Dalam dunia fashion, musim menjadi sebuah acuan tren paling terkini. Fashionista akan sangat akrab dengan istilah koleksi busana Spring/Summer serta Autumn/Winter. Peragaan mode akbar di seluruh dunia –bahkan termasuk Indonesia yang padahal tidak punya siklus empat musim itu — kerap menggunakan istilah musim sebagai tanda bergantinya tren atau kemunculan koleksi Kaos Distro terkini.
Menariknya, di luar itu, di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, ada sebuah tren mode tersendiri yakni busana muslim. Jelang Hari Raya dan selama bulan Ramadan ini kebutuhan akan busana muslim pasti selalu melonjak. Inilah masa di mana semua perancang busana muslim hingga retail akan kebanjiran order.
Tak ketinggalan Saqina.com, toko busana online yang khusus menawarkan busana muslim. Mohamad Rosihan, Founder dan CEO dari Saqina, mengakui semenjak Ramadan pesanan meningkat tiga hingga empat kali lipat.
Tetapi meski sekarang adalah ‘masa panen’ bagi pedagang busana muslim, termasuk yang bergerak di e-commerce, bukan berarti semua pedagang akan menikmati peningkatan penjualan besar-besaran. Maklum, pengusaha yang terjun di bidang busana muslim –lagi-lagi termasuk yang fokus di online– juga tidak sedikit. Karena itu, untuk bisa sukses di bidang ini, sebuah toko busana muslim online harus punya trik tertentu untuk bisa survive di kerasnya persaingan.
Rosihan menyadari hal ini. Saqina sendiri adalah e-commerce tradisional yang dimulai sejak 2008 dan selama lima tahun ini tumbuh dengan traffic pengunjung yang secara pasti terus meningkat. 30% traffic dihasilkan dari hasil pencarian pada search engine. “Namun yang lebih melegakan, 60% pengunjung kami di-generate dari direct access atau bookmark. Dengan kata lain, sebagian besar pelanggan kami adalah pelanggan loyal.”
Pergerakan e-commerce yang makin dinamis memang menggeser gaya belanja konvensional yang mengharuskan pembeli hadir di toko. Pindahnya toko dalam bentuk fisik ke dalam perangkat canggih seperti tablet dan smart phone, memberikan kemudahan untuk berbelanja kapan saja dan dimana saja.
Tak hanya situs fashion lokal dan internasional yang tumbuh, situs busana muslim pun banyak bermunculan. Hal ini juga diakui Rosihan bahwa kompetitor sesama penjual busana muslim online cukup banyak. Coba saja Anda search di Google dengan keyword utama “busana muslim” atau “baju muslim”, anda akan disuguhkan banyak sekali pilihan.
Nah, untuk bisa bertahan di kerasnya persaingan itu, Saqina punya dua strategi jitu yang membawanya agar mampu menonjol di tengah ribuan situs serupa. Dua strategi itu adalah: kejelian membidik segmen, dan memberikan nilai tambah, yakni pelayanan personal bagi konsumennya.
Sama seperti industri fashion lainnya, busana muslim juga memiliki segmen tertentu seperti anak muda, dewasa muda dan dari kelas sosial tertentu. Keberhasilan membidik segmen menjadi kunci penting suksesnya sebuah e-commerce.
“Saqina memilih segmentasi pelanggan di middle-mid dan middle-to-low. Harga busana muslim kami dari 75.000 rupiah hingga 400.000 rupiah, tapi mayoritas memang di kisaran 100-200 ribu,” ujar Rosihan menjelaskan trik segmen yang mereka bidik.
Harus diakui, saat ini di Indonesia, segmen menengah dan menengah ke bawah memang memang besar dan potensial. Namun sayangnya belum banyak perancang busana muslim lokal yang menyadari besarnya segmen ini sebagai pasar untuk busana muslim ready to wear. Banyak yang masih memilih untuk membidik kelas atas yang justru masih sangat kecil pasarnya meski memiliki daya beli yang sangat tinggi.
“Ingin sekali Saqina bekerjasama dengan desainer lokal yang bisa kerjasama menguatkan pasar busana muslim ready to wear di segment tersebut. Saat ini belum ketemu jodohnya,“ imbuh Rosihan.
Strategi jitu kedua yang diusung Saqina adalah memberi added value tertentu bagi pelanggannya, yakni pelayanan dengan sentuhan personal. Saqina melayani pelanggan dengan cara tidak segan-segan berkomunikasi langsung lewat berbagai channel, seperti melalui telepon, SMS, BB, YM, Email, dan Shopping Cart, bahkan Facebook.
“Prinsip kami tradisional dan sederhana, agar semua pelanggan dari kalangan manapun dapat mengakses Saqina dengan mudah, murah dan cepat. Kami mengutamakan percakapan dengan pelanggan daripada automasi proses order. Saat ini tidak mempunyai mobile commerce,” ungkapnya.
“Pelanggan dari segmen kami sederhana, tidak buru-buru, dan tidak selalu nyaman dengan automasi. Mereka ingin diajak bicara. Mereka inginnya bisa menjangkau saqina.com, seperti mereka masuk toko tradisional, dimana mereka bisa bertanya-tanya dan bercakap-cakap dahulu sebelum membeli,” Rosihan membeberkan strateginya.
Dalam berkomunikasi dengan pelanggan, Rosihan menambahkan, SMS masih menduduki peringkat teratas bagi pelanggan. Lalu melalui Yahoo Messenger, dan kemudian Blackberry Messenger. “Kemudian baru shopping cart. Pola ini sudah berjalan lima tahun, belum berubah hingga saat ini.”
Selain dua strategi utama itu, Saqina juga punya trik lainnya yaitu banjir promosi dan diskon saat Ramadan dan Hari Raya. Kesempatan ini digunakan oleh Saqina dengan secara aktif mendekati pelanggan setia dengan voucher diskon. “Bekerjasama dengan Telkomsel, Saqina bagi-bagi voucher diskon 20% dengan menukar 17 poin dengan cara kirim SMS ke 777 dengan ketik RA6.”
Terakhir, tetapi tidak kalah penting, adalah cara pembayaran yang tepat. Saat ini tak semua orang merasa nyaman belanja online dengan transaksi elektronik, melalui transfer atau penggunaan kartu kredit. Maka situs ini menyediakan pilihan pelayanan dan pembayaran langsung yang memuaskan pelanggan, bisa memberikan pengalaman belanja tersendiri.
Terobosan juga terus dilakukan seiring makin banyaknya pelaku e-commerce di Indonesia. Saqina terus belajar dari e-commerce besar di Indonesia, khususnya dalam hal digital marketing. “Saqina.com sendiri pun akan mulai lebih modern, seperti menggunakan webstore engine lebih baik, terkoneksi ke payment gateway, serta kerjasama dengan delivery service,” ujarnya.
“Bersama Ideosource, venture capital yang telah memasukkan dana investasi ke Saqina terus mendorong kami melakukan perbaikan secara bertahap menjadi e-commerce yang profesional dari segi manajemen, produk hingga infrastruktur,” pungkas Rosihan
Menariknya, di luar itu, di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, ada sebuah tren mode tersendiri yakni busana muslim. Jelang Hari Raya dan selama bulan Ramadan ini kebutuhan akan busana muslim pasti selalu melonjak. Inilah masa di mana semua perancang busana muslim hingga retail akan kebanjiran order.
Tak ketinggalan Saqina.com, toko busana online yang khusus menawarkan busana muslim. Mohamad Rosihan, Founder dan CEO dari Saqina, mengakui semenjak Ramadan pesanan meningkat tiga hingga empat kali lipat.
Tetapi meski sekarang adalah ‘masa panen’ bagi pedagang busana muslim, termasuk yang bergerak di e-commerce, bukan berarti semua pedagang akan menikmati peningkatan penjualan besar-besaran. Maklum, pengusaha yang terjun di bidang busana muslim –lagi-lagi termasuk yang fokus di online– juga tidak sedikit. Karena itu, untuk bisa sukses di bidang ini, sebuah toko busana muslim online harus punya trik tertentu untuk bisa survive di kerasnya persaingan.
Rosihan menyadari hal ini. Saqina sendiri adalah e-commerce tradisional yang dimulai sejak 2008 dan selama lima tahun ini tumbuh dengan traffic pengunjung yang secara pasti terus meningkat. 30% traffic dihasilkan dari hasil pencarian pada search engine. “Namun yang lebih melegakan, 60% pengunjung kami di-generate dari direct access atau bookmark. Dengan kata lain, sebagian besar pelanggan kami adalah pelanggan loyal.”
Pergerakan e-commerce yang makin dinamis memang menggeser gaya belanja konvensional yang mengharuskan pembeli hadir di toko. Pindahnya toko dalam bentuk fisik ke dalam perangkat canggih seperti tablet dan smart phone, memberikan kemudahan untuk berbelanja kapan saja dan dimana saja.
Tak hanya situs fashion lokal dan internasional yang tumbuh, situs busana muslim pun banyak bermunculan. Hal ini juga diakui Rosihan bahwa kompetitor sesama penjual busana muslim online cukup banyak. Coba saja Anda search di Google dengan keyword utama “busana muslim” atau “baju muslim”, anda akan disuguhkan banyak sekali pilihan.
Nah, untuk bisa bertahan di kerasnya persaingan itu, Saqina punya dua strategi jitu yang membawanya agar mampu menonjol di tengah ribuan situs serupa. Dua strategi itu adalah: kejelian membidik segmen, dan memberikan nilai tambah, yakni pelayanan personal bagi konsumennya.
Sama seperti industri fashion lainnya, busana muslim juga memiliki segmen tertentu seperti anak muda, dewasa muda dan dari kelas sosial tertentu. Keberhasilan membidik segmen menjadi kunci penting suksesnya sebuah e-commerce.
“Saqina memilih segmentasi pelanggan di middle-mid dan middle-to-low. Harga busana muslim kami dari 75.000 rupiah hingga 400.000 rupiah, tapi mayoritas memang di kisaran 100-200 ribu,” ujar Rosihan menjelaskan trik segmen yang mereka bidik.
Harus diakui, saat ini di Indonesia, segmen menengah dan menengah ke bawah memang memang besar dan potensial. Namun sayangnya belum banyak perancang busana muslim lokal yang menyadari besarnya segmen ini sebagai pasar untuk busana muslim ready to wear. Banyak yang masih memilih untuk membidik kelas atas yang justru masih sangat kecil pasarnya meski memiliki daya beli yang sangat tinggi.
“Ingin sekali Saqina bekerjasama dengan desainer lokal yang bisa kerjasama menguatkan pasar busana muslim ready to wear di segment tersebut. Saat ini belum ketemu jodohnya,“ imbuh Rosihan.
Strategi jitu kedua yang diusung Saqina adalah memberi added value tertentu bagi pelanggannya, yakni pelayanan dengan sentuhan personal. Saqina melayani pelanggan dengan cara tidak segan-segan berkomunikasi langsung lewat berbagai channel, seperti melalui telepon, SMS, BB, YM, Email, dan Shopping Cart, bahkan Facebook.
“Prinsip kami tradisional dan sederhana, agar semua pelanggan dari kalangan manapun dapat mengakses Saqina dengan mudah, murah dan cepat. Kami mengutamakan percakapan dengan pelanggan daripada automasi proses order. Saat ini tidak mempunyai mobile commerce,” ungkapnya.
“Pelanggan dari segmen kami sederhana, tidak buru-buru, dan tidak selalu nyaman dengan automasi. Mereka ingin diajak bicara. Mereka inginnya bisa menjangkau saqina.com, seperti mereka masuk toko tradisional, dimana mereka bisa bertanya-tanya dan bercakap-cakap dahulu sebelum membeli,” Rosihan membeberkan strateginya.
Dalam berkomunikasi dengan pelanggan, Rosihan menambahkan, SMS masih menduduki peringkat teratas bagi pelanggan. Lalu melalui Yahoo Messenger, dan kemudian Blackberry Messenger. “Kemudian baru shopping cart. Pola ini sudah berjalan lima tahun, belum berubah hingga saat ini.”
Selain dua strategi utama itu, Saqina juga punya trik lainnya yaitu banjir promosi dan diskon saat Ramadan dan Hari Raya. Kesempatan ini digunakan oleh Saqina dengan secara aktif mendekati pelanggan setia dengan voucher diskon. “Bekerjasama dengan Telkomsel, Saqina bagi-bagi voucher diskon 20% dengan menukar 17 poin dengan cara kirim SMS ke 777 dengan ketik RA6.”
Terakhir, tetapi tidak kalah penting, adalah cara pembayaran yang tepat. Saat ini tak semua orang merasa nyaman belanja online dengan transaksi elektronik, melalui transfer atau penggunaan kartu kredit. Maka situs ini menyediakan pilihan pelayanan dan pembayaran langsung yang memuaskan pelanggan, bisa memberikan pengalaman belanja tersendiri.
Terobosan juga terus dilakukan seiring makin banyaknya pelaku e-commerce di Indonesia. Saqina terus belajar dari e-commerce besar di Indonesia, khususnya dalam hal digital marketing. “Saqina.com sendiri pun akan mulai lebih modern, seperti menggunakan webstore engine lebih baik, terkoneksi ke payment gateway, serta kerjasama dengan delivery service,” ujarnya.
“Bersama Ideosource, venture capital yang telah memasukkan dana investasi ke Saqina terus mendorong kami melakukan perbaikan secara bertahap menjadi e-commerce yang profesional dari segi manajemen, produk hingga infrastruktur,” pungkas Rosihan
Post A Comment:
0 comments: