacingan
Masalah kesehatan lain yang umum dialami kucing adalah cacingan. Kondisi ini disebabkan oleh cacing pita yang hidup di usus kecil. Parasit ini bisa tumbuh besar hingga 60 sentimeter. Saat kucing mengalami kondisi ini, ia akan mengalami muntah, serta penurunan berat badan drastis. Selain itu, cacing berwarna putih juga tampak terlihat pada kotoran kucing.
Hati-Hati Bahaya Bulu Kucing pada Kesehatan untuk Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan
Kucing menjadi hewan yang lucu dan menggemaskan, ya. Sifatnya yang manja itu sering membuat hati luluh untuk selalu membelainya. Apalagi kalau sudah terlelap di sisi kamu, pasti rasanya hangat dan ingin mengganggu. Namun, sama halnya seperti manusia, hewan berbulu satu ini harus dijaga kebersihannya, karena kucing erat dengan risiko beragam penyakit.
Terjadinya penularan penyakit ini tidak menjadikan kucing sebagai penyebab utamanya. Adanya bakteri dan parasit ini yang memiliki peran utama penularan penyakit dari kucing ke manusia. Parasit dan bakteri ini menempel pada bulu kucing ketika hewan satu ini bermain di lingkungan yang terbilang kurang terjaga kebersihannya. Inilah mengapa ibu hamil dan beberapa orang yang memiliki risiko terhadap penyakit autoimun memang lebih rentan.
Bahaya Bulu Kucing pada Kesehatan
Di balik kelucuan dan menggemaskannya kucing, ada beberapa risiko penyakit yang bisa ditularkan oleh hewan kecil ini:
- Kurap
Siapa sangka, kurap dapat terjadi pada manusia dan ditularkan melalui perantara kucing. Penularan kurap bisa terjadi jika kamu membelai kucing, karena jamur yang bersarang pada bulu kucing ini berpindah dan menginfeksi kulit kamu. Apalagi jika kucing kamu sering bermain di luar dan lingkungan sekitar kamu terbilang kurang terjaga kebersihannya.
- Reaksi Alergi
Bahaya bulu kucing juga bisa membuat kamu mengalami reaksi alergi. Namun, bukan bulunya yang secara spesifik menyebabkan terjadinya reaksi ini, melainkan air ludah, urine, dan serpihan kulit. Ketika kucing membersihkan tubuh dengan menjilati bulunya, makan kuman yang terdapat pada air liur ini lantas berpindah ke bulu kucing. Reaksi alergi yang terjadi seperti rhinitis alergi dengan gejala yang memang mirip dengan gejala flu. Bulu kucing dapat meningkatkan risiko serangan asma sebagai dampak dari reaksi alergi yang terjadi.
- Toksoplasmosis
Penyakit satu ini menjadi jenis yang paling ditakuti. Toxoplasma gondii, nama parasit yang menjadi penyebab toksoplasmosis, banyak ditemukan pada kotoran kucing yang sudah terkontaminasi. Sekitar 2 hingga 3 minggu setelah terjadi paparan dan infeksi, parasit akan keluar dari tubuh kucing melalui kotorannya. Ketika kucing menjilati bulunya, parasit bisa berpindah pada manusia ketika kamu mengelusnya.
Namun, deteksi dini bisa membuat penyakit ini disembuhkan. Kamu hanya perlu mengenali gejalanya, dan melakukan pemeriksaan kesehatan khusus untuk mendeteksi adanya keberadaan virus tokso di dalam darah. Kalau kamu tidak sempat ke laboratorium
- Penyakit Cakar Kucing
Adanya risiko penyakit cakar kucing membuat kamu harus waspada pada bahaya bulu kucing. Penyakit yang terjadi karena bakteri jenis Bartonella henselae ini tidak menunjukkan tanda tertentu. Biasanya, perpindahan bakteri ini dari hewan ke manusia terjadi melalui gigitan atau cakaran kucing, tetapi tidak menutup kemungkinan bakteri ini berpindah melalui bulu kucing. Sama dengan reaksi alergi, penularannya melalui bulu kucing terjadi ketika hewan ini membersihkan tubuhnya, dan kamu membelainya.
Tentu saja, risiko bahaya bulu kucing ini bisa dikurangi. Kamu hanya perlu menjaga kebersihan kucing dengan rutin memandikannya dan memberikan vaksin. Selepas kamu memegang atau mengelus kucing, selalu cuci tangan pakai sabun sebelum menyentuh makanan. Terakhir, kamu tidak dianjurkan untuk membersihkan kotoran kucing jika sedang hamil, dan mengonsumsi makanan, terutama daging dan sayuran yang bersih dan matang.
Cara Tepat Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan Dewasa
Kucing dari segala usia perlu mendapatkan perawatan yang baik agar kesehatannya tetap terjaga. Namun, kucing yang sudah dewasa mungkin memerlukan perawatan yang khusus untuk mencegahnya dari risiko penyakit yang bisa terjadi seiring bertambahnya usia.
Kucing dewasa adalah kucing yang berusia antara 1-7 tahun. Pada usia ini, kucing peliharaan kamu mungkin sedang dalam masa aktif, sehingga ia sering berlari, melompat, dan memanjat. Seiring pertumbuhannya yang semakin besar dan aktivitasnya yang meningkat, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kucing dewasa peliharaan tetap sehat:
1.Jaga Kucing Peliharaan Tetap Aktif
Bila kamu memelihara kucing di dalam ruangan, penting bagi kamu untuk membantunya tetap aktif dengan mengajaknya bermain atau berolahraga secara rutin. Dengan begitu, hewan kesayangan kamu tersebut bisa terhindar dari obesitas. Memiliki berat badan berlebih bisa memicu masalah kesehatan seperti arthritis dan diabetes.
Cara menjaga kucing dewasa peliharaan tetap aktif adalah membelikan mainan seperti bola dan mengajaknya bermain setiap hari. Kamu bisa mendorong kucing untuk menaiki tangga, memanjat, dan melompat agar ia tetap aktif.
2.Berikan Porsi Makan yang Sesuai
Ketika kucing sudah dewasa, kebutuhan makanannya berubah karena metabolisme mereka mulai melambat, tubuh menjadi matang dan tingkat aktivitas berubah. Karena itu, pilihlah makanan kucing yang diberi label untuk segala usia atau khusus untuk dewasa.
Menurut Suzy Grey, BVetMed, DACVIM (SAIM), spesialis kedokteran hewan di Rumah Sakit Hewan Darurat VCA dan Pusat Rujukan di San Diego, porsi makan yang diberikan untuk kucing dewasa peliharaan tergantung pada beberapa faktor, yang semuanya memengaruhi kebutuhan kalori. Faktor-faktor tersebut, antara lain:
- Tingkat aktivitas.
- Metabolisme
- Ukuran badan.
Gray menyarankan agar kucing dewasa peliharaan diberi makan sebanyak dua kali sehari.
Namun, ia tidak menganjurkan kamu untuk melakukan free feeding, yaitu meninggalkan makanan agar bisa dimakan kucing kapan pun mereka mau. Hal itu karena kucing tidak bisa mengatur sendiri asupan makanannya.
Jadi, berikan makanan dengan porsi secukupnya saja sebanyak dua kali dalam sehari agar kamu bisa mengatur asupan makanannya dengan cermat dan membuat penyesuaian bila kucing mulai memiliki berat badan berlebih atau bila perubahan pada asupan makanan memengaruhi kesehatannya.
3.Sikat Bulu Kucing Setiap Hari
Anak kucing belajar untuk menjilati dirinya sendiri saat mereka berusia 2-4 minggu, namun kucing dewasa menghabiskan hampir setengah harinya setiap hari untuk merawat dirinya sendiri dengan cara menjilati tubuhnya.
Lama-kelamaan, bulu yang tidak sengaja tertelan saat kucing membersihkan tubuhnya sendiri bisa berkembang menjadi bola bulu yang menyebabkan masalah pencernaan. Nah, dengan menyikat atau menyisir bulu kucing dewasa peliharaan setiap hari, kamu membantu mengurangi bulu-bulunya yang rontok, sehingga mencegah bola bulu berkembang di saluran pencernaannya.
4.Bersihkan Gigi Kucing secara Rutin
Hampir 70 persen kucing berusia 3 tahun ke atas memiliki tanda-tanda penyakit gigi. Banyak dari kucing tersebut tidak pernah mendapat perawatan gigi di rumah, sehingga kondisi giginya memburuk setiap tahun.
Bila kamu tidak membersihkan gigi kucing dewasa peliharaan secara rutin, plak bisa menumpuk dengan cepat yang menyebabkan bakteri menetap di mulut kucing kamu. Bakteri tersebut tidak tinggal diam, melainkan bisa masuk ke aliran darah melalui mulut kucing dan menyebar ke seluruh tubuhnya. Bakteri tersebut bisa merusak jantung, hati dan ginjal kucing.
Oleh karena itu, kamu dianjurkan untuk menjaga kebersihan gigi kucing dewasa peliharaan dengan cara menggosok giginya secara rutin, memberikan mainan yang baik untuk gigi kucing, dan memeriksakan gigi kucing secara rutin ke dokter hewan.
5.Waspada Penyakit Cacing Jantung
Bila kamu tinggal di area beriklim hangat di mana terdapat banyak nyamuk, kucing dewasa peliharaan kamu mungkin perlu minum obat cacing jantung sepanjang tahun.
Penyakit cacing jantung adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing yang disebut dirofilaria immitis dan disebarkan oleh gigitan nyamuk. Meski lebih sering terjadi pada anjing, namun penelitian terbaru menemukan kasus cacing jantung pada kucing yang jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Sepertiga dari kucing yang terinfeksi adalah kucing yang hanya tinggal di dalam rumah.
Mitos atau Fakta Kucing Dapat Pengaruhi Kesehatan Mental Anak
Penelitian dari Bassett Research Institute menunjukkan anak-anak dengan hewan peliharaan cenderung lebih ceria dan bisa mengontrol emosi ketimbang anak-anak tanpa hewan peliharaan. Lantas, bagaimana dengan kucing? Menurut Psychology Today, disebutkan anak-anak dengan kucing hampir tiga kali lebih mungkin didiagnosis dengan masalah kesehatan mental dibandingkan anak-anak tanpa kucing. Informasi selengkapnya mengenai kucing dapat pengaruhi kesehatan mental anak bisa dibaca di sini!
Kucing dan Kesehatan Mental Anak
Anak-anak pemilik kucing memiliki masalah perhatian yang jauh lebih besar, bahkan setelah para peneliti secara statistik mengontrol faktor-faktor seperti ekonomi, usia, dan depresi orangtua. Tidak seperti anjing, tidak ada bukti bahwa memiliki kucing dikaitkan dengan tingkat kecemasan yang lebih rendah.
Namun, mengapa hidup dengan kucing harus dikaitkan dengan masalah kesehatan mental pada anak kecil? Pertama, ada kemungkinan bahwa sesuatu tentang kucing menghasilkan lebih banyak masalah psikologis pada anak-anak. Namun, tidak jelas mekanisme apa dari efek seperti itu.
Peneliti dari Bassett Institute mengungkapkan kemungkinan yang menarik bahwa masalah perhatian pada anak-anak dengan kucing dapat disebabkan oleh Toxoplasmosis gondii, organisme parasit kecil yang dapat menyerang sel-sel mamalia, termasuk kucing dan manusia.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa infeksi Tox merupakan faktor risiko masalah kesehatan mental, termasuk gangguan perhatian. Namun, hasil ini kontroversial, dan peneliti lain belum menemukan hubungan antara Tox dan masalah kejiwaan manusia.
Kedua, faktor-faktor yang tidak terkait dengan kucing itu sendiri bisa menjadi akar masalahnya. Sebagai contoh, sebuah penelitian baru-baru ini di jurnal Anthrozoos melaporkan bahwa dibandingkan dengan pemilik anjing, orang dewasa yang memiliki kucing memiliki skor yang lebih rendah pada ukuran emosi dan kesadaran positif dan lebih tinggi pada skala yang mengukur emosi negatif dan neurotisme.
Meskipun belum tentu pasti, secara teori mungkin saja tipe orang dewasa yang memilih untuk tinggal dengan kucing juga lebih cenderung memiliki anak dengan masalah psikologis. Temuan ini bisa jadi hanya kebetulan secara statistik. Dalam penelitian apa pun yang melibatkan sampel orang, ada kemungkinan bahwa beberapa hasil yang “signifikan secara statistik” disebabkan oleh kebetulan yang acak.
Nah, berbeda dengan hasil temuan ini, menurut Dr. Francesca Solmi, dari Divisi Psikiatri di University College London (UCL) di Inggris Raya menegaskan sebagai hewan peliharaan kucing dapat bermanfaat bagi kesehatan mental seperti membantu mengurangi kecemasan dan stres, serta meningkatkan kesejahteraan psikologis secara keseluruhan.
Awalnya, para peneliti menemukan hubungan kecil antara kepemilikan kucing di masa kanak-kanak dan gejala psikotik pada usia 13 tahun. Namun, asosiasi ini menghilang saat tim memperhitungkan faktor lain.
Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan Motivator buat Manusia
Hewan merupakan motivator yang baik bagi manusia. Hewan peliharaan juga dapat memberikan efek menenangkan pada pemiliknya. Hanya dengan membelai, duduk di samping atau bermain dengan hewan peliharaan dapat memberikan kesempatan untuk bersantai dan menenangkan pikiran mereka.
Berjalan-jalan dengan hewan peliharaan sering kali mengarah ke percakapan dengan pemilik peliharaan lainnya. Orang yang memiliki lebih banyak hubungan sosial dan pertemanan cenderung lebih sehat secara mental.
Seekor hewan peliharaan adalah teman yang baik terutama buat anak dengan ADHD. Anak-anak dengan ADHD yang berinteraksi dengan hewan peliharaan dapat membantu mengembangkan emosional dan tanggung jawabnya. Demikian pula anak dengan autis.
Masalah sensorik umum terjadi pada anak autis. Aktivitas integrasi sensorik dirancang untuk membantu mereka terbiasa dengan perasaan sesuatu pada kulit mereka atau bagaimana baunya atau suaranya.
Cara Tepat Menjaga Kesehatan Kucing Dewasa Peliharaan
Kucing dari segala usia perlu mendapatkan perawatan yang baik agar kesehatannya tetap terjaga. Namun, kucing yang sudah dewasa mungkin memerlukan perawatan yang khusus untuk mencegahnya dari risiko penyakit yang bisa terjadi seiring bertambahnya usia.
Kucing dewasa adalah kucing yang berusia antara 1-7 tahun. Pada usia ini, kucing peliharaan kamu mungkin sedang dalam masa aktif, sehingga ia sering berlari, melompat, dan memanjat. Seiring pertumbuhannya yang semakin besar dan aktivitasnya yang meningkat, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kucing dewasa peliharaan tetap sehat:
1.Jaga Kucing Peliharaan Tetap Aktif
Bila kamu memelihara kucing di dalam ruangan, penting bagi kamu untuk membantunya tetap aktif dengan mengajaknya bermain atau berolahraga secara rutin. Dengan begitu, hewan kesayangan kamu tersebut bisa terhindar dari obesitas. Memiliki berat badan berlebih bisa memicu masalah kesehatan seperti arthritis dan diabetes.
Cara menjaga kucing dewasa peliharaan tetap aktif adalah membelikan mainan seperti bola dan mengajaknya bermain setiap hari. Kamu bisa mendorong kucing untuk menaiki tangga, memanjat, dan melompat agar ia tetap aktif.
2.Berikan Porsi Makan yang Sesuai
Ketika kucing sudah dewasa, kebutuhan makanannya berubah karena metabolisme mereka mulai melambat, tubuh menjadi matang dan tingkat aktivitas berubah. Karena itu, pilihlah makanan kucing yang diberi label untuk segala usia atau khusus untuk dewasa.
Menurut Suzy Grey, BVetMed, DACVIM (SAIM), spesialis kedokteran hewan di Rumah Sakit Hewan Darurat VCA dan Pusat Rujukan di San Diego, porsi makan yang diberikan untuk kucing dewasa peliharaan tergantung pada beberapa faktor, yang semuanya memengaruhi kebutuhan kalori. Faktor-faktor tersebut, antara lain:
- Tingkat aktivitas.
- Metabolisme
- Ukuran badan.
Gray menyarankan agar kucing dewasa peliharaan diberi makan sebanyak dua kali sehari.
Namun, ia tidak menganjurkan kamu untuk melakukan free feeding, yaitu meninggalkan makanan agar bisa dimakan kucing kapan pun mereka mau. Hal itu karena kucing tidak bisa mengatur sendiri asupan makanannya.
Jadi, berikan makanan dengan porsi secukupnya saja sebanyak dua kali dalam sehari agar kamu bisa mengatur asupan makanannya dengan cermat dan membuat penyesuaian bila kucing mulai memiliki berat badan berlebih atau bila perubahan pada asupan makanan memengaruhi kesehatannya.
3.Sikat Bulu Kucing Setiap Hari
Anak kucing belajar untuk menjilati dirinya sendiri saat mereka berusia 2-4 minggu, namun kucing dewasa menghabiskan hampir setengah harinya setiap hari untuk merawat dirinya sendiri dengan cara menjilati tubuhnya.
Lama-kelamaan, bulu yang tidak sengaja tertelan saat kucing membersihkan tubuhnya sendiri bisa berkembang menjadi bola bulu yang menyebabkan masalah pencernaan. Nah, dengan menyikat atau menyisir bulu kucing dewasa peliharaan setiap hari, kamu membantu mengurangi bulu-bulunya yang rontok, sehingga mencegah bola bulu berkembang di saluran pencernaannya.
4.Bersihkan Gigi Kucing secara Rutin
Hampir 70 persen kucing berusia 3 tahun ke atas memiliki tanda-tanda penyakit gigi. Banyak dari kucing tersebut tidak pernah mendapat perawatan gigi di rumah, sehingga kondisi giginya memburuk setiap tahun.
Bila kamu tidak membersihkan gigi kucing dewasa peliharaan secara rutin, plak bisa menumpuk dengan cepat yang menyebabkan bakteri menetap di mulut kucing kamu. Bakteri tersebut tidak tinggal diam, melainkan bisa masuk ke aliran darah melalui mulut kucing dan menyebar ke seluruh tubuhnya. Bakteri tersebut bisa merusak jantung, hati dan ginjal kucing.
Oleh karena itu, kamu dianjurkan untuk menjaga kebersihan gigi kucing dewasa peliharaan dengan cara menggosok giginya secara rutin, memberikan mainan yang baik untuk gigi kucing, dan memeriksakan gigi kucing secara rutin ke dokter hewan.
5.Waspada Penyakit Cacing Jantung
Bila kamu tinggal di area beriklim hangat di mana terdapat banyak nyamuk, kucing dewasa peliharaan kamu mungkin perlu minum obat cacing jantung sepanjang tahun.
Penyakit cacing jantung adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing yang disebut dirofilaria immitis dan disebarkan oleh gigitan nyamuk. Meski lebih sering terjadi pada anjing, namun penelitian terbaru menemukan kasus cacing jantung pada kucing yang jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Sepertiga dari kucing yang terinfeksi adalah kucing yang hanya tinggal di dalam rumah.
Tips Mengelola Kesehatan Mental Kucing Kesayangan
“Mengelola kesehatan mental kucing kesayangan sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisiknya. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu menjaga kesehatan mental kucing. Mulai dari memahami kepribadian mereka, hingga menghindari pemberian hukuman.”
Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan Banyak pemilik kucing yang hanya fokus pada kesehatan fisik hewan kesayangannya saja. Padahal, kesehatan mental kucing juga perlu diperhatikan, lho. Sama halnya seperti manusia, masalah kesehatan mental pada kucing juga bisa berakibat buruk.
Jadi, sebagai pemilik kucing yang bertanggung jawab, kamu perlu mengetahui cara mengelola kesehatan mental kucing dengan baik. Bagaimana caranya? Yuk simak lebih lanjut!
Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan Mental
Menjaga kesehatan mental kucing sama pentingnya dengan memerhatikan asupan makanan, vaksinasi, dan perawatan fisik. Berikut ini tips untuk membuat mental hewan kesayangan kamu selalu terjaga:
- Posisikan Diri sebagai Orangtua
Hal pertama yang perlu dilakukan ketika mengadopsi kucing adalah, posisikan diri kamu sebagai orangtua mereka. Bagai orangtua ke anak, kamu akan memerhatikan semua kebutuhannya, membuatnya nyaman, dan menghujaninya dengan cinta.
Kucing yang merasa dicintai penuh oleh pemiliknya akan merasa nyaman dan aman. Ia jadi merasa seperti punya orangtua yang selalu melindungi dan menyayanginya. Ini akan membuatnya bahagia dan tidak mudah stres.
- Kenali Kepribadian Kucing
Setiap kucing memiliki kepribadian yang berbeda. Ini biasanya menjadi jelas ketika kamu mempelajari pola perilaku mereka. Sangat penting untuk memahami kucing kesayangan kamu dengan baik. Ini dapat membantu mengeratkan koneksi atau ikatan batin yang terjalin antara kamu dan kucing.
Setelah mengetahui kepribadian kucing, kamu mungkin jadi tahu kapan mereka butuh waktu untuk sendiri. Sama halnya seperti manusia, kucing juga bisa merasa ingin sendirian sesekali, dan kembali bersama kamu saat merasa sudah membaik.
- Biarkan Kucing Berburu Sesekali
Meski menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah, kucing pada dasarnya adalah predator alami di alam liar. Jadi, pahamilah bahwa mereka punya kebutuhan untuk berburu dan mengintai mangsa, sebagai naluri dasar mereka.
Biarkanlah kucing berburu sesekali, atau bermain kejar-kejaran. Ini akan membantu menjaga kesehatan mental kucing. Kebosanan bisa menyebabkan masalah perilaku dan berat badan. Jadi, cobalah untuk memperkenalkan aktivitas baru kepada kucing untuk membuatnya aktif.
- Biarkan Kucing Bersosialisasi
Setiap hewan perlu memiliki interaksi sosial di antara jenisnya. Berinteraksi secara sosial dengan kucing lain adalah hal yang perlu dijaga. Namun, kamu juga perlu hati-hati agar kucing tidak jadi terlalu terikat dengan kucing lain.
Sebab, jika ini terjadi, suasana hati kucing akan dipengaruhi oleh kucing lain dan ini bisa merepotkan. Interaksi sosial dengan kucing lain selama seminggu sekali sudah cukup untuk membuat kucing puas secara sosial.
- Hindari Memberi Hukuman
Setiap kucing memiliki perilaku aneh yang terkadang dapat menyebabkan pemiliknya kesal dan frustrasi. Penting untuk mengetahui mengapa kucing melakukan hal-hal tertentu yang menurut kamu aneh.
Ketika kamu menemukan penyebab masalah, atasi masalah dengan tepat dan bijaksana. Penting untuk membuat langkah yang benar saat mendisiplinkan kucing. Menghukum kucing sering kali memiliki efek negatif karena dapat membuat mereka merasa tidak aman dan takut.
Jadi, jangan pernah menghukum kucing tanpa mengetahui penyebab sebenarnya. Ini dapat memperburuk situasi dan seringkali dapat menyebabkan fobia.
Masalah Kesehatan yang Paling Umum Dialami Kucing
“Tidak hanya manusia, kucing juga rentan mengalami banyak masalah kesehatan, terlebih jika kamu tidak merawat dan menjaga kesehatannya dengan baik. Ketahui apa saja masalah kesehatan kucing yang paling umum.”
Ada beberapa masalah kesehatan hewan yang memang rentan menyerang kucing, baik anak kucing maupun kucing dewasa. Biasanya, munculnya penyakit pada kucing terjadi karena berbagai hal, termasuk kondisi kesehatan fisik, usia, makanan yang diberikan hingga kesehatan mentalnya.
Jadi, tidak berbeda dengan berbagai jenis hewan peliharaan lainnya, kucing pun bisa terserang penyakit. Baik penyakit ringan hingga masalah kesehatan yang serius maupun membahayakan nyawa. Lalu, apa saja masalah kesehatan kucing paling umum menyerang? Berikut beberapa di antaranya:
- Diabetes
Ternyata, kucing juga bisa terserang diabetes, lho! Biasanya, ini karena kucing tidak banyak bergerak atau diberi makan karbohidrat. Pasalnya, tidak seperti anjing, kucing sebenarnya tidak membutuhkan asupan karbohidrat. Jadi, sebaiknya kamu tidak memberikan makanan pada kucing seperti makanan yang kamu makan, terutama nasi.
- Kutu
Saat kutu bersarang pada tubuh kucing, kamu akan melihat adanya hewan kecil berwarna coklat tua dengan ukuran yang bervariasi, bisa kecil hingga besar seukuran biji wijen. Sementara telur kutu akan terlihat seperti bintik berwarna kehitaman dan melekat pada bulu kucing yang dekat dengan bagian akarnya.
Sudah pasti, kehadiran kutu akan membuat kucing menjadi tidak nyaman dengan rasa gatal yang muncul. Kulit tubuhnya pun rentan memerah karena efek iritasi, bulu rontok, hingga meningkatkan risiko masalah infeksi kulit. Bahkan, parasit pada kucing satu ini bisa memicu anemia apabila tidak ditangani dengan baik.
- Cacingan
Cacingan pada kucing terjadi karena cacing pita yang hidup dan berkembang biak pada usus kecil kucing. Parasit ini bahkan bisa tumbuh hingga 60 sentimeter. Ketika kucing mengalami cacingan, gejala yang terjadi biasanya muntah, penurunan berat badan secara signifikan, dan terdapat cacing berwarna putih pada kotoran kucing.
- Infeksi Cacing Hati
Infeksi cacing hati terjadi melalui perantara nyamuk yang telah terinfeksi sebelumnya. Cacing hati diketahui menjadi penyebab masalah kesehatan yang terjadi pada kucing, terlebih jenis penyakit yang menyerang paru-paru. Jadi, jika kamu tinggal di kawasan yang rawan nyamuk dan memelihara kucing, selalu jaga kebersihan, dan pastikan rumah bebas nyamuk, ya!
- Feline Immunodeficiency Virus (FIV)
Feline Immunodeficiency Virus atau FIV menjadi jenis infeksi virus yang sangat umum terjadi pada kucing. Bahkan, infeksi satu ini sering kali terlambat penanganan karena tak adanya gejala hingga beberapa tahun kemudian. Meski perkembangannya lambat, FIV bisa mengakibatkan pelemahan pada imunitas kucing.
Alhasil, kucing pun rentan mengalami infeksi sekunder. Selain itu, ada pula infeksi virus Feline Leukemia Virus atau FelV. Tak banyak perbedaannya, jenis infeksi tersebut juga mengakibatkan kekebalan tubuh kucing melemah bahkan kehilangan nyawa.
Menjaga Kesehatan Kucing dengan Baik
Jadi, menjaga kesehatan kucing tentu menjadi hal yang wajib kamu lakukan, cara mudahnya adalah menjaga kebersihan kuku, gigi, mulut, dan bulunya. Pasalnya, bagian tubuh kucing tersebut berperan terhadap kesehatan kucing secara menyeluruh. Rutinlah memandikan kucing, memotong kukunya, dan membersihkan gigi serta telinganya.
Lalu, pastikan pula kucing kesayangan makan dengan teratur, setidaknya sebanyak dua kali dalam sehari. Porsi tersebut cukup untuk takaran kucing dewasa. Tidak kalah pentingnya, pastikan jenis pakan yang kamu berikan telah mencukupi kebutuhan nutrisi yang diterima kucing, baik kucing dewasa maupun anakan. Menjaga Kesehatan Kucing Peliharaan
SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE
Post A Comment:
0 comments: