Masyarakat modern semakin bergantung dengan internet. Cara dan gaya hidup semua orang telah beralih dari serba manual ke dunia digital. Kehadirannya nyatanya mampu membuat kita menjadi lebih cepat mendapatkan informasi.

Salah satu bentuk baru yang muncul di internet dan mengubah peradaban adalah media sosial. Semua aktivitas dan identitas diri dapat diketahui dengan hanya sekejap mata. Semua informasi seseorang seakan terpusat pada data yang terdapat di media sosial.

Perkembangan sosial media pun seakan mengalami seleksi alam. Ia yang mengert kondisi zaman, ialah yang akan bertahan. Sebaliknya, banyak media sosial yang dulu bergelimang pengguna, kini ditinggalkan.

Apa saja media sosial yang tak dapat bertahan? Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (10/4), berikut brilio.net ulas enam media sosial paling populer yang kini tinggal kenangan.

1. Friendster.


Friendster terkenal sebagai tempat testimoni. Selain itu, keleluasaan penggunanya mengubah tampilan halaman kala itu menjadi hal yang menarik. Media sosial ini ditemukan oleh Jonathan Abram pada tahun 2002. Web tersebut pernah ditawar Google pada 2007 seharga USD 30 juta (setara Rp 424,6 miliar dengan kurs Rp 14,157/dolar).

2. Myspace. 

Media sosial cetusan Chris Dewolfe & Tom Anderson tahun 2003, terkenal sebagai wahana anak band bertukar ide. Sejatinya Media sosial ini masih ada hingga kini, namun hanya dikunjungi 17,93 juta orang saja. Pada 2005 Myspace Rupert Murdoch membelinya dengan harga USD 580 juta (setara Rp 8,2 triliun dengan kurs Rp 14,157/dolar). Tak terlalu lama, ketenaran Myspace digantikan Facebook pada 2008.

3. Multiply. 

Multiply didirikan pada 2004. Media sosial ini bisa dipergunakan untuk berbagi tulisan, foto dan video. Multiply resmi ditutup pada 1 Desember 2012.

4. Yahoo! Messenger. 


Media sosial ini termasuk yang terlaris hingga mencapai ratusan juta pengguna di seluruh dunia. Yahoo! Messenger unggul karena fitur chit chat yaeng mampu mengalahkan pesaingnya mIRC. Medsos ini ditutup pada 2018 setelah bertahan 20 tahun.

5. Path. 

Path yang hits dengan fitur berbagi foto dan pin lokasi ternyata juga tak bisa bertahan. Padahal Path adalah salah satu media populer di kalangan anak muda masa kini. Tokoh Indonesia Abu Rizal Bakrie pun sempat menyuntikkan dana via Bakrie Telecom sebesar USD 25 juta (setara Rp 353,9 miliar dengan kurs Rp 14,157/dolar). Path benar-benar tak dapat diakses pada 15 November, pun layanan customer service-nya juga ditutup.

6. Migme. 


Media sosial milik Steven Goh dan Mei Lin Ng ini memang kurang populer dari pada Friendster dan Path. Namun media jejaring sosial ini terkenal di Bangladesh, Nepal, Indonesia, India, hingga Afrika sebagai wahana cari jodoh. Migme diindikasi bangkrut saat ownernya menyatakan kesulitan dalam hal pendanaan.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: