Salah satu alasan orang memilih terjun ke bisnis startup adalah minimnya modal. Hanya berbekal perangkat komputer dan Internet, bisnis bisa jalan.

Ya, hanya bisa jalan. Kalau mau bisnis startup berlari, tentu butuh modal yang lebih dari sekadar komputer dan Internet. Banyak perusahaan startup alias perusahaan perintis yang bergerak di bidang digital bermula dari proyek kecil-kecilan.

Facebook, misalnya, dibuat di kamar asrama mahasiswa. Tapi kini gedungnya menjulang dan ada di mana-mana. Salah satu faktor perkembangan perusahaan itu adalah modal. Facebook diketahui disuntik modal dari mana-mana.

Sayang, permodalan startup di Indonesia beda dengan perusahaan lain, misalnya usaha kecil-menengah. Pengusaha UKM gampang saja dapat pinjaman dari bank. Tapi pengusaha startup beda.

Soalnya, bisnis perusahaan startup dianggap gak sesuai dengan skema perbankan. Bank umumnya hanya mau menggelontorkan kredit ke nasabah yang dianggap mampu membayar cicilan rutin hingga lunas tepat waktu.

Masalahnya, startup sering gak punya cashflow per bulan. Jadi, mereka susah mencicil tiap bulan. Apalagi kalau baru seumur jagung. Yang ada malah nombok terus.


Tapi bukan berarti modal bikin startup susah dicari. Ada sederet pilihan permodalan yang bisa diambil buat kamu-kamu yang berniat bikin perusahaan startup:

1. Perusahaan modal ventura

Perusahaan yang di dalam negeri punya kelompok bernama Asosiasi Modal Ventura Indonesia ini berfokus pada investasi. Gak seperti bank, umumnya mereka gak mensyaratkan agunan dan cashflow untuk memberi modal.

Jadi, gak ada sistem bayar cicilan per bulan. Tapi nantinya keuntungan usaha kita akan dibagi dengan mereka. Tapi jika kita rugi, mereka ikut rugi. Karena itulah sistemnya investasi. Mirip kayak kita nanam saham di perusahaan.

2. Inkubator atau akselerator

Inkubator dan akselerator mirip-mirip. Bedanya, inkubator menginkubasi startup untuk digodok sampai benar-benar matang baru dikeluarkan. Sedangkan akselerator biasanya hanya melecut startup agar lebih berkembang.

Tapi kedua program ini bisa berjalan berdampingan. Ada sejumlah program yang terkenal, seperti Indigo Incubator dari Telkom serta Skystar Ventures dari Kompas Gramedia Group dan Universitas Multimedia Nusantara.

Jangan cuma update film dong, update info penting lain wajib bro!

3. Crowdfunding

Crowdfunding alias urun dana adalah program dari suatu situs untuk menghimpun dana dari masyarakat buat menjalankan suatu ide. Jam tangan pintar Pebble bisa diproduksi berkat program semacam ini di Kickstarter.com.

Awalnya gagasan tentang jam itu disodorkan di Kickstarter. Lalu, ternyata banyak orang yang tertarik dan mengirim sumbangan untuk mendanai proyek bisnis tersebut.

Akhirnya, Pebble bisa diproduksi. Bahkan sudah ada beberapa versi selain yang digagas di Kickstarter.
Di Indonesia, ada beberapa situs crowdfunding yang bisa dicoba untuk mencari modal startup. Di antaranya Wujudkan.com dan KitaBisa.com.

4. Minta bantuan keluarga

Nah, ini langkah terakhir. Kalau udah mentok, kita bisa saja minta bantuan orang tua. Mungkin ada aset yang bisa dijaminkan ke bank untuk dapat pinjaman modal.

Tapi sebisa mungkin hindari langkah ini. Biar gak ada beban. Syukur-syukur orang tua mau modalin tanpa syarat apa pun. Buat anaknya gitu, loh.

Mau minta bantuan keluarga gak apa-apa sih, tapi jangan maksain ye nanti emak sama babe marah loh!

Dalam soal bisnis startup, yang paling utama pastinya adalah kreatifitas dan manfaat buat penggunanya. Lihat saja Go Jek. Kreatifitas Nadiem Makarim membawa revolusi di dunia perojekan Indonesia sampai timbul gonjang-ganjing.

Itu juga salah satu kunci kesuksesan agar dilirik perusahaan investasi atau pihak lain lalu disuntik modal. Ide startup mestinya unik, beda dengan yang lain, dan tentu saja, bisa mendatangkan keuntungan.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: