Pada usia berapa anak perlu diasah kepintarannya? Pertanyaan ini mungkin sering Anda dengar ya, Mam. Atau bahkan Anda sendiri menyimpan pertanyaan yang sama? Satu sisi kita tidak ingin anak matang karena karbitan, atau dipaksa matang dan pintar sebelum waktunya. Tapi di sisi lain, memiliki anak yang pintar dan memahami situasi pastilah impian para orangtua.


Sebenarnya tidak ada usia minimal anak boleh diasah kepintarannya. Justru, stimulasi sejak dini akan membuahkan hasil baik pada masa yang akan datang, terutama ketika anak sudah dewasa. Untuk mengoptimalkan kepintaran anak perlu stimulus yang tepat dan Cara membuat anak pintar, baik itu dari nutrisi yang dikonsumsi Mam selama hamil, makanan anak sehari-hari dan juga stimulasi bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan, salah satunya melalui permainan.

Mengoptimalkan kepintaran sejak dini. 

Apa yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan kepintaran si Kecil ketika dia masih bayi dan tidak bisa diajak berkomunikasi? Mendengarkan musik mungkin bisa membantu, tapi ada yang lebih diperlukan yakni interaksi. Mengajak bayi Mam ngobrol, menyanyi bersama atau membacakan buku akan menstimulus kepintaran linguistiknya, memperbanyak kosa kata dalam memorinya, sehingga ketika dia mulai bisa berbicara dia sudah mengenal banyak kata.

Mam juga bisa berinteraksi dengan si Kecil melalui sentuhan.  Coba pegang jari si kecil dan tunjukkan mainan yang berada di atasnya, selain untuk melatih kepintaran spasial atau visual,  juga melatih motorik Si Kecil. Sentuhkan jari-jarinya dengan objek untuk membedakan permukaan yang lembut atau kasar, ini akan melatih sensor di jarinya yang terhubung langsung ke saraf otak.

Mengoptimalkan kepintaran sesuai dengan usia. 

Yang penting untuk disadari oleh orangtua adalah mengoptimalkan kepintaran anak sesuai dengan usianya melalui kegiatan atau permainan yang memang diperuntukkan untuk usia tersebut. Mainan yang tepat sesuai usia anak akan mengembangkan daya imajinasinya, kemampuan untuk berinteraksi dan melatih cara berfikir untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi.

Anak di usia batita terkadang masih menemukan keasikan dengan mainan ketika dia masih bayi, tapi coba berikan mainan yang lebih menantang misal balok dengan berbagai bentuk dan warna. Di usia ini, anak memiliki kebiasaan untuk menyusun benda yang ditemui sesuai dengan warna atau bentuknya sehingga dia akan belajar tentang bentuk dan juga warna. Konsisten untuk memakai satu bahasa dalam menyebut warna agar anak tidak bingung. Gunakan balok berbahan lunak agar aman digunakan.

Mendekati usia sekolah, perkenalkan mainan yang berbentuk angka atau huruf sehingga ketika dia masuk usia sekolah, dia tidak lagi asing dengan kedua hal tersebut. Agar permainan lebih menarik, pilih mainan berbentuk puzzle atau pop up sehingga anak memiliki rasa penasaran untuk memainkannya. Mam bisa juga menyelingi dengan mendengarkan lagu untuk memperbanyak kosa kata si Kecil di usia ini.

Bagaimana ketika anak sekolah? Anak tetap perlu bermain. Pilih permainan yang berkaitan dengan pelajaran di sekolah untuk mengoptimalkan kepintarannya. Permainan seperti ular tangga atau monopoli bisa dimainkan oleh anak usia ini, mengasah kemampuannya berhitung dan mengasah strateginya juga merupakan salah satu Cara membuat anak pintar. Jika si Kecil menyukai ilmu alam , ajak dia untuk bereksperimen dengan memakai bahan – bahan yang aman. Pilih permainan yang membutuhkan interaksi sehingga anak menjadi lebih aktif.

Permainan yang diberikan sesuai dengan usia anak selain menghibur dan mempererat ikatan batin antara orangtua dan si Kecil juga menstimulus perkembangan otaknya. Yuk Mam, optimalkan otak si kecil melalui permainan yang menyenangkan.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: