Psikolog Elizabeth Santosa memaparkan, ada kaitan antara anak yang bahagia, kecerdasan sosial dan emosional yang dimiliki, serta dampak ketika mereka dewasa.

Anak-anak yang bahagia memiliki kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, serta kemampuan sosial dan kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik.

Semua sifat ini dapat memengaruhi berbagai aspek di masa depan serta keberhasilan pendidikan, kesuksesan karir, dan capaian panting lainnya.


"Kebahagiaan anak antara lain dipengaruhi oleh interaksi sosial positif yang melibatkan anggota keluarga. Karenanya, panting bagi orangtua menghabiskan waktu bersama dengan anak. Dengan menghabiskan waktu bersama, orangtua juga akan semakin mengenal anak dan diri sendiri secara lebih baik," kata Elizabeth dalam acara Nestle LACTOGROW di Jakarta, Kamis (5/10/2017).

"Dengan mengetahui apa yang membuat dirinya bahagia, ayah dan ibu bisa menjadi orangtua yang bahagia, sehingga bisa menularkan kebahagiaanya kepada pasangan dan anak yang pada akhirnya mendukung anak untuk tumbuh dan berkembang dengan lebih optimal dan menjadi anak yang bahagia," sambungnya.

Tidak hanya kegiatan berkualitas yang dilakukan bersama orangtua, saluran pencemaan juga ikut berperan penting dalam mendukung kebahagiaan tumbuh kembang anak yang optimal.

Ahli gizi medik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, DR. Dr. Saptawati Bardosono, MSc. Mengatakan, "Terdapat empat pilar kesehatan yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang dengan bahagia."

Sapta menjelaskan, empat pilar kesehatan tersebut adalah nutrisi lengkap dari makanan dan minuman satiap hari, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin, aktivitas otot yang dapat merangsang emosi dan kognitif anak serta merangsang selara makan, serta tidur yang berkualitas sesuai usia.

"Anak membutuhkan waktu tidur yang lebih lama dari orang dewasa yaitu sekitar 10-12 jam. Mengatasi stress, baik di dalam ataupun di luar rumah. Perasaan tertekan (stres) dapat mengakibatkan gangguan pada pencernaan, hal ini karena terdapat komunikasi dua arah antara otak dan perut," tutup Saptawati.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: