Konten negatif masih terus bermunculan di dunia maya hingga saat ini. Mulai dari pornografi, hoax dan lainnya. Baik di media sosial, pesan instan, internet dan lainnya sering dijumpai konten negatif tersebut. Terlebih memasuki Pilkada di tahun 2018 ini, tentunya konten hoax di jejaring sosial dan internet kerap terjadi.
Sejumlah platform sosial media sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi konten negatif tersebut. Facebok salah satunya. Meningat sejauh ini, Facebook merupakan bagian penting di Indonesia dengan jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai 115 juta. Belum lama ini, Facebook bekerjasama dengan YCAB Foundation dan Do Something Indonesia mengedukasi para pengguna sosial media untuk melahirkan konten positif.
Kegiatan ini ditandai dengan sejumlah edukasi dan pelatihan di kurang lebih 100 Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta yang diikuti oleh sekitar 11 ribu siswa. Disamping itu, diselenggarakan pula kampanye online bertajuk Think Before You Share Campaign Day Out.
“Kami berharap melalui campaign Think Before You Share, Facebook bisa menjadi sosial media yang aman terbebas dari konten negatif. Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi generasi milenial dalam membedakan mana konten positif dan konten negatif,” Clair Deevy, Head of Community Affairs APAC Facebook menjelaskan kepada Technologue.id di bilangan Menteng, Jakarta, Selasa (27/02/2018).
Clair menambahkan peran serta orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam mengedukasi para generasi muda dalam menggunakan Facebook dan Instagram.
“Untuk posting di Facebook perlu komunikasi dua arah antara orang tua dengan murid serta orang tua dan anak. Dengan begitu, para generasi milenial dapat mengenali berita hoax atau konten negatif lainnya, imbuh Clair.
Clair lanjut menambahkan Facebook sendiri sudah memiliki tools dalam platformnya yang dapat memfilter konten negatif.
“Facebook sudah memiliki tools yang dapat mentracking segala konten negatif. Ada teknologi pelacak DNA dan teknologi AI untuk memfilter konten negatif. Kedua ini dapat mendeteksi segala konten negatif dengan mengidentifikasi para pengguna Facebook yang menyebar konten negatif tersebut melalui foto, profil dan lainnya,” tegas Clair.
Menunjukan kepedulian terhadap konten negatif, Facebook bekerjasama dengan sejumlah instansi pemerintah. Facebook juga bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Inisiatif Gerakan Nasional Literasi Digital dalam rangka perayaan bulan internet sehat. Aktifitas ini ditandai dengan menyelenggarakan pelatihan untuk mempromosikan kewarganegaraan digital yang bertanggung jawab diantara institusi pemerintahan.
“Sosial media sangat berpengaruh untuk semua aspek. Dalam penggunaanya sang pengguna harus benar-benar paham dengan segala aturannya. Kalau salah menggunakannya bisa terkena UU ITE. Untuk itu Kominfo bekerjsasama dengan Facebook untuk mengedukasi para pengguna Facebook agar terus memposting konten positif. Baru-baru ini Kominfo dapat penghargaan dari PBB atas 3 program internet sehat,” tutup Donny Budi Utomo selaku perwakilan dari Kominfo.
Sejumlah platform sosial media sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi konten negatif tersebut. Facebok salah satunya. Meningat sejauh ini, Facebook merupakan bagian penting di Indonesia dengan jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai 115 juta. Belum lama ini, Facebook bekerjasama dengan YCAB Foundation dan Do Something Indonesia mengedukasi para pengguna sosial media untuk melahirkan konten positif.
Kegiatan ini ditandai dengan sejumlah edukasi dan pelatihan di kurang lebih 100 Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta yang diikuti oleh sekitar 11 ribu siswa. Disamping itu, diselenggarakan pula kampanye online bertajuk Think Before You Share Campaign Day Out.
“Kami berharap melalui campaign Think Before You Share, Facebook bisa menjadi sosial media yang aman terbebas dari konten negatif. Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi generasi milenial dalam membedakan mana konten positif dan konten negatif,” Clair Deevy, Head of Community Affairs APAC Facebook menjelaskan kepada Technologue.id di bilangan Menteng, Jakarta, Selasa (27/02/2018).
Clair menambahkan peran serta orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam mengedukasi para generasi muda dalam menggunakan Facebook dan Instagram.
“Untuk posting di Facebook perlu komunikasi dua arah antara orang tua dengan murid serta orang tua dan anak. Dengan begitu, para generasi milenial dapat mengenali berita hoax atau konten negatif lainnya, imbuh Clair.
Clair lanjut menambahkan Facebook sendiri sudah memiliki tools dalam platformnya yang dapat memfilter konten negatif.
“Facebook sudah memiliki tools yang dapat mentracking segala konten negatif. Ada teknologi pelacak DNA dan teknologi AI untuk memfilter konten negatif. Kedua ini dapat mendeteksi segala konten negatif dengan mengidentifikasi para pengguna Facebook yang menyebar konten negatif tersebut melalui foto, profil dan lainnya,” tegas Clair.
Menunjukan kepedulian terhadap konten negatif, Facebook bekerjasama dengan sejumlah instansi pemerintah. Facebook juga bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Inisiatif Gerakan Nasional Literasi Digital dalam rangka perayaan bulan internet sehat. Aktifitas ini ditandai dengan menyelenggarakan pelatihan untuk mempromosikan kewarganegaraan digital yang bertanggung jawab diantara institusi pemerintahan.
“Sosial media sangat berpengaruh untuk semua aspek. Dalam penggunaanya sang pengguna harus benar-benar paham dengan segala aturannya. Kalau salah menggunakannya bisa terkena UU ITE. Untuk itu Kominfo bekerjsasama dengan Facebook untuk mengedukasi para pengguna Facebook agar terus memposting konten positif. Baru-baru ini Kominfo dapat penghargaan dari PBB atas 3 program internet sehat,” tutup Donny Budi Utomo selaku perwakilan dari Kominfo.
Post A Comment:
0 comments: